Art not mine , banyaknya typo bertebaran, menggunakan bahasa tidak baku.
Aku berusaha keras berpura pura terlihat tidak mempunyai Masalah.
Dan aku juga tidak ingin seseorang melihat kelemahan ku.
Tapi Aku selalu malu pada kelemahan ku.
Memang aku ingin dengar orang bilang 'tidak apa apa.
Untuk mendukung dan memberiku kekuatan...
Agar aku menjadi lebih kuat.
Apakah ada seseorang yang seperti itu..
itulah yang aku pikirkan.
Author POV.
(Name) memberanikan diri untuk memasuki kamar kageyama tobio.
"Lah bangke napa gua yang deg degan" batin (name).
Sepertinya kamar kageyama terlihat seperti kamar pada umumnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalian tahu, di kamar kageyama hanya ada meja belajar kasur dan juga baju yang di gantung, jangan lupa juga bola voli yang sudah pasti ada, cukup sederhana kan, warna kamar kageyama dominan warna biru.
"Biasa saja kamarnya" batin (name).
(Name) hanya bengong menatap kamar kageyama.
"Hoshiumi san"
"Ah iya"
"Anjjir kasurnya empuk" batin (name)
(Name) langsung duduk di kasur kageyama, sedangkan kageyama duduk di kursi belajar nya.
"Kukira kamarnya berantakan" gumam (name).
"Ada apa Hoshiumi san" samar samar mendengar suara (name) Kageyama langsung menatap (namek)
"Ah tidak apa apa Kageyama san" (name) langsung menggelengkan kepalanya.
"Hahahaha... Canggung sekali, jujur aku ga tau harus bagaimana" batin (name).
"Permisi" nyonya kageyama langsung masuk kamar tobio.
//Nyonya kageyama=ibuknya tobio//
"Tobio chaann... Kenapa meja lipatnya ga di pake... Cepetan ambil sekarang!"
"Ha~i" Kageyama langsung mengambil meja lipat di sebelah meja belajar.
Melihat nyonya kageyama kesulitan membawa cemilan dan minuman (name) langsung berinisiatif membantunya.
"Tante... sini biar aku bantu"
"Araa... Arigatoo nee (name) Chan"
"Tidak apa apa Tante, padahal tidak perlu serepot ini Tante"
