2. Pelayan Pribadi

3.4K 176 19
                                    

Erin terkejut saat dirinya mengerang karena Leonard mengecup dan menggigit pelan lehernya. Leonard tampaknya merasa sangat senang dengan respons yang ditunjukkan oleh tubuh Erin. Dengan mudah Leonard pun bisa menyimpulkan jika Erin adalah gadis yang polos. Ia belum tersentuh dan memiliki pengalaman apa pun mengenai hal ini. Hal itu semakin membuat Leonard bersemangat untuk memberikan pengalam menarik dari sebuah permainan yang disebut dengan gairah.

"Sepertinya kita cukup cocok," bisik Leonard lalu meniup daun teliga Erin yang ternyata cukup sensitif.

Sayangnya saat Leonard akan melanjutkan kegiatan yang menyenangkan tersebut, sebab sebuah ketukan pintu membuat gerakan Leonard tertahan. Meskipun begitu, Leonard sama sekali tidak bergerak dari posisinya. Ia menoleh melihat pintu kamarnya yang tertutup dan bertanya dengan nada jengkel, "Apa?!"

"Maafkan saya karena mengganggu waktu istirahat Anda, Tuan Muda. Tapi saya datang untuk memberi kabar bahwa Tuan Besar dan Nyonya Besar sudah kembali. Secara khusus Tuan Besar meminta Anda untuk menemuinya di ruang kerja," sahut Gilbert membuat Leonad mendengkus.

"Aku akan pergi sendiri. Kau bisa pergi lebih dulu," balas Leonard dengan nada biasa. Tentu saja Gilbert segera pergi sesuai dengan apa yang diminta oleh Leonard tersebut.

Seketika Leonard pun mengubah posisinya menjadi duduk dan melepaskan Erin. Tentu saja Erin segera merapikan pakaian dan rambutnya lalu berkata, "Tu, Tuan Muda, saya mohon undur diri."

Leonard tidak mengatakan apa pun, tetapi Erin sudah lebih dulu pergi berlari dengan tubuh yang sedikit bergetar. Hal itu membuat Leonard yang melihatnya tersenyum tipis. Sungguh, meskipun baru sejenak berinteraksi dengan Erin, tetapi dirinya sudah cukup terhibur. Sepertinya untuk kemudian hari, Leonard akan mencari gadis pelayan itu untuk kembali bermain dan bersenang-senang. Tentu saja kali itu tidak akan berhenti seperti ini, Leonard akan memastikan bahwa acara bersenang-senang tersebut berakhir dengan benar.

Leonard melepaskan pakaian yang ia kenakan dan menggantinya dengan kaos yang lebih nyaman. Lalu tanpa banyak kata, dirinya pun melangkah menuju ruang kerja sang ayah sembari bersiul. Meskipun bertemu dengan sang ayah tidak pernah terasa menyenangkan, suasana hati Leonard saat ini agaknya cukup baik. Hingga Leonard yang menyadari hal itu pun bergumam, "Gadis itu benar-benar menarik."

Sementara itu, gadis yang tengah dibicarakan dan pikirkan oleh Leonard saat ini tampak kembali ke dapur. Tentu saja kedatangan Erin disambut oleh para pelayan senior. Mereka yang kebanyakan adalah wanita muda yang belum bersuami, terlihat bersemangat. Mereka terlihat berebut untuk bertanya mengenai Leonard, dan apa yang terjadi hingga Erin tidak kembali dengna cepat.

Erin tampak gelisah dan dirinya pun hanya bisa menjawab dengan suara bergetar, "Ti, Tidak ada yang terjadi. Tuan Muda hanya meminta bantuan sedikit mengenai tata letak barang di dalam kamarnya."

Para pelayan yang mendengar hal itu pun terlihat percaya dengan apa yang sudah dikatakan oleh Erin. Lalu melanjutkan aksinya untuk mengorek informasi mengenai Leonard, sang tuan muda yang baru saja kembali dan dilayani oleh Erin beberapa saat yang lalu. Erin hanya menjawab sekenanya, karena ia sendiri memang tidak mengenal Leonard dengan baik. Bahkan kesan pertama Erin terhadapnya benar-benar buruk.

Mungkin, para pelayan yang lain tidak menyadari ada yang salah dengan tingkah Erin. Namun hal itu berbeda dengan Julia, yang sebenarnya agak tidak suka dengan Erin. Julia tidak suka dengan Erin yang memang menjadi primadona di antara para pelayan pria karena parasnya yang manis dan tubuhnya yang molek. Karena terlalu sering mengamatinya, Julia pun terbilang mengenal betul bagaimana Erin.

Sekilas, Julia juga melihat bercak kemerahan pada leher Erin yang terlihat ketika kerah seragam pelayannya berpindah posisi karena gerakannya. Bercak kemerahan itu sangat Julia kenali. Sebab itu adalah tanda yang selalu Julia dapatkan setelah bersenang-senang dengan seorang pria selama satu malam. Julia pun menyeringai. Kini, Julia memiliki seorang target baru untuk ia goda.

Julia pun berbalik pergi sembari bergumam, "Pakaian dalam seperti apa yang harus kukenakan nanti malam ya?"








***






Leonard menghela napas kesal. Ia sebenarnya merasa sangat lelah dan ingin tidur. Namun, perjalanan panjang yang ia tempuh menggunakan pesawat, memberikan efek samping yang cukup mengganggu, hingga dirinya tidak bisa beristirahat sesuai dengan keinginannya. Hal itu diperparah dengan bayangan wajah manis dan polos milik Erin. Situasi itu sedikit banyak membuat Leonard merasa frustasi sendiri. Mengingat dirinya memang belum pernah merasakan hal tersebut.

"Apa aku panggil saja?" tanya Leonard sembari mengubah posisinya menjadi duduk di tengah ranjang. Terlihat jika Leonard hanya mengenakan celana tidurnya, sementara bagian atasnya bebas tanpa sehelai benang pun.

Di tengah usaha Leonard untuk mempertimbangkan memanggil Erin ke kamarnya atau tidak, Leonard pun mendengar suara ketukan pintu. Jelas ia mengernyitkan keningnya dan bertanya, "Siapa."

Hening sesaat sebelum sebuah suara menyahut, "Saya Julia. Saya datang untuk memberikan pelayanan malam untuk Tuan Muda."

Leonard mendengkus. Ia pun meraih jubah tidurnya. Lalu mengikat talinya dengan longgar, membuat dada dan perut bidangnya masih terlihat dengan menggoda. Leonard bergegas menuju pintu kamarnya dan membukanya dengan kasar. Terlihatlah Julia yang mengenakan gaun tidur yang cukup tipis menerawang dan sebuah kain yang turun dari bahunya. Tampak menggoda bagi seorang pria, kecuali Leonard tentunya.

Julia tampak tersenyum malu-malu ketika dirinya merasa tengah diperhatikan oleh Leonard, tetapi Leonard malah berkata, "Betapa menjijikannya."

Sontak saja Julia memasang ekspresi yang sangat terkejut. Sebenarnya Julia datang ke sini setelah dirinya membaca perlakuan Leonard pada Erin yang hingga meninggalkan jejak merah pada leher Erin. Julia berpikir jika Leonard senang bermain dengan wanita. Karena itulah, ia yang memiliki pengalaman dalam hal ini berencana untuk menggodanya. Tentu saja Julia berniat untuk memanfaatkan hal tersebut untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Leonard pun menarik tangan Julia dengan kasar lalu berteriak, "Gilbert! Gilbert! Kumpulkan semua pelayan!"

Tentu saja Gilbert yang mendengar teriakan Leonard yang menggelegar di dalam kediaman mewah yang hening tersebut segera bangun dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Leonar. Mereka semua dikumpulkan di depan pintu masuk mansion yang memang berupa aula. Leonard berdiri di anak tangga yang menuju lantai dua lalu menghempaskan Julia dengan kasar. Leonard menatapnya dengan dingin.

"Semuanya lihat baik-baik. Aku sama sekali tidak senang dengan tingkah menjijikan seperti ini. Jadi, jangan berpikir untuk bertingkah di luar perintahku," ucap Leonard lalu memberikan isyarat pada Gilbert.

Tentu saja Gilbert segera memberikan perintah pada penjaga keamanan untuk membawa pergi Julia yang segera menangis dan memohon untuk dimaafkan. Sayangnya permohonan Julia tersebut percuma. Sebab riwayatnya benar-benar habis. Sungguh, Gilbert merasa sangat bersyukur karena situasi ini terjadi saat tuan besarnya tidak ada di sini. Sebab sang tuan besar kembali pergi setelah singgah beberapa saat.

Jika tuan besarnya ada, jelas situasi tidak akan berhenti di sini saja. Leonard bisa dianggap cukup bijak dalam mengambil tindakan. Kini, Gilbert hanya perlu mengurus Julia nanti, sebab sekarang sepertinya Leonard akan memberikan perintah lanjutan. Leonard saat ini memang mengedarkan pandangannya dan menatap para pelayan yang tampaknya terbangun dengan tiba-tiba.

Mereka bahkan berkumpul masih mengenakan pakaian tidur yang bermacam-macam. Di tengah mereka semua, Leonard bisa dengan mudah menemukan keberadaan Erin yang mungil. Erin tampak mengenakan gaun tidur manis yang membuatnya terlihat seperti remaja yang baru saja beranjak dewasa. Leonard pun mengalihkan pandangannya pada Gilbert dan berkata, "Aku tidak senang ada pelayan yang mendekat secara sembarangan padaku."

"Apa Tuan Muda membutuhkan pelayan pribadi? Jika iya, esok saya akan membawa beberapa pelayan terbaik untuk Anda pilih," ucap Gilbert.

Leonard menggeleng. "Tidak perlu. Aku sudah memikirkan seseorang yang akan kujadikan pelayan sekaligus orang kepercayaanku," balas Leonard lalu kembali mengalihkan pandangannya pada Erin yang masih menunduk.

Leonard menyeringai lalu berkata, "Erin, angkat wajahmu. Mulai malam ini, kau akan menjadi pelayan pribadiku."





.

.

.

Lanjot?

Terlibat Gairah Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang