15. Mini Bikini

1.7K 108 3
                                    

Jared dengan sangat terpaksa menerima tugas untuk menjadi mandor perkebunan yang memang akan segera menghadapi masa panen. Ia juga tidak bisa meminta bantuan dari Otto atau Hilde, karena keduanya juga tengah menghadapi masalah dalam hubungan rumah tangga mereka. Bahkan, Otto berkata jika Jared dan Leonard harus menyelesaikan masalah mereka sendiri. Lalu menekankan pada Jared untuk tidak menghubunginya dan Hilde selama mereka tengah berlibur.

Otto dan Hilde memang tengah berlibur di kediaman yang dibangun sebagai tempat peristirahatan atau berlibur yang mewah. Tentu saja bangunan tersebut dibangun oleh Otto atas permintaan Hilde sebelumnya. Hilde tahu jika dirinya harus mengumpulkan sebanyak mungkin aset atas nama dirinya, demi bertahan hidup saat nantinya Leonard sepenuhnya memegang kekuasaan.

Otto sebelumnya terkesan hanya mengabaikan permintaan Hilde. Namun, pada kenyataannya dia diam-diam membangun kediaman mewah tersebut. Karena itulah, Hilde selalu percaya diri bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Sebab Otto sepenuhnya berada di dalam genggamannya. Ia bisa dikendalikan.

Lalu kini keduanya tengah berlibur di sana. Sebagai usaha Otto membujuk Hilde agar berhenti merajuk pada dirinya. Leonard yang mendengarkan hal itu dari Gilbert pun berdecih. Lalu dia bertanya, "Apa tanah dan rumah itu memang sudah sepenuhnya menjadi wanita ular itu?"

Gilbert tidak terkejut saat mendengar Leonard yang menyebut Hilde sebagai wanita ular. Sebab Gilbert sendiri menyadari betapa liciknya Hilde. Gilbert mengangguk. "Benar, Tuan. Saya sendiri yang mengurus perpindahan namanya atas perintah Tuan Besar."

Tentu saja Leonard yang mendengar hal itu mengernyitkan keningnya dalam-dalam. Ia sama sekali tidak bisa merasa senang saat memikirkan ada berapa banyak aset yang dimiliki Hilde dan Jared setelah berusaha untuk merayu Otto. Pada akhirnya Leonard pun bertanya, "Apa kau memiliki catatan semua aset resmi dan ilegal yang dimiliki oleh Hilde serta Jared?"

Gilbert tampak ragu menjawab pertanyaan tersebut dan sukses membuat Leonard memberikan tatapan tajam padanya. "Sepertinya, kau masih belum sepenuhnya yakin untuk berdiri di pihakku hingga merasa ragu untuk memberikan jawaban pertanyaanku sebelumnya," ucap Leonard.

"Maafkan saya, Tuan. Bukan maksud saya untuk membuat Anda tersinggung. Hanya saja, saya takut jika apa yang akan Anda perbuat ini membuat Tuan Besar marah," ucap Gilbert memang pada dasarnya mencemaskan hal tersebut.

Leonard menggeleng. Ia yang tengah duduk di kursi kerjanya pun berkata, "Itu bukan urusanmu. Masalah itu akan yang mengurus sendiri."

Gilbert terdiam sesaat sebelum menjawab, "Saya memiliki semua data yang Anda butuhkan, Tuan. Namun, saya membutuhkan waktu untuk menyiapkan semuanya. Sebab saya rasa, Anda juga membutuhkan data kegiatan ilegal yang keduanya lakukan."

Sebenarnya Gilbert bertindak dengan sangat rapi dan penuh dengan pengalaman. Hal yang membuat Leonard semakin ingin untuk memilikinya sebagai salah satu orangnya. Namun, sepertinya Gilbert terkadang ragu dengan langkah yang ia ambil. Sedikit banyak hal itu membuat Leonard merasa sebal dibuatnya. "Kalau begitu, pergilah untuk menyiapkan semuanya. Aku akan membaca semuanya setelah aku pulang dari pertemuan nanti," ucap Leonard.

Tentu saja Gilbert segera undur diri dari ruangan kerja Leonard tersebut. Sementara Leonard menatap Erin yang sejak tadi berdiri di sudut ruangan, berupaya untuk tidak mengganggu walaupun memang dirinya mendapatkan perintah untuk tetap berada di sana oleh Leonard. Melihat Erin yang patuh membuat Leonard tidak bisa menahan diri untuk tersenyum tipis. Ia pun mengulurkan tangannya dan berkata, "Kemarilah, Erin."

Erin tidak membantah atau menjawab, tetapi dirinya segera melangkah mendekat pada Leonard. Lalu saat dirinya sudah berada di jangkaun Leonard, pria itu pun menarik Erin untuk duduk di atas pangkuannya. Tidak sampai di sana, Leonard pun mencium Erin dan tentu saja Erin menerimanya. Bahkan, kini Erin sudah memiliki sedikit kemampuan untuk membalas ciuman manis tersebut.

Tak berapa lama, Leonard pun menghentikan ciuman mereka yang terkesan sangat manis tersebut. Lalu ia pun mengeluarkan sebuah kotak dari laci dan meletakkannya di atas meja kerja. Tepat di hadapan Erin yang terlihat penasaran dengan isi kotak tersebut. Leonard yang menyadarinya pun berkata, "Kotak ini berisi pakaian dan sebuah buku. Aku ingin kau mempelajari buku ini, dan mengenakan pakaiannya. Aku ingin sebuah kejutan sepulang diriku kerja nanti, Erin."

"Apa saya bisa membukanya sekarang juga?" tanya Erin.

Leonard menyeringai tipis saat mendengar pertanyaan tersebut. Ia sadar bahwa Erin sangat penasaran dengan isi kotak tersebut. Sepertinya rasa penasarannya semakin menjadi, ketika ia mendengar bahwa salah satu isi dari kotak berpita tersebut tak lain adalah sebuah buku. Entah apa yang tengah dipikirkan oleh Erin saat ini, tetapi Leonard yakin jika isi kotak ini akan sangat berbanding terbalik dengan apa yang ia pikirkan.

Namun, itu bukan masalah. Sebab Leonard memang ingin melihat ekspresi terkejut dan ekspresi Erin lainnya yang beragam. Itu sangat menghibur. Karena itulah ia pun menjawab, "Tentu saja. Itu adalah milikmu."

Setelah mendengar jawaban tersebut, Erin tidak membuang waktu untuk segera membuka kotak tersebut. Namun, sesaat Erin melihat isinya, seketika wajah Erin memerah. Leonard yang melihatnya tentu saja terkekeh senang. Apa yang ia bayangkan menjadi kenyataan. Leonard pun berbisik pada Erin, "Ingat, pelajari buku itu. Lalu kenakan pakaiannya saat menyambut kepulanganku di kamar, Erin. Aku sungguh menantikan hal itu."






***






"Selamat malam, Tuan. Selamat beristirahat," ucap Fadel saat Leonard melewatinya.

"Kau juga, Fadel. Hati-hati dalam perjalanan pulangmu," balas Leonard sambil lalu.

Saat ini waktu memang sudah malam. Leonard sebenarnya hanya memiliki jadwal untuk melakukan pertemuan dengan klien perusahaannya saat makan siang. Namun, pada akhirnya Leonard memilih untuk kembali ke perusahaan dan bekerja dengan begitu fokus, hingga dirinya baru pulang ketika malam menjelang seperti ini. Kepulangan Leonard tentu saja disambut oleh Gilbert yang memang tidak akan mungkin tidur jika sang tuan rumah belum pulang.

Karena kini Otto dan Hilde tidak berada di kediaman, tentu saja kini semuanya harus patuh pada Leonard yang memang memegang kuasa paling tinggi di sana. Menyadari jika Gilbert mengikutinya, Leonard pun segera memberikan perintah tanpa menghentikan langkah kakinya, "Kau bisa beristirahat, Gilbert. Kau sendiri tau, jika sekarang aku akan bersenang-senang dengan wanitaku."

Gilbert pun terlihat kaku, ia tidak menyangka jika sang tuan muda mengetahui fakta bahwa dirinya menyadari hubungan terlarang antara dirinya dan Erin. Jika Leonard tidak mengetahui hal itu, tentu saja sangat mustahil Leonard berbicara seperti itu padanya. Gilbert pun pada akhirnya menghentikan langakahnya. Ia membungkuk dengan penuh hormat dan berkata, "Selamat bersenang-senang, Tuan."

Saat Leonard tiba di dalam kamarnya, Leonard pun sudah disambut oleh Erin yang mengenakan sebuah pakaian yang manis. Ah, atau lebih tepatnya sebuah lingerie tipis, yang melapisi set mikro bikini yang hanya menutupi bagian puncak payudara dan bagian intimnya. Pakaian yang jelas sangat tidak berguna menurut Erin. Sebab sebagian besar kulitnya masih terlihat dengan bebas. Kini, bergerak sedikit saja, kemungkinan besar tubuhnya yang masih tertutupi oleh secarik kain akan terekspos dengan mudahnya.

Leonard berdiri dengan tegap dan menatap Erin yang tampak gelisah dan malu-malu di hadapannya. Hal itu membuat Erin tampak lebih seksi di mata Leonard. Pria itu pun menelan ludah, dan melepaskan dasinya sebelum bertanya dengan suara serak, "Apa kau sudah selesai membaca buku yang kuberikan?"

Erin pun seketika mengingat buku erotis yang berisi berbagai penjelasan posisi dan cara bercinta yang sangat memalukan menurutnya. Rasanya Erin belum pernah membaca hal yang seperti itu sepanjang hidupnya. Mau tidak mau Erin mengangguk dan menjawab, "Sudah saya baca semuanya, Tuan."

"Kalau begitu, kemarilah. Aku akan mengujimu, benarkah kau sudah membacanya dengan benar atau tidak," ucap Leonard lalu menarik Erin untuk naik ke atas ranjang. Namun, alih-alih Leonard yang menindih Erin dan memulai kegiatan panas mereka, Leonard malah membiarkan Erin untuk duduk di atas perutnya yang kini tengah berbaring dengan nyaman.

Erin tampak sangat gugup dengan posisi tersebut.Leonard yang melihatnya pun menyeringai. Erin benar-benar makhluk menggemaskanyang rasanya tidak ingin Leonard tunjukkan pada siapa pun. Sorot mata Leonardpun tampak berkabut saat dirinya berkata, "Tunggu apa lagi? Tunjukkan apa yangsudah kau pelajari, Erin. Puaskan aku."

Terlibat Gairah Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang