24. 진실

348 43 9
                                    

"Lee Jeno" Panggil Kyungmin pada Jeno yang baru 5 menit meresapi keindahan pagi di depan kamarnya,

"G-gongju...?" Bodohnya Jeno tak tahu kenapa tiba-tiba ia gugup.

"Bisa aku meminta tolong?" Nada bucara dan mimik wajah sang putri tampak seperti frustasi,

Jeno akhirnya tersenyum,"Tentu Gongju..."

"Tolong antarkan surat ini ke istana dan berikan pada kakakku" Pintanya sembari menyerahkan sebuah gulungan kertas dengan pita merah bermotif kaligrafi,

"Baiklah Gongju..."

Kyungmin tersenyum lesu, lantas pergi dari hadapan Jeno.

Melihatnya cukup membuat Jeno khawatir. Sebenarnya bukan pertama kali sang putri tampak frustasi seperti itu. Namun memang hati Jeno selalu ikut merasakan pedih setiap kali melihat Kyungmin seperti itu.

Ia menatap gulungan kertas itu sekilas lalu masuk kedalam kamarnya.

Hanya Mark dan Renjun yang sudah bangun.

"Mark hyung mau nemenin gw ke istana gak?"

Mendengar kata istana, tak hanya Mark yang menoleh, Renjun ikut antusias.

"Ke istana?" Tanya Renjun,

Jeno mengangguk,"Gongju minta tolong anterin surat buat pangeran Wang Baek Ah"

"Okay. Daripada gw nolep disini" Ujar Mark lantas bangkit dari duduknya,

"Gw juga ikut, Jen"

Mark dan Jeno menatao jahil Renjun,"Udah terang-terangan ya sekarang mah" Ledek Mark,

Renjun mengendikkan bahunya lalu ikut bersiap sebagaimana kedua temannya yang lain.

Berhubung masih pagi buta, jadi tak begitu banyak orang yang sudah bangun. Para dayang pun masih banyak yang terlelap. Sejauh ini ketiganya baru melihat penampakan Son Eunso dan nyonya Ahn Woorim baru kembali setelah berbelanja di pasar.

Selama perjalanan menuju istana normal dan tenang. Karena memang lebih banyak melewati hutan daripada pemukiman warga. Udara korea selatan di zaman ini masih benar-benar sejuk.

Setelah beberapa jam kuda mereka berjalan dengan santai, akhirnya mereka sampai di pemukiman yang paling dekat dengan istana.

Namun sungguh disayangkan, mereka malah mendengar sesuatu yang kurang mengenakkan.

"Benarkah Gongju berkhianat?"

"Kudengar dia yang memengaruhi Hwaeun Gongju saat insiden 10 tahun silam"

"Benarkah? Anak sekecil itu bisa menjadi licik?"

"Kudengar juga dia melakukan perdagangan ilegal di kediamannya sekarang"

Ketiganya saling melempar tatap, semakin memperlambat gerak kuda untuk mendengar lebih jelas apa yang sedang dibicarakan para warga.

"Heh, gila... darimana sih mereka dapet gossip kayak gitu?" Bisik Renjun,

"Tau nih. Sok tau banget pula" Timpal Mark,

"Udahlah gak usah didengerin. Mending kita cepet-cepet ke istana" Tukas Jeno,

"Lo gak panas apa, Jen? Kuping gw aja gatel dengernya" Tanya Mark,

"Panas lah anjir. Kalo gw gak punya attitude mah daritadi udah gw ajak gelut satu-satu"

"Yoksiii, bijak bener tuh mulut" Ledek Renjun.

Akhirnya mereka sampai di istana sebelum tengah hari saat cuaca mulai sedikit menghangat.

The Ice Princess ; AESDREAM [Complete] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang