05

4.1K 337 65
                                    

❗ DISCLAIMER ❗

bxb. boyxboy (hyuckren/dongren)
•mature content🔞
•short story
•h word
typos
5005 word
•brok ing;)

hiii~

kangen ngga nih sama aku, aku datang setelah satu abad berlalu jiakhh, jadi sorry untuk keterlambatan up nya karena user biblvah memang sudah menyatu dengan 'keberantakan jadwal up' jadi di maklumi saja.

tanpa banyak ngang ngong mari lanjut ke ceritanya, selamat menikmati guys~

Waktu terus berlalu, hubungan Renjana dengan Vanya mulai membaik, entah karena hubungan mereka di awasi ataupun karena memang kemauan dalam diri Renjana sendiri yang mulai nyaman dengan hubungan yang ada. Tapi satu yang perlu kalian tau, bahwa Renjana dan hal baik tidak akan pernah menyatu.

Sekarang ini di dalam mobil berpenghuni sepasang suami-istri yang cukup aneh melaju membelah jalanan kota yang mulai padat akan banyaknya manusia-manusia.

"Nanti lo langsung makan aja sendiri, gue punya kerjaan yang deadline nya mepet." Sahut Renjana menatap lurus jalanan dari balik kaca mobilnya, satu tangan nya memegang stir sedangkan yang satunya bertumpu di jendela mobil sambil memegang sebatang rokok.

"Perlu bantuan?" Tanya Vanya seadanya, walaupun ia mengakui jika hubungan nya mulai membaik namun terkadang Vanya masih was-was untuk bertindak pada suaminya.

"Ngga usah." Balas Renjana menghisap dalam-dalam puntung rokoknya lalu melemparkannya keluar, setelahnya kaca jendela pun kembali tertutup.

Dengan ketrampilan Renjana dalam mengendarai, mereka berhasil sampai di kantor tanpa mengenal apa itu kata terlambat. Lagian siapa yang berani memecat seseorang yang akan menjadi pemilik perusahaan ini nantinya?

Renjana berjalan dengan cepat, dan karena hal itu mau tidak mau Vanya harus menyesuaikan langkah kakinya dengan Renjana dan memasuki pintu lift di ujung sana.

Ting!

Bunyi tepatnya bukan seperti itu, tapi yang jelas suara pintu lift berbunyi menandakan bahwa telah sampai pada tujuan, pintu pun terbuka menampilkan koridor.

Renjana keluar, begitupun Vanya. Vanya tidak lagi mengikuti Renjana saat ia telah sampai di depan ruangannya setelah berjalan beberapa langkah, sebelum masuk Vanya memperhatikan punggung Renjana yang perlahan menghilang.

langkah kaki yang melaju teratur berhenti di depan pintu sebuah ruangan, suara sepatu dan lantai yang beradu tidak terdengar lagi. Sebelum pintu ia buka, Renjana melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, ia ragu akan menyelesaikan tugas sialan yang dibebankan oleh ayahnya sendiri.

Renjana masuk kedalam ruangannya, baru hendak bergegas duduk di kursi kebesaran, keningnya mengernyit tidak suka melihat sosok pria yang sudah tidak asing lagi sedang duduk di sofa. Sebenarnya Renjana sedikit berpikir aneh tentang seorang sekertaris yang bisa-bisanya memiliki aurah tersendiri yang Renjana sendiri tidak dapat menjelaskannya secara detail. Intinya melihat caranya duduk, Renjana ragu untuk mengatakannya sebagai sekertaris rendahan.

"Ngapain lo udah nyampah di ruangan gue sepagi ini? Gue belum kasih lo perintah padahal, gue ngga tau ternyata sesuka itu lo dengan profesi ini." Ujar Renjana sarkas, sambil terus berjalan menduduki kursi nya.

𝙃𝙍 [𝙝𝙮𝙪𝙘𝙠𝙧𝙚𝙣] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang