⚠️03⚠️

7.1K 348 21
                                    

❗ DISCLAIMER ❗

bxb. boyxboy (hyuckren/dongren)
•mature content🔞
•short story
•h word
typos
5853 word

#sorry karena baru up, rl aku lumayan sibuk. salah ku juga sih yang ngga bisa atur waktu:(




















Jevano dan Jenan saling beradu pandang, pandangan yang sepertinya memiliki makna tentang kekhawatiran yang sama.

Jenan berkali kali melirik pergelangan tangannya yang dilingkari jam bermerek, dengan wajah yang dilengkapi dengan kerutan dahi dan alis yang tergambar jelas, kakinya juga sedari tadi membuat gerakan bergetar seperti sedang memikirkan sesuatu.

Sudah hampir setengah jam berlalu tapi salah satu temannya belum juga kembali dari toilet, padahal posisi toilet tidaklah sejauh itu sampai bisa memakan waktu puluhan menit lamanya. Karena hal itulah yang membuat kedua orang di sana merasa heran juga merasa was-was sekaligus, takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada teman mereka.

"Tu anak kemana sih lama banget." Ujar Jenan lagi-lagi melihat pergelangan tangannya lalu setelahnya menoleh ke arah dimana Renjana menghilang terakhir kali, kearah bar yang lebih dalam, tepatnya kearah lorong menuju wc berada.

Jevano juga melihat sekilas dititik pandangan Jenan sebelum menanggapi kalimat saudaranya. "Mending lo samperin aja tuh anak, takutnya dia buat ulah dibelakang sana. Atau kita berdua aja samperin kesana, kebetulan gue juga mau cuci muka sih biar segar dikit, udah lumayan oleng gue soalnya."

Jenan menjatuhkan pandangannya pada Jevano yang baru saja beranjak dari sofa, berfikir sejenak bahwa ide tersebut tidaklah begitu buruk. Pria itu mengangguk, lalu ikut beranjak dari sana mengikuti langkah pria yang berjalan lebih dulu didepannya.

Kedua pria itu berjalan ditengah meriahnya lampu kelap-kelip di dalam temaramnya pencahayaan ruang tersebut, di setiap langkah keduanya, sesekali mereka bertemu dengan satu dua orang yang melayangkan sapaan, hingga mereka telah sampai pada lorong yang menuju ke wc. Jevano dan Jenan menyusuri lorong ber-dominasi warna putih dengan sedikit warna silver sebagai penegas, sebagai pelanggan tetap tentunya mereka berdua sudah tidak asing lagi dengan tempat itu, karena hampir setiap hari salah satu dari mereka mengunjungi wc untuk kebutuhan, seperti buang air kecil/besar atau hanya sekedar membasuh wajah.

"Gue cari dibilik ini, dan lo yang sebelah. Gue curiga sih tuh anak malah tidur di salah satu kamar wc." Usul Jenan yang disetujui oleh Jevano setelah dihadapkan oleh dua bilik wc. Satu bilik biasanya terdiri dari tiga wastafel yang berjejer didepan kaca besar, serta ada empat kamar wc didalamnya.

Jevano melangkahkan kakinya masuk, mengikuti perintah Jenan yang menyuruhnya untuk mengecek disetiap kamar. Namun bukannya menemukan Renjana ia malah dituduh sebagai orang cabul, ingatkan Jevano untuk memberikan Renjana pelajaran setelah ini.

Sama seperti Jevano, Jenan pun segera melakukan tujuannya yaitu memeriksa setiap kamar, besar firasatnya bahwa Renjana berada di bilik ini, karena saat ini, bilik yang ia pijaki sekarang sangat sunyi akan suara, tidak ada seseorang pun yang memakai bilik tersebut, dan ia yakin bahwa Renjana sedang berada di salah satu kamar dalam kondisi tidur.

"Woiii Renja! Keluar lo, gue tau lo ada di dalam sana kan? Mending sekarang lo bangun deh terus keluar, biar gue hantar lo pulang sekarang, lagian kenapa sih kalau lo mabok jadi gila plus menyusahkan anjir." Teriak Jenan menggema disetiap sudut bilik.

Sedangkan di salah satu kamar wc...

Renjana melepaskan paksa pangutan liar yang terjalin sedari tadi, dengan rakus ia meraup oksigen setelah berbagi saliva dengan pria yang mengukung nya, Herza.

𝙃𝙍 [𝙝𝙮𝙪𝙘𝙠𝙧𝙚𝙣] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang