ᴘʀᴇᴍɪÈʀᴇ : ʙᴇɢɪɴɴɪɴɢ ᴏꜰ ʟᴀ ᴅᴏᴜʟᴇᴜʀ

2.8K 430 26
                                    

°○°
.•.•.•.

- ■ 3:00 ᴀᴍ ■ -

.•.•.•.
°○°

"Baby it's 3:00 AM."

...
Please support this story with your star
...

Pagi, pukul tiga waktu kota Paris, DG alias Lee Jihoon tengah berdiri tegak di balkon kamar hotelnya. Ditangannya ada segelas Wine yang sesekali ia sesap. Pandanganya lurus kedepan melihat akan cahaya dari salah satu keajaiban dunia.

DG tak bisa tidur malam itu walau pun pikirannya sudah berteriak untuk dirinya segera berbaring diatas kasur hangat. Namun, DG lebih memilih menikmati semilir angin malam. Satu memori terbuka membuat dirinya tersenyum kecil.

Rasa rindu itu mengeluap hingga dadanya terasa sakit. Buru-buru DG meminum winenya kasar, wine itu mengalir pada tenggorokannya yang sempat tercengkat tadi. Matanya memerah merasakan efek panas dari alkohol.

"Hahaha, sudah berapa tahun sekarang-" Tertunduk sebentar dengan bibir bergetar.

"Chagiya." Bisikan itu seperti hembusan angin memori yang membuat DG mengingat kembali akan kenangan lama. Kenangan antara ia dan kekasih hatinya.

Pada saat itu, DG masih berada dibangku SMA. Menurut DG, sekolah adalah markas keduanya setelah rumah. Menatap pelajaran dengan mata malas adalah hal yang ia lakukan disetiap harinya, guru-guru  pun seperti sudah lelah memperingati DG akan sikapnya itu.

Walau pun ia menatap malas pembelajaran, percayalah ia sebenarnya mendengarkan walau tak seksama. Sesekali ia mengangguk ringan pada penjelasan yang belum ia ketahui karena pada dasarnya, seorang DG memiliki otak yang sangat encer.

"Baiklah, sekarang waktunya saya membagikan kelompok." Ujar sang guru. Yang lain segera berbisik-bisik ingin segera mengetahui siapa yang akan menjadi pasangan kelompok mereka. Sementara DG, ia hanya mendengus malas mendengar keributan yang mengganggu telinganya.

"Kelompok ketiga yaitu Lee Jihoon dengan Na (Y/n)." Lelaki bernama Lee Jihoon itu kini menjadi pusat perhatian satu kelas, namun ada satu orang yang membuat mata DG itu tertarik. Seorang gadis berambut panjang tengah menatapnya kesal, yang ditatap hanya menyunggingkan smirk andalannya.

Ting tong ting tong

Bel istirahat sudah berbunyi membuat semua murid berhamburan keluar termasuk sang guru, kini dikelas hanya tersisa DG bersama gadis yang menatapnya kesal tadi. DG memutuskan untuk berjalan mendekat dan duduk dibangku sebelah.

"Na (Y/n)." Yang dipanggil seperti itu menatap DG sangsi.

"Apa?!" DG terkekeh mendengar dengusan diakhir kata (Y/n).

"Kau sepertinya membenciku. Benar?" (Y/n) hanya menghiraukannya dan lebih memilih memakan sandwich yang tadi pagi ia buat.

"Oi." Panggil DG merasa dihiraukan, (Y/n) hanya memincingkan matanya untuk menanggapi panggilan itu.

"Hush hush." Usir (Y/n) membuat kernyitan didahi DG bertambah, pasalnya hanya (Y/n) lah yang berlaku seperti itu padanya.

"Tak sopan." (Y/n) berdecak sebal mendengar penuturan lelaki disampingnya.

"Lalu? Kau mau apa?! Memukulku?" DG tersenyum kecil, rasa tertariknya kini berubah menjadi rasa penasaran yang mendalam mengenai gadis disampingnya itu.

"Aku tak suka memukul wanita." (Y/n) menghela napas, ia segera beranjak dari duduknya dan berjalan menuju rooftop berharap dapat menjauh dari DG. Namun kenyataanya, lelaki itu berjalan mengikuti langkah (Y/n).

3:00 AM | DG × Readers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang