Prolog

252 23 12
                                    


"Rey tahu gak apa persamaan es dengan Rey ?"

Lelaki yang sedari tadi hanya fokus dengan aktivitas membacanya hanya bisa memutarkan bola matanya jengah. Seperti biasa sosok Reyndra tidak akan merespon lebih.

Gadis yang baru duduk disampingnya terkekeh geli. Entahlah padahal tidak ada sesuatu hal yang lucu. Mungkin ia senang karena Reyndra kali ini diam dan mau mendengarkannya.

"Es itu sifatnya beku dan dingin tetapi bisa mencair jika menyerap suhu panas disekitarnya. Sama seperti hati Rey yang beku yang masih bisa dicairkan."

Reyndra hanya diam masih fokus pada bukunya. Sangat sulit untuk menebak ekspresinya yang selalu datar itu. Tetapi, Aqeela yakin jika Reyndra mendengar ucapannya.

Aqeela menarik napas pelan lalu menghembuskannya. Ia mengambil kedua tangan Reyndra. Tidak peduli jika dirinya akan ditolak seperti yang sudah-sudah. Reyndra berdecak kesal bisa dilihat dari pergerakan bibirnya.

"Sebentar aja Rey—"

Aqeela menatap lekat-lekat manik mata tajam milik Reyndra. Netra itu sangat indah sama seperti pertama kali ia bertemu dengan laki-laki itu. Entah mengapa ada sebersit harapan dihatinya jika manik mata itu bisa dimiliki selamanya. Dan membalas menatapnya dengan tatapan teduh. Aqeela akui jika ia memang jahat. Ia sangat egois jika menginginkan Reyndra lebih.

"Rey aku sayang sama kamu. I— I love you," cicit Aqeela diakhir kalimat. Tiba-tiba pipinya terasa panas karena menahan malu.

Reyndra ia hanya menatap Aqeela dengan pandangan yang tak bisa diartikan. Tidak ada gurat kemarahan diwajahnya. Hanya saja ia sudah terlebih dulu melepas genggaman tangan Aqeela. Lelaki itu memutus eyes contac dengan gadis itu. Ia mengambil bukunya. Hendak beranjak dari tempat ini. Meninggalkan berbagai pertanyaan antara keduanya yang tak akan bisa terjawab.


I c e  p r i n c e💨

Baru chapter awal
Semoga nggak cringe ya

ICE PRINCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang