Hai, aku Miyu.
Aku cantik, aku lucu, aku indah, kaki-kaki mungilku terurus dengan baik, bulu-buluku tumbuh halus dan aku adalah makhluk kesayangan Rayza.
Tidak ada. Tidak ada yang boleh merebut perhatian Rayza dariku. Aku selalu menjadi fokus utama Rayza, dan harus seperti itu setiap harinya.
Aku adalah kucing betina ras Ragdoll berwarna putih, berbulu halus dan lebat, memiliki netra biru yang cantik, dan aku adalah kucing sekaligus makhluk kesayangan Rayza.
Kata Rayza, tak ada kucing cantik selain diriku. Dia babu yang membesarkanku, merawatku dan menyayangiku setulus hati. Tentu, ia harus seperti itu. Kalau tidak, akan kucakar-cakar sprei kasur miliknya.
Rayza pernah berkata, dia menemukanku di jalanan dalam keadaan lapar ketika aku masih berumur beberapa minggu. Semenjak itu aku tinggal dan dirawat olehnya. Entah, aku tak ingat apa yang dilakukan oleh ibuku sehingga ia bisa menelantarkan makhluk cantik sepertiku.
Rayza selalu memberiku makan dengan teratur, tak pernah terlewatkan karena dia adalah babu setiaku. Dan aku menyayangi babuku.
Satu hal yang paling aku benci, ketika Rayza membawaku pergi menemui pria dan wanita berpakaian putih, mereka adalah orang-orang aneh yang suka membawa jarum tajam. Bukan salahku jika aku mencakar mereka dengan kuku indahku, mereka menyakitiku dengan jarum itu dan aku akan berseru marah untuk melindungi diri. Biasanya ketika aku berseru marah, Rayza akan mendekat dan mengelus bulu cantikku, menjelaskan bahwa apa yang mereka lakukan demi kesehatanku.
Apanya yang demi kesehatan? Mereka menusukku dengan jarum suntik, astaga. Rasanya sakit sekali.
Ketika Rayza sibuk dengan teman-teman atau pekerjaannya, aku akan memasang tampang seimut mungkin untuk mendapatkan perhatian darinya. Sesekali aku akan membuat tubuhku terlentang, bergelimpangan di atas lantai mengundangnya untuk mengusap perutku. Ah, rasanya nyaman sekali. Hanya Rayza yang kuijinkan untuk mengusap perutku, selain itu jangan salahkan aku jika cakar indahku menghiasi tangan orang-orang yang berusaha menyentuh perut gembulku.
Namun, bila Rayza tak memperhatikanku, aku akan menabrakkan kepalaku atau mengusapkan kepalaku ke kaki dan tangannya berkali-kali.
"Iya, iya, apalagi?" Tanyanya seraya mengelus puncak kepalaku.
Perhatikan aku, bodoh!
"Lapar?"
Tidak, aku masih kenyang. Aku akan gendut dan tidak cantik lagi jika kau terus menjejalkan seluruh kudapan padaku.
"Baiklah, ayo! Makan lagi!" Katanya dengan senyum berseri.
Rayza membawaku ke dalam gendongannya dan pergi menuju dapur. Ya, sudahlah, tak boleh menolak yang namanya rejeki.
Kudapan, aku datang!
🐈🐈🐈
Aku adalah kucing paling cantik di komplek ini, Rayza berkali-kali berkata bahwa aku kucing yang mempesona, bahkan para pejantan akan sesekali datang ke rumah untuk melihatku. Tidak, aku tidak mau, mereka tak gagah perkasa, aku memiliki pejantan impianku sendiri. Untuk menjadi pasanganku, Rayza menyarankan agar aku memiliki kriteria yang baik agar memiliki anak-anak kucing yang lucu.
Itu benar, para manusia selalu berkata ada yang namanya bibit, bebet dan bobot. Tapi sayangnya, yang kutahu hanyalah bermain, makan dan tidur.
Setiap ada kucing-kucing yang datang untuk mendekat, aku akan melengos. Namun, ketika ada kucing yang datang ke rumah, aku akan menggeram marah. Tidak, mereka tak kuijinkan untuk masuk ke dalam, karena ini adalah wilayah kekuasaanku, dan tidak ada yang boleh merebut perhatian Rayza dariku.
Aku harus menjadi kucing satu-satunya yang berada di rumah ini. Mam bilang jika Rayza hanya diperbolehkan untuk memelihara satu kucing, dan itu adalah aku.
Tentu saja, karena aku adalah si cantik Miyu dan tak ada yang bisa menolak pesona bulu indahku. Kubusungkan dadaku, kutegakan ekorku, biar semua orang tahu bahwa aku adalah kucing yang mempesona di kediaman Dirgantara.
.
.
.
.
.Siapa yang gemes sama si centil Miyu? Angkat tangan 🙋
With love, Bells.
© Ditulis : 3 Juni 2022
Publish : 16 Juli 2022
Republish : 27 Desember 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guy and His Beloved Cat
Teen Fiction[ cocok dibaca untuk Cat Lovers ] Kumpulan kisah kecil yang menceritakan hubungan spesial antara babu dan majikan berbulunya. Harap tidak menjiplak cerita ini dalam bentuk apapun tanpa seijin penulis. © Copyright Bella Mayfrisca 2022