13. Eldest Yeo

411 55 0
                                    

Seoul, 2022

"Jebal...."

Dengan segenap sisa-sisa kekuatannya, Kang Haeun masih berusaha untuk menembus sesuatu yang menahan dirinya untuk mendekati pintu dorm Aespa. Namun sayang, tak ada perubahan apapun. Ini sudah yang kesekian kalinya Haeun terpental. Dan entah ada berapa luka yang ia dapat hari ini, gadis itu tak peduli.

Namun kini, rasanya ia hampir runtuh. Tak ada lagi kekuatan. Dadanya terlalu sesak karena tak berhenti menangis entah sejak kapan.

Apakah ini akhir dari segalanya?

Karena tak tahu harus bagaimana lagi, akhirnya Haeun hanya bisa menangis sambil memeluk lutut. Perih sekali rasanya saat segala hal harus berhenti seolah dirinya dipaksa untuk untuk hidup sendiri.

"Ish... hujan segala..." Haeun menggerutu saat tetes-tetes air mulai turun membasahi pucuk kepalanya. Namun gadis itu tetap tak beralih dari posisinya. menangis sambil memeluk lutut. malah terkesan kalau dia sudah pasrah.

"Hng? Hujannya berhenti?" Gumamnya saat tiba-tiba dirinya merasa tak ada guyuran air lagi. Haeun mengernyit bingung, suara air hujan yang bertabrakan dengan tanah masih terdengar. Akhirnya gadis itu mengangkat wajahnya.

Oh. Ternyata seseorang memayunginya.

Tunggu.

Memayunginya? Ma-maksudnya... MEMAYUNGI??

Belum cukup sampai disitu ia terkejut karena sadar bahwa ada orang lain yang 'bergerak' selain dirinya, kini gadis itu mendadak sulit bernafas saat melihat sesosok manusia yang tengah berdiri tepat diadapannya sambil memegang payung. Otaknya mendadak kehilangan fungsi untuk berfikir.

Dan nampaknya, seseorang itu pun tak kalah terkejut.

Cukup lama keduanya saling bersitatap untuk memastikan kalau keduanya sama-sama sedang tidak bermimpi.

Yang satu kaget karena melihat sosok yang sudah meninggal 10 tahun lalu, yang satu kaget karena melihat seorang idol junior berpakaian seperti kostum festival.

"Y-Yoo Jimin...?" Gumam Haeun setelah susah payah bangkit dari posisinya.

Sementara gadis dihadapannya masih tak bergeming, tatapannya nampak kosong, lalu sejurus kemudian, ia menyeret kakinya mundur,


"Yoo Jimin!" Haeun kembali menggertak,


"Eonnie... Masih hidup?"









Mata Haeun membulat sempurna, lalu dengan ragu, bibirnya kembali bergerak,

"Y-Yeo... Kyungmin?"

Brukk

Tubuh Kyungmin ambruk.

lalu Haeun kembali berjongkok. Tubuhnya bergetar, namun tak separah gadis dihadapannya. Kyungmin ketakutan.

"Kau... Yeo Kyungmin?"

Kyungmin menggeleng tanpa mau menatap lawan bicaranya,"Tidak mungkin... Kakakku sudah mati 10 tahun lalu..." Racaunya,

Tangan Haeun begerak menjulur ke pundak Kyungmin,"Yeo Kyungmin..."

Nihil. Kyungmin sepertinya masih blank.

"YEO KYUNGMIN!!!" Seru Haeun sembari mengguncang pundak Kyungmin.

Keduanya saling bersitatap. Haeun masih tak percaya, ternyata kekhawatirannya selama ini benar-benar terjadi.

Semuanya terjawab. Dan seolah tahu apa yang terjadi disini, Haeun menundukkan kepalanya, dia kira airmatanya sudah habis karena menangis seharian. Rupanya tidak. Cengkramannya pada pundak Kyungmin mengerat.

The Ice Princess ; AESDREAM [Complete] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang