12. Pelayanan Malam

3.2K 106 2
                                    

"Astaga!" seru Erin terkejut karena seseorang melemparkan nampan alumunium tepat di depan dirinya yang sebelumnya tengah terkantuk-kantuk.

Erin mengusap kedua matanya, dan membuat seseorang itu mendengkus. Ternyata itu adalah pelayan senior, yang tak lain adalah Willy. Dia adalah rekan dari Julia yang sudah diusir dari kediaman atas perintah dari Leonard. Sama seperti Julia, Willy juga tidak senang dengan Erin yang menurutnya berpura-pura polos, tetapi banyak disukai oleh orang. Karena kini Julia tidak ada, maka tinggal Willy yang selalu mengganggu Erin.

"Apa karena kau sudah menjadi pelayan pribadi dari tuan muda, kau pikir bisa bermalas-malasan?" tanya Willy tajam.

Sebab sejak tadi, dirinya sudah mengamati Erin. Di luar tugasnya untuk terus mendampingi dan melayani Leonard ketika sang tuan muda ada di kediaman, maka Erin akan mengambil tugas lain. Sebab jelas dirinya membutuhkan uang yang bisa ia dapatkan dengan membantu tugas pelayan lain, di luar tugas utama dirinya. Saat ini, Erin memang tengah membantu di dapur, tetapi rasa kantuk membuat Erin tidak bisa fokus.

Tadi malam, ada ronde kedua yang tidak terduga. Di mana Leonard kembali menyenangnya hingga pagi menjelang. Membuat Erin merasa lelah dan mengantuk. Sayangnya, tugasnya sebagai seorang pelayan sama sekali tidak bisa ditunda. Karena itulah, Erin harus memaksakan diri. Ia bangun pagi seperti biasanya dan menjalankan semua tugasnya tanpa mengeluh. Walaupun pada akhirnya ia terkantuk-kantuk dan tertangkap basah oleh Willy.

"Senior Willy, aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku akan mengerjakannya dengan benar," ucap Erin lalu berniat untuk kembali fokus mengupas kentang. Masih ada dua keranjang penuh kentang yang harus ia kupas, jadi Erin berniat untuk bergegas mengerjakannya.

Namun, Willy berkata, "Jika aku melihatmu kembali lalai, aku akan memotong upahmu."

Erin tahu jika Willy tidak main-main. Ia pasti akan melakukannya, jika Erin tertangkap tangan terkantuk-kantuk lagi. Alih-alih protes atau meminta negosiasi, Erin berpikir untuk memastikan dirinya terjaga sepenuhnya. Karena itulah, Erin berniat untuk pergi dan membasuh wajahnya agar bisa lebih segar serta fokus. Namun, sebelum itu terjadi, Gilbert sudah lebih dulu muncul. Lalu dirinya memanggil Erin.

Erin yang mendapatkan panggilan dari kepalayan tentu saja segera pergi, sebab Willy sendiri tidak mungkin mencegah kepergiannya. Sebab perintah dari Gilbert adalah prioritas bagi mereka, karena posisinya yang paling tinggi di antara para pelayan. Sembari mengejar langkah sang kepala pelayan, Erin pun merapikan pakaian yang ia kenakan. Memastikan bahwa dirinya tetap rapi, demi menunjukkan sikap profesional dirinya.

Tak membutuhkan waktu lama, mereka pun tiba di area sebuah taman yang bisa mereka gunakan untuk berbincang dengan nyaman. Tanpa takut pembicaraan mereka akn didengar oleh orang lain. Secara tiba-tiba Gilbert pun memberikan sesuatu pada Erin yang tentu saja segera menerimanya. Erin mengamati tabung berisi pil obat yang tidak ia kenali tersebut. Berharap jika dirinya bisa menemukan tulisan yang membuat dirinya tahu obat apakah itu.

Namun, Gilbert segera berkata, "Itu obat kontrasepsi. Bukankah Tuan Leonard tidak pernah menggunakan kontrasepsi saat kalian berhubungan? Maka sebagai gantinya, kau yang harus meminum obat tersebut dengan rutin."

Erin yang medengarnya terkejut. Sebab ia tidak menyangka Gilbert tahu bahwa Erin memberikan pelayanan malam pada Leonard. Padahal, mereka sudah melakukannya dengan diam-diam. Erin juga selalu memastikan bahwa dirinya ke luar masuk kamar Leonard tanpa tertangkap mata siapa pun. Namun, ternyata sang kepala pelayan sudah mengetahuinya.

"Sejak kapan?" tanya Erin terlihat gelisah.

"Aku sudah bekerja lama di sini, Erin. Bahkan saat ibumu masih hidup. Secara turun temurun, keluargaku mengabdi pada keluarga Lucien ini. Jadi, kami sangat mengenal kediaman ini dengan sangat baik. Bukan hal yang sulit bagiku mengetahui bahwa kau memberikan pelayanan malam bagi Tuan Muda. Namun, itu bukan masalah, Erin. Kau bisa melakukannya jika memang itu perlu dan memang diinginkan oleh Tuan Muda," ucap Gilbert dengan tenang.

Erin sendiri terlihat menunduk. Gilbert yang melihatnya pun menghela napas. "Erin, kau sudah seperti putriku sendiri. Aku ingin, kau tidak sampai terikat lebih jauh dengan rumah ini. Bukankah kau akan segera menginjak usia dua puluh tiga tahun? Kau Ini adalah waktu yang sangat kau tunggu, demi terlepas dari semua masa sulit. Jadi, aku harap kau tidak melakukan kesalahan," tambah Gilbert.

Kesalahan yang Gilbert maksud, adalah mengandung. Erin memahami hal tersebut. Sebab jika sampai dirinya mengandung anak Leonard, maka harapan Erin untuk hidup bebas dan mandiri akan terpupus. Bisa saja, Erin terlibat dan tertarik arus kehidupan para bangsawan yang rumit sekaligus berbahaya. Erin pun menggenggam obat itu dengan erat. Lalu berkata, "Aku mengerti."

"Kau anak yang cerdas, Erin. Kuharap kau berhati-hati," ucap Gilbert sekali lagi.

Berharap jika Erin tidak melakukan kesalahan yang pada akhirnya merugikan dirinya sendiri. Gilbert dengan tulus, mengharapkan kebahagiaan bagi Erin. Sebab dulu, Gilbert sudah melihat bagaimana Emilia hidup dengan menderita dan terjebak hingga kematiannya di mansion ini. Maka Gilbert dengan tulus, berharap jika Erin bisa bebas dan menjalani kehidupannya yang normal di luar sana. Seperti apa yang Emilia harapkan.









***








"Ah, Tuan," erang Willy merasa puas saat dirinya sama-sama berhasil mendapatkan pelepasan bersama dengan Jared.

Atas izin ayahnya, Jared memang sudah bisa kembali masuk ke dalam mansion. Jared sendiri sama sekali tidak membuang waktu untuk bersenang-senang. Menggoda pelayan adalah salah satu cara bagi Jared untuk mencari kesenangan. Sebenarnya, Jared ingin bersenang-senang di atas ranjang dengan Erin. Hanya saja, Jared sejak dulu tidak bisa melakukannya. Karena menurutnya Erin terlalu jual mahal, hingga Jared berpikir untuk membuat Erin naik ke atas ranjangnya dengan keinginannya sendiri.

Hanya saja, sekarang Jared berpikir jika hal itu akan semakin sulit untuk terjadi. Mengingat selain semua godaannya tidak berhasil untuk Erin, saat ini pengawasan Leonard menempel erat pada Erin yang berstatus sebagai pelayan pribadinya. Jared tahu sifat Leonard. Ia pasti tidak akan membiarkan hal yang sudah ia klaim sebagai miliknya disentuh atau diganggu oleh orang lain. Namun, hal itu malah semakin membuat Jared bersemangat untuk mendapatkan Erin.

Jared pun segera menarik diri setelah mendapatkan pelepasannya, dan membuang kondom bekas pakainnya sebelum mengenakan pakaiannya. Willy sendiri terlihat ingin lebih lama menghabiskan waktu dengan Jared. Namun, Willy menahan diri. Sebab ia tidak boleh sampai membuat Jared merasa kesal, dan malah mendatangkan kerugian terhadap dirinya sendiri. Jadi, ia juga bangkit dari posisinya dan mengenakan pakaian dalamnya.

Saat itulah, Jared bertanya, "Apa ada informasi baru mengenai Bajingan itu?"

Willy tahu, siapa yang disebut Jared sebagai bajingan. Orang itu jelas adalah Leonard. Karena itulah, Willy segera menjawab, "Entah ini berguna atau tidak, tapi saya tau jika Erin memberikan pelayanan malam pada Tuan Leonard."

Mendengar hal itu, seketika wajah Jared menegang. Tentu saja kesal karena wanita incarannya sudah lebih dulu disentuh oleh pria lain. Jika tahu seperti ini, dari dulu Jared akan menjadikan Erin sebagai pelayan pribadinya dan meminta pelayanan malam darinya. Namun, Jared tidak bisa menyesali masa lalu. Ia pun menyeringai, saat menyadari keuntungan dan peluang yang muncul pada situasi ini.

"Bagus, ini bonusmu," ucap Jared lalu memberikan sejumlah uang pada Willy dari dompetnya. Setelah itu, Jared pun meninggakan kamar tersebut dan bersiul. Tampaknya, Jared berada dalam suasana hati yang sangat baik setelah mendengar informasi yang dibawa oleh Willy.

Sorot mata Jared tampak mengerikan, saat ia beribisik, "Datanglah ke atas ranjangku, Erin. Akan kubuat kau lebih puas dibandingkan saat melayani Leonard."

Terlibat Gairah Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang