23. Jaga diri

323 45 2
                                    

"Putri Lin Wen?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Putri Lin Wen?"

Gadis di hadapan Renjun itu masih termangu di tempat, tatapannya tegang pada tombak yang belum Renjun turunkan,

"K-kau mau apa dengan tombak itu?" Tanyanya panik,

Mata Renjun beralih pada tombak yang masih diangkatnya, lalu buru-buru menurunkan tombak tersebut. Perlahan Renjun mendekat pada gadis berbalut jubah hitam-hitam di depannya, ia telisik gadis itu seperti sebuah mesin scanner, memastikan kalau gadis itu benar-benar Lin Wen.

"Bagaimana kau bisa disini?"

Lin Wen menghela nafas lega, tersenyum pada Renjun,"Ada tugas yang harus ku selesaikan disini, jadi aku akan menetap untuk beberapa hari kedepan"

Bahu Renjun merosot. Berarti ini benar-benar Lin Wen. Ditariknya tubuh mungil sang putri kedalam dekapannya.

"Aku merindukanmu"

Lin Wen tersenyum, melingkarkan tangannya di pinggang ramping Renjun, menghirup aroma tubuh pria itu.

"Aku juga" Balasnya dengan suara agak teredam,

Setelah itu keduanya hanya diam. Melepas semia kerinduan lewat pelukan ini.

"Oh iya" Ucap Renjun lalu melepas pelukannya,"Apa yang sedang tuan putri lakukan disini?"

Lin Wen berfikir sambil meringis,"Mencari seseorang yang akan memburuku?"

Renjun merasa tersindir, ia malu sendiri mengingat tadi dirinya hampir melempar tombak pada Lin Wen,"Lagian kau muncul tiba-tiba saat aku sedang berburu"

"Mau ke tempatku?" Tawar Renjun,

"Oh? Tidak usah. Lebih baik antarkan aku ke istana, aku tak tahu jalan pulang"

Renjun tersenyum lalu mengusap lembut puncak kepala Lin Wen,"Tuan putri tersesat rupanya..."

"Baiklah. Akan kuantar. Tapi tak mungkin jalan kaki karena jarak dari sini ke istana cukup jauh"

Tanpa meminta persetujuan Lin Wen, Renjun menarik pergelangan tangannya, membuat sang empunya sedikit terkejut,

"Y-yak... kita mau kemana?"

"Ke tempatku sebentar. Aku akan pinjam kuda Gongju-ku"

Lin Wen menurut dengan pasrah. Mengesampingkan kecemasannya dan berusaha untuk tetap tenang.

"Nah... tunggu disini sebentar" Titah Renjun, Lin Wen hanya membalasnya dengan senyuman.

Tempat ini cukup sepi. Padahal masih sore. Lin Wen jadi penasaran, dia sedang di sisi sebelah mana dari kediaman sang puteri bungsu goryeo.

Tak lama, Renjun datang menggiring seekor kuda berwarna cokelat polos. Kuda yang biasa digunakan untuk berlatih dengan para dayang.

"Ayo naiklah..." Titah Renjun sambil mengulurkan tangan pada Lin Wen.

The Ice Princess ; AESDREAM [Complete] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang