•Getou POV•
"Hm?"
Tangan terulur dan senyumnya secerah mentari.
Sikapnya yang lucu menarik perhatianku.
Hanya senyumnya yang kulihat.
Sebagian wajahnya tetutupi topeng rubah.
Aku hanya tersenyum dan menjabat tangannya yang terulur. "Getou Suguru, yoroshiku ne"
"Omoshiroi otoko da ne"
"Ma ne~"
Kelas satu di akademi jujutsu ini aku bertemu dengannya pertama kali.
Dia tidak pernah melepas topeng itu.
Setahuku begitu.
Teknik kutukannya pun tidak pernah terlihat.
Jarang terlihat.
"Hei, geli", baru ketemu main raba-raba wajah.
"Maaf aku harus tahu bagaimana wajah temanku"
Aku hanya terdiam, berpikir kalau matanya tidak bisa melihat itu hanya candaan.
"Aku buta sejak lahir tapi sebagai gantinya aku punya teknik kutukan", jelasnya tanpa aku bertanya. "Kakkoi deshou?"
Aku menyentuh topeng kitsunenya yang menutupi setengah wajahnya.
"Jangan merasa iba, aku tidak suka dikasihani. Aku sudah menerima keadaan ini, kepekaanku melebihi siapapun. Dari sentuhanmu aku bisa tahu kau merasa iba padaku Getou"
"Maaf, pasti sulit"
"Hei, sudah kubilang aku tidak suka dikasihani. Kalau memang ini jalanku, ya sudah"
"Kau tegar ya"
"Harus dong! Muehehehe!", ketawanya aneh.
Belum pernah kulihat orang masuk akademi ini seceria ini kecuali Satpru, dia kan nggak punya ahlak.
Kebanyakan orang masuk sini suram.
Ya, bukan karena apa.
Menjadi shaman itu seperti bom waktu.
Kehidupan shaman selalu diselimuti aura kematian.
Shaman siap mati.
Itu yang aku tahu.
"Boleh aku tahu teknikmu, Suguru?"
Duh, baru ketemu langsung manggil nama depan. "Nanti kau juga tahu"
Buat deg-degan saja.
"Cih, Suguru nggak asyik"
"Kau sendiri?"
"Himitsu tehe~"
Duh, sepertinya bertambah satu yang tidak punya ahlak.
Aku harus sabar.
Super sabar.
📿📿📿
•Author POV•
Shaman di dunia jujutsu unik :v
Dari segi teknik hingga orangnya :v
"Wuhu~ hampir saja"
Apalagi roh kutukan yang dihadapi.
Macam-macam bentuk.
Macam-macam teknik.
Macam-macam cara bunuhnya :v
