9. Memanfaatkan

1.7K 128 4
                                    

Hari-hari berlalu, tetapi hubungan Jared dan Leonard masih saja memanas. Keduanya selalu bertengkar atau berdebat sengit ketika mereka berpapasang di mansion yang mereka tinggali. Sepertinya situasi tersebut akan terus berlanjut, hingga Otto dan Hilde yang tak lain adalah tuan serta nyonya besar kediaman tersebut kembali. Keduanya memang tengah berada di luar kota sebagai salah satu kegiatan yang berkaitan dengan bisnis keluarga.

Selain bekerja di kantor, Leonard memang lebih senang menghabiskan waktunya di rumah. Terlebih, sebenarnya ini adalah waktu-waktu yang sangat riskan baginya. Ia akan segera menerima gelar sebagai pemimpin keluarga, karena itulah ia harus berhati-hati. Jangan sampai melakukan kesalahan yang mungkin saja membuat proses suksesi menjadi terkendala. Sementara Jared yang biasanya bersenang-senang di luar pun, sekarang lebih sering menghabiskan waktu di rumah.

Hal itu membuat frekuensi pertemuan keduanya semakin meningkat, dan pertengkaran keduanya juga semakin sering saja. Namun, sepertinya Jared sama sekali tidak merasa terganggu dengan pertengkaran tersebut. Toh setidaknya saat dirinya berada di mansion, ia bisa menggoda Erin dengan berbagai tingkahnya yang kurang ajar. Seperti saat ini, di mana Jared meremas bokong Erin hingga Erin yang tengah membawakan nampan berisi set teh menjatuhkannya begitu saja.

Tentu saja set teh dari porselen mewah tersebut jatuh dan pecah begitu saja. Suaranya bahkan terdengar hingga ke sepenjuru mansion. Membuat Erin seketika panik. Selain karena perlakuan yang diberikan oleh Jared, Erin juga cemas karena set cangkir yang pecah tersebut sangat mahal. Selama ini ia bekerja tanpa digaji, dan hanya mendapatkan makanan serta tempat tinggal sebagai gantinya. Bagaimana caranya ia menggantik kerugian ini.

"Ba, Bagaimana ini?" tanya Erin sembari berlutut dan mencoba untuk merapikan kekacauan tersebut.

Jared sendiri mengernyitkan keningnya. Jengkel karena kini Erin malah mengabaikannya. Jared mengulurkan tangannya dan mencengkram bahu Erin dengan kuat. Membuat Erin tersadar dengan apa yang sudah sebelumnya terjadi. Lalu secara refleks menepis kasar tangan Jared dan memasang ekspresi jijiknya. Jared yang menyadari hal itu pun tak terima.

"Apa-apaan dengan ekspresimu itu, Erin? Apa kau meremehkanku?!" tanya Jared dengan nada tinggi.

"Kau memang patut untuk diremehkan," sahut Leonard yang muncul dan menginterupsi ketegangan di antara keduanya.

Erin pun segera menunduk dan kembali merapikan pecahan cangkir dan teko porselen yang berserakan. Sementara Jared mendengkus, terlihat sangat kesal. Leonard menatap Erin dengan kening mengernyit dan berkata, "Hentikan, dan berdirilah, Erin."

Erin yang mendengar hal itu pun berpikir, jika mungkin kini ia akan mendapatkan kemarahan dari Leonard karena sudah memecahkan barang mahal seperti ini. Erin pun dengan gugup berdiri dan mendekat pada Leonard. Namun, selanjutnya Leonard malah memberikan perintah, "Tunjukkan telapak tanganmu."

Erin kembali menurut dan menunjukkan kedua telapak tangannya yang kecil. Tidak halus seperti para nona muda atau pun para gadis yang hidup dengan nyaman. Telapak tangannya tersebut dihiasi oleh banyak kapalan, yang menunjukkan betapa kerasnya ia hidup selama ini. Erin terkejut karena sesaat kemudian Leonard meraba dan memeriksa tangannya dengan saksama.

"Kau terluka," gumam Leonard dengan nada rendah yang jelas saja membuat Erin yang mendengarnya merinding bukan main dibuatnya.

Lalu Leonard pun menoleh pada Jared yang masih ada di sana, dan mengamati interaksinya dengan kening yang mengernyit. "Apa yang sudah kau lakukan pada Erin?" tanya Leonard.

Tentu saja Leonard tidak bodoh. Ia tahu, bahwa Erin adalah pelayan yang kompeten dan cekatan. Tidak mungkin insiden yang terjadi, ditambah keberadaan Jared di sana, sama sekali tidak berhubungan. Leonard yakin betul, bahwa Jared pastinya sudah melakukan sesuatu pada Erin. Jared yang mendengar pertanyaan tersebut pun menatap Erin.

Jared pun menjawab, "Aku sama sekali tidak ingin menjelaskan hal itu. Bagaimana jika kau menanyakannya saja pada Erin? Tanyakan padanya, apa yang sudah kulakukan padanya."

Jared pun menyeringai. Ia tahu, jika Erin tidak mungkin menjelaskan bahwa tadi ia sudah meremas pantatnya. Sebab Erin sudah memiliki pemikiran, jika percuma dirinya mengadukan hal buruk apa pun mengenai Jared. Erin sepertinya sudah menelan banyak kekecewaan. Karena setiap usahanya untuk mengadukan Jared di masa lalu, selalu diabaikan oleh Otto yang seakan-akan menutup mata atas apa yang terjadi padanya.

Alhasil, saat ini Erin pun menutup mulutnya rapat-rapat saat Leonard menatapnya untuk mendapatkan jawaban pertanyaan yang sudah ia ajukan. Leonard jelas saja mengernyitkan keningnya atas tindakan Erin yang tidak memuaskan tersebut. Leonard pun menghela napa, "Jika kalian tidak mau membuka mulut, tidak masalah. Toh, aku bisa mengetahuinya dengan cara lain."

Leonard mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang, "Lihat rekaman kamera pengawas di dekat lorong menuju ruang belajarku, pada jam sembilan belas lewat sepuluh menit. Katakan apa yang terjadi."

Tentu saja baik Erin maupun Jared sama-sama terkejut dengan cara yang digunakan oleh Leonard saat ini. Keduanya bisa menebak dengan mudah bahwa saat ini Leonard tengah menghubungi pusat keamanan di mana semua rekaman kamera pengawas dipantau. Ekspresi Leonard menggelap saat dirinya mendengar apa yang terjadi dari seseorang yang berada di ujung sambungan telepon. Tatapan yang Leonard berikan pada Jared pun semakin tajam menusuk.

Leonard mematikan sambungan telepon dan berkata, "Sepertinya kau menganggap remeh semua perkataanku. Apa kau pikir, peringatanku untuk tidak main-main dengan Erin adalah omong kosong? Jika iya, maka aku akan memberikan pelajaran padamu."

Saat dirinya memberikan isyarat, Gilbert pun mendekat pada Leonard. Masih dengan menatap Jared, Leonard berkata, "Panggil staf keamanan dan usir Bajingan tidak tau malu ini sekarang juga. Ah, satu lagi. Pastikan ia tidak lagi bisa menginjakkan kaki di dalam mansion, sebelum aku memberikan izin."

Mendengar hal itu, tentu saja orang-orang yang mendapatkan perintah segera bergegas. Sementara Jared mulai berteriak tidak terima saat dirinya ditarik paksa oleh staf keamanan. "Brengsek! Lepaskan aku! Beraninya kalian melakukan ini semua padaku!" teriak Jared sembari ditarik menjauh oleh orang-orang.

Erin yang melihat hal itu terlihat sangat terkejut. Ia tidak menyangka jika Leonard akan memperlakukan Jared dengan cara seperti itu. Saat Gilbert mengurus kekacauan, dan mengarahkan para pelayan untuk merapikan lantai, maka Leonard melangkah pergi dengan meminta Erin untuk mengikutinya. Tentu saja Erin mengikutinya dengan patuh. Tidak ada pembicaraan apa pun di antara keduanya, hingga mereka pun tiba di beranda belakang kediaman mewah tersebut.

Beranda tersebut menghadap area taman belakang yang luas, yang bahkan memiliki sebuah danau buatan indah yang dipenuhi dengan teratai. Leonard menatap Erin yang berdiri di hadapannya dengan kepala menunduk. "Angkat kepalamu," ucap Leonard yang segera dipatuhi oleh Erin.

Saat ini tatapan keduanya saling beradu. Untuk kesekian kalinya, Erin kembali terkagum dengan netra hijau indah milik Leonard yang memang sangat memukau. "Camkan apa yang aku katakan baik-baik," ucap Leonard memberikan peringatan.

"Saya mendengarkan, Tuan," jawab Erin patuh.

"Kau adalah orangku, Erin. Aku adalah pemilikmu. Artinya, aku memiliki kewajiban untuk menjaga dan melindungi apa yang aku miliki. Jadi, tidak perlu ragu untuk meminta bantuanku jika kau berada dalam situasi seperti tadi. Kau mengerti?" tanya Leonard membuat Erin tidak bisa mengendalikan ekspresi terkejutnya. Sebab jelas, dirinya tidak menyangka bahwa Leonard akan berkata seperti ini.

Diam-diam, saat ini ada sesuatu yang menggeliat dalam hati Erin. Perasaan hangat saat dirinya mendapatkan perlakuan tulus yang sudah lama tidak ia dapatkan setelah ibunya meninggal. Tanpa sadar, Erin pun bertanya, "Apakah saya bisa melakukannya?"

Leonard yang mendengarnya pun segera menjawab,"Tentu saja. Kau bisa memanfaatkan diriku untuk berlindung dari bajinganseperti Jared."





.

.

.

Makasih atas doa-doa baik kalian sebelumnya. Maaf ya Mimi enggak bisa balas satu per satu. Sekarang kondisi sudah membaik, semoga Mimi bisa update seperti biasa lagi hehe.
Sayang kalian semua❤

Terlibat Gairah Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang