3. Penyelamat

2.6K 174 5
                                    

Erin tampak gelisah saat dirinya menata rambutnya menjadi dicepol rapi lalu ia tahan dengan sebuah jepit yang memang menjadi set seragam pelayan wanita. Saat ini memang sudah tengah malam, dan sudah waktunya untuk istirahat. Namun, kini Erin sudah ditunjuk sebagai pelayan pribadi. Itu artinya Erin memang harus siap siap untuk melayani Leonard kapan pun. Kebetulan Leonard sudah meminta es batu dan minuman keras, karena itulah Erin harus bergegas berganti pakaian dan mengantarkannya ke kamar Leonard.

Erin pun bergegas untuk meninggalkan kamarnya dan beranjak menuju dapur terlebih dahulu untuk membawa nampan berisi es batu, gelas kristal, dan minuman keras. Untungnya Gilbert sudah lebih dulu menyiapkannya, hingga Erin tidak perlu menghabiskan waktu lebih lama untuk segera menuju kamar sang tuan muda. Erin tentu saja pergi dengan diikuti oleh Gilbert, sebab Gilbert paham betul jika Erin akan membutuhkan bantuan untuk mengetuk pintu dan membukakannya.

Saat mereka tiba di depan pintu, Gilbert segera mengetuk pintu dan berkata, "Tuan, kami membawa apa yang Anda minta."

"Aku hanya memerlukan Erin. Kau bisa kembali, Gilbert," sahut Leonard membuat Erin seketika memasang ekspresi yang sangat gugup dan tegang.

Sementara Gilbert yang mendengar hal itu pun menatap Erin pun menghela napas dan berkata, "Kerjakan tugasmu dengan baik. Sebisa mungkin hindari melakukan kesalahan yang bisa membuat Tuan Muda bertambah kesal. Hati-hati, saat ini ia sangat sensitif."

"Baik, Kepala Pelayan," ucap Erin lalu masuk ke dalam kamar Leonard saat Gilbert membukakan pintu. Gilbert tentu saja segera menutup pintu begitu Erin sudah sepenuhnya masuk ke dalam kamar.

Erin tentu saja segera melangkah menuju meja di mana Leonard sudah duduk menunggu kedatangannya. Leonard tampak sangat kesal saat dirinya menyadari bahwa Erin datang dengan seragam pelayannya, alih-alih mengenakan gaun tidur manisnya. Padahal, Leonard ingin melihat Erin lebih lama mengenakan gaun tidur itu. Erin tidak menyadari kekesalan tersebut dan bertanya, "Ada yang perlu saya lakukan lagi, Tuan?"

"Siapkan minumannya," jawab Leonard lalu mengalihkan pandangannya sesaat untuk memeriksa ponselnya.

Erin dengan hati-hati mengisi gelas kristal dengan beberapa balok es dan menuangkan cairan keemasan untuk mengisinya. Saat itulah Leonard berkata, "Untuk selanjutnya, ketika malam tiba, kau tidak perlu menggunakan seragam pelayanmu lagi. Aku ingin melihatmu mengenakan gaun tidur ketika malam hari."

Mendengar hal itu, Erin pun segera menjawab, "Saya akan mengingatnya, Tuan."

Leonard mengernyitkan keningnya. Ia pikir, sauna hatinya akan membaik ketika dirinya berinteraksi dengan pelayan satu ini lagi. Namun, ternyata Leonard malah semakin kesal. Sebab dirinya merasa jika Erin sangat menjaga batasan dengannya. Berbeda dengan pelayan sebelumnya yang dengan tidak tahu diri berusaha untuk merayunya.

Pada akhirnya Leonard mengambil gelas kristalnya dan berkata, "Pergilah. Aku tidak ingin melihatmu."

Erin tentu saja tidak merasa keberatan saat diperintahkan untuk pergi dari sana. Ia malah segera memberikan hormat dan berkata, "Kalau begitu saja akan undur diri, Tuan. Anda bisa memanggil saya lagi, jika sewaktu-waktu membutuhkan bantuan saya."

Namun, Leonard segera menegaskan, "Tidak. Kau bisa berganti pakaian dan tidur. Kau hanya perlu datang di pagi hari."









***








Setelah sarapan, kini Leonard berada di ruang kerja yang sebelumnya ia gunakan sebagai ruang belajarnya. Tidak terlihat Erin di sana, karena Leonard memerintahkan Erin untuk membuat sebuah camilan. Sementara Leonard yang memang sudah menyelesaikan pendidikan S2-nya itu berniat untuk mengulas beberapa laporan keuangan perusahaan sebelum secara resmi untuk mengambil alihnya. Namun, sepertinya ada yang lebih menarik untuk diperhatikan oleh Leonard. Hal itu membuatnya menatap Gilbert yang memang berada di ruangan kerja tersebut.

Sebenarnya selain kepala pelayan, Gilbert adalah seorang keturunan ajudan yang melayani kepala keluarga Lucien ini. Namun, semenjak Otto, ayah Leonard menjadi kepala keluarga, Gilbert tidak pernah dilibatkan dalam urusan perusahaan atau semacamnya. Hingga dirinya secara alami hanya memegang tugas dan status sebagai seorang kepala pelayan di kediaman mereka. Namun, Leonard tahu jika kemampuan Gilbert sama sekali tidak berkurang.

"Aku ingin meminta bantuanmu," ucap Leonard.

"Saya siap melayani, Tuan Muda," jawab Gilbert dengan sopan.

"Bawakan aku data mengenai Erin." Leonard bisa melihat jika Gilbert bisa mengendalikan ekspresinya dengan baik. Walaupun Leonard tahu betul jika apa yang ia minta ini terlalu mengejutkan untuk bisa ditanggapi dengan sangat tenang seperti itu.

"Saya akan kembali dalam lima menit dengan membawa apa yang Anda minta tersebut," ucap Gilbert pada akhirnya memilih untuk melaksanakan perintah Leonard tersebut tanpa bertanya apa pun. Sebab secara garis besar itu memang sudah menjadi peraturan bagi seorang pelayan untuk tidak mempertanyakan apa yang diperintahkan oleh sang tuan.

Tentu saja Leonard membiarkan Gilbert pergi, dan dirinya pun mengisi waktu menunggunya tersebut dengan mengerjakan pekerjaannya dengan begitu fokus. Hingga saat Gilbert kembali dengan data diri Erin, Leonard pun sudah menyelesaikan beberapa pekerjaannya dengan begitu terampil. Leonard menerima data Erin tersebut sembari berkata, "Kau tau bukan, hal ini tidak boleh sampai diketahui oleh ayahku."

"Saya tidak akan melaporkan apa pun, Tuan. Termasuk kejadian tadi malam," jawab Gilbert tegas membuat Leonard tersenyum tipis.

"Ternyata sekarang kau sudah menetapkan kepada siapa kau berpihak," ucap Leonard saat menyadari sikap Gilbert tersebut.

Gilbert sendiri tidak mengatakan apa pun. Sebab ia tahu, bahwa tuan muda yang ia layani ini sangat cerdas dan tidak perlu mendapatkan jawaban apa pun darinya. Di tengah itu, Leonard pun segera membaca data diri dari Erin. Ia pun bergumam, "Erin Marcia? Nama yang manis, cocok untuknya."

Lalu Leonard melanjutkan membaca data diri Erin dari dan menemukan banyak hal yang mengejutkan dan sungguh menarik. "Dia ternyata anak dari salah satu pengasuhku?" tanya Leonard.

"Benar, Tuan Muda. Dia adalah putri dari Emilia. Salah satu pengasuh yang pernah mengasuh Tuan Muda ketika masih muda kala itu," jawab Gilbert membenarkan.

Leonard pun meletakkan data itu di atas meja kerjanya dan mengetuk-ngetuknya dengan pelan. "Sungguh mengejutkan. Hal yang paling mengejutkan adalah fakta bahwa ia ternyata masih belum memiliki identitas yang diakui oleh negara, karena ternyata ayahnya adalah imigran gelap?" tanya Leonard lagi.

"Benar, Tuan. Karena itulah, ia masih tinggal di mansion ini sebagai seorang pelayan," jawab Gilbert membuat Leonard mengernyitkan keningnya.

Leonard pun bergegas untuk membuka lembar kertas tersebut untuk menemukan kertas lain yang ternyata menunjukkan info tambahan. Hal tersebut tak lain adalah perjanjian yang dibuat oleh pihak ibu Erin yang sudah meninggal, dengan Otto—ayah Leonard. "Wah, ternyata rubah tua itu sangat licik. Dia juga memanfaatkannya?" gumam Leonard tampak memasang ekspresi tidak senang.

Namun, sedetik kemudian ekspresi tersebutberubah. Leonard menyeringai dan bersiul. Leonard memejamkan matanya danbergumam, "Kalau begitu, aku pun akan memanfaatkan situasi ini. Aku akan datangmenjadi penyelamat bagi gadis manis itu."





.

.

.

Jangan lupa voment nya ya biar bisa lanjot teruss

Terlibat Gairah Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang