16

60 13 3
                                    

Usapan dan tepukan lembut membuat seokjin terjaga dari tidurnya. Pemuda itu mengerjapkan matanya perlahan ketika seberkas sinar mentari menyambangi indra penglihatannya, dia menggeliat perlahan dan masih merasa enggan untuk terbangun sempurna jika saja tepukan pelan itu tak terus mengusiknya.

"Bangun pemalas, ini sudah siang" Ujar seon ho yang terus menepuk pipi seokjin yang masih terlihat enggan untuk bangun "astaga nak, ayo bangun" Lanjutnya gemas dan menarik kedua lengan seokjin hingga pemuda itu terduduk di ranjang

Seokjin sedikit menggerutu dan membuka matanya lebih lebar lagi sambil menatap sang ayah yang kini sudah duduk di depannya dengan wajah segar dan bau wangi khas sabun mandi.

"Good morning, my little prince" Ucap seon ho sambil tersenyum manis yang justru dibalas kerutan di dahi seokjin, tapi tak lama kerutan itu berganti dengan wajah pias dan panik

"Appa!" Pekik seokjin dan segera turun dari ranjang. Pemuda itu menyibak gorden jendelanya  yang membuat cahaya mentari pagi berlomba lomba menerangi kamarnya "jam berapa sekarang?" Tanya seokjin dengan pandangan nanar menatap ayahnya

"Jam 8, memangnya kenapa? Bukankah ini hari libur, kau tak sekolah bukan"

"Tidak mungkin" Seokjin menggelengkan kepalanya yang justru membuat seon ho semakin terheran melihat tingkah aneh anaknya di pagi hari yang cerah ini.

"Hei, ada apa?" Tanya seon ho sambil menepuk bahu seokjin

"Ayo pergi"

"Ini masih terlalu pagi jika ingin ke pantai"

"Tidak, bukan pergi ke pantai, tapi pergi dari sini. Eomma sudah tahu kalau aku berbohong padanya" Ujar pemuda itu cepat dan sedikit panik "aku yakin jika sebentar lagi eomma pasti akan menemukanku disini. Aku tak ingin pergi bersamanya appa, aku ingin bersamamu"_seokjin segera berlari mendekati lemarinya, mengambil semua pakaian dan barang barang miliknya untuk dimasukkan kedalam tas dengan tergesa-gesa.

"Hei nak, tidak begini caranya seokjin" Seon ho langsung mendekat dan menghentikan seokjin yang sedang memasukkan beberapa pakaian dengan asal kedalam tas

"Tapi appa, eomma akan menemukanku dan membawaku pergi, aku tak ingin dipisahkan lagi denganmu" Keluh seokjin terdengar putus asa dan kembali melanjutkan kegiatannya. Karena demi Tuhan, seokjin tak ingin pergi jauh dari ayahnya

Sedangkan seon ho hanya menghela nafas, tak terlalu terkejut jika kebohongan seokjin akan terbongkar oleh ibunya, tapi kenapa harus saat ini? Kenapa tidak nanti saja saat dia dan seokjin sudah merasa puas?

"Appa, ayo pergi" Rengek seokjin setelah memasukkan barang barang pentingnya kedalam tas dan menarik lengan ayahnya keluar dari kamar

"Nak... "

"Aku akan membantu appa berkemas"

"Seokjin... "

"Pokoknya kita harus pergi hari ini"

Seokjin tetap pada pikirannya, pemuda itu tak mendengarkannya panggilan seon ho dan malah mengambil koper ayahnya dan mulai memasukkan barang barang pria itu kedalam sana

"Kim seokjin!"

Dan ucapan lugas yang keluar dari bibir seon ho membuat seokjin berhenti. Pemuda itu menatap wajah tegas ayahnya dengan mata memerah.

"Aku tak akan pergi! Kita tak akan pergi kemanapun!"

"Apa maksudmu!? Kau ingin aku di bawa eomma dan tak pernah bertemu denganmu lagi!?" Tanya seokjin marah sambil menuding wajah ayahnya dengan jari telunjuknya

"Dan kau kira dengan kita pergi yoona tak akan pernah menemukanmu!?"

"TIDAK! EOMMA TIDAK AKAN PERNAH MENEMUKANKU JIKA KAU MAU MELAKUKAN SESUATU!" Nafas seokjin memburu dengan tangan yang mengepal erat "kau seorang ayah, dan anakmu sedang meminta perlindungan padamu appa. Tolong bawa aku pergi, atau aku tak akan pernah bisa melihatmu lagi setelah ini"

Paper HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang