❗ DISCLAIMER ❗
•bxb. boyxboy (hyuckren/dongren)
•mature content🔞
•short story
•h word
•typos
•5427 wordJarum jam sudah menunjukkan angka sembilan, disaat itu matahari sudah mulai memancarkan cahaya teriknya yang dapat menyilaukan mata, cahaya yang juga sudah dapat menusuk permukaan kulit bagi mereka yang terkena paparan nya.
Diwaktu tersebut, aktivitas di kota yang tak pernah mati telah dipadati akan manusia yang sibuk berlalu-lalang di jalan raya menuju ke tempat mereka mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Kendaraan beroda dua maupun kendaraan beroda empat sudah terlihat memenuhi jalanan, hingga kemacetan yang sudah menjadi ciri khas tidak dapat lagi terhindarkan. Tidak jarang juga hal tersebut mengundang gerutuan kesal para manusia-manusia yang terjebak dalam kemacetan yang begitu padat.
Salah satunya, sepasang suami istri yang juga terkena sial hari ini, hingga mereka juga ikut terjebak di dalam kemacetan.
"Aduhh kamu yakin pah kalau anak kamu itu sudah ada dirumah?" Wanita paruh baya tersebut berujar pada suaminya yang duduk di bangku kemudi, nada bicaranya terdengar gusar. Sedari tadi pria di sebelahnya itu terus menjadi korban dari segala keresahan yang sedang ia rasakan saat ini.
"Sudah ada sayang. Aku yakin kok kalau dia bisa tangkap ancaman aku tadi." Balas Reynald menjawab kekhawatiran istrinya itu dengan tenang.
"Kamu tau kan anak kamu kayak gimana? Dia bisa aja kabur loh." Ujar Nadira lagi, masih dengan rasa gusarnya.
"Makanya aku bilang kayak gini karena aku sudah tau sekali anak kita itu kayak gimana, aku yakin kalau dia sudah sampai dirumah dan ngga akan kabur, kayak yang kamu khawatirkan." Jawab Reynald masih mencoba menenangkan sang istri.
Nadira menghembuskan nafasnya panjang, setelah mendapatkan laporan dari suaminya tadi pagi, ia segera bergegas kerumah anak semata wayangnya itu tanpa memikirkan apapun. Kepalanya berdenyut nyeri memikirkan tabiat anaknya yang ternyata masih belum berubah sedikitpun, sepertinya sekarang ia perlu menegaskan sesuatu pada anak nya itu.
Reynald melirik sekilas istrinya, "Sudah sudah... Renja memang kayak gitu kan dari dulu? Jadi jangan heran lagi, dia ngga bakal langsung berubah dalam waktu singkat. Pelan-pelan saja." Ujarnya menenangkan.
"Iya tau pah, tapi kasian loh sama si Vanya. Dan kalaupun mau ngubah sifat Renja... Udahlah aku sudah pusing duluan cari caranya, kayaknya ngga bakal ada yang mempan." Nadira memijit pelipisnya.
"Kan pelan-pelan saja sayang, pasti mereka berdua bisa jadi lebih baik lagi kalau sudah sama-sama dalam kurun waktu yang lama, mereka cuman butuh waktu buat terbiasa. Kalau masalah cara buat ngubah Renja gampang, aku sudah pikirkan. Jadi sekarang kamu tenang saja dulu."
Nadira diam meresapi kalimat suaminya, karena nyatanya kalimat tersebut berhasil membuat dirinya menjadi sedikit lebih tenang. Hingga tidak lama kemudian suaminya kembali bersuara.
"Tidak usah terlalu dipikirkan, mending sekarang kamu telfon Renja deh, kalau kita lagi dalam perjalanan menuju ke sana."
Nadira menatap kearahnya suaminya, yang fokus pada jalanan, karena sudah terbebas dari deretan mobil yang terjebak macet.
"Tapi nanti dia ngga ada di rumah gimana?"
"Di coba dulu sayang, pasti sudah dirumah kok anaknya." Ujar Reynald lagi-lagi menjawab kalimat gusar istrinya dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙃𝙍 [𝙝𝙮𝙪𝙘𝙠𝙧𝙚𝙣] ✓
FanfictionIni hanya kisah dari dua manusia berengsek di dunia yang banyak mau. disclaimer: -bxb.boyxboy. -homophobic? please go away. -use lokal name. -mature content. -typos. -this is purely from my imagination, jadi jangan di plagiat. -ini fiksi. don't brin...