7. Miyu dan Shalat

70 9 0
                                    

Part ini dipublikasi bukan untuk merendahkan suatu ajaran agama. Bab ini adalah kisah kecil yang sering dirasakan para babu terhadap majikan berbulunya ketika shalat.

Happy reading, everyone ❤️

🐈🐈🐈

Mereka bilang setiap manusia selalu berterima kasih kepada Sang Pencipta dengan cara beribadah. Aku sering mendapati Pap dan Mam melakukan suatu gerakan seperti berdiri, membungkuk, bersujud, dan duduk. Mereka menyebutnya dengan ibadah.

Lalu, Rayza... aku juga sering melihat Rayza beribadah. Namanya Shalat. Tapi, terkadang gerakan yang dilakukan Rayza membuatku penasaran. Ketika kumelihat Rayza beribadah, aku berpikir. Apakah semua manusia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan babuku?

Apakah mereka akan berdiri, membungkuk, bersujud dan duduk?

Kini aku melihat Rayza yang melakukan gerakan duduk. Biasanya aku mengamati, pada bagian duduk adalah bagian bahwa ia akan selesai beribadah. Tapi, gerakan telunjuk yang dilakukan oleh Rayza begitu menggangguku. Mengapa ia harus menunjuk-nunjuk seperti itu?

Kulihat Rayza tak melihatku sama sekali selain bergumam dengan bahasa yang tak bisa kumengerti. Aku terus menatap jari telunjuknya, gemas.

Kini aku mengangkat tanganku dan mencoba menyentuh jari telunjuk Rayza, kupukul-pukul dengan telapak tanganku. Ayo, turunkan jari telunjukmu. Ayo, turunkan!

Hingga akhirnya jari telunjuk Rayza berhasil ia turunkan setelah lama kupukul-pukul, Rayza menoleh ke arah kanan dan kiri secara bergantian.

Yang paling tak kumengerti ketika Rayza melakukan gerakan menoleh ke kiri dan kanan, bahunya tampak gemetar seolah berusaha menahan tawa.

"Miyu!" Seru Rayza begitu ia selesai beribadah, pemuda itu segera mengangkat tubuhku.

Apa? Ada apa?

Rayza tak mengatakan apapun selain menciumi puncak kepalaku dan mendekapku. Aku meronta dan Rayza semakin mendekapku. "Kok bisa-bisanya kamu ganggu orang shalat?" Tanya Rayza menahan gemas.

Aku berkedip, memperhatikan wajah Rayza.

Dasar manusia aneh!

Sejak kapan aku pernah mengganggumu beribadah?

.
.
.
.
.

With love, Bells

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

With love, Bells.

© Ditulis : 12 Juni 2022

Publish : 27 Desember 2022

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Guy and His Beloved CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang