•°• ᴇᴘɪʟᴏɢᴜᴇ •°•

2.3K 294 86
                                    

°○°
.•.•.•.

- ■ 3:00 ᴀᴍ ■ -

.•.•.•.
°○°

You're the reason that I lie awake
Baby, it's 3:00 a.m.

...
Please support this story with your star
...

DG menatap wajah (Y/n) yang tertidur pulas, air matanya kini menetes kembali, namun air mata yang turun kali ini bukan air mata kesedihan, melainkan air mata kebahagiaan dan rasa syukur yang mendalam.

Ini sudah delapan jam setelah kejadian detak jantung (Y/n) yang berhenti beberapa saat, DG mengerang frustasi melihat gadisnya yang tak bergerak seperti itu. Namun, keajaiban datang pada tubuh kurus gadisnya itu. Layar monitor yang awalnya menunjukkan garis lurus itu berubah menjadi detakan kecil membuat semua orang diruangan UGD heboh kala itu.

Sesaat mata berairnya bisa menatap mata (Y/n) yang terbuka sedikit, tubuh DG ambruk saat itu juga. Lututnya terasa lemas, namun hatinya merasakan kelegaan yang tak terkira.

(Y/n) kini tengah dirawat di ICU dengan pantauan dokter yang ketat, DG memaksa ingin terus berada disisi gadisnya walau pun pihak rumah sakit sudah melarangnya, tapi bukan DG namanya bila ia tak keras kepala.

Perutnya terasa panas sekarang, ia lupa sejak pulang dari paris, ia belum menyentuh makanan sama sekali karena rasa cemasnya yang besar. Ia kecup perlahan kening (Y/n) yang kini wajahnya hanya tertutup masker oksigen dan tubuhnya tak dipasang alat penopang hidup secara menyeluruh karena gadis itu mulai bisa menyesuaikan diri untuk menopang hidupnya secara mandiri.

"(Y/n) aku izin membeli makan dulu ya? Aku janji hanya sebentar setelah itu aku akan kembali secepatnya." Setelah mengatakan hal itu, DG melengos keluar menuju kantin rumah sakit. Tubuhnya diselimuti jaket serta penutup wajah yang membuat ia seperti orang misterius.

Karena tak memungkinkan untuk makan didalam rumah sakit, DG memilih menghabiskan makanannya itu didalam mobil yang memang sengaja orang-orang DG tinggalkan disana. Dengan secepat kilat ia habiskan makanannya itu lalu kembali masuk kedalam. Ketika sampai didepan ruangan ICU dimana (Y/n) dirawat, DG menatap bingung para suster yang berlalu- lalang bagai tengah dilanda panik, DG yang melihatnya ikut panik takut terjadi sesuatu pada gadisnya.

"Ada apa ini?" Tanya DG pada salah satu suster yang melewat, suster itu terdiam sejenak menghentikan langkahnya yang hendak masuk keruangan.

"Ah tuan. Selamat tuan, nona (Y/n) baru saja sadar beberapa saat yang lalu." Mata DG membola, jantungnya berdegup kencang. Saat hendak ikut masuk, DG segera ditahan oleh suster tersebut.

"Mohon maaf, tapi sebelumnya kami akan memeriksa dahuku nona (Y/n), jadi anda bisa menunggunya dan menjenguknya nanti diruangan khusus beliau." Setelah mengatakan hal itu, suster itu masuk meninggalkan DG yang terdiam.

'(Y/n).' Batinnya memanggil nama sang gadis, ia berjalan kepojokan dan menangis dalam diam disana. Sungguh, hatinya terasa sangat senang sekarang, putri tidurnya akhirnya mau bangun dari tidur panjangnya.

...

Dengan perasaan yang gugup tak terkira, DG masuk kedalam ruangan (Y/n). Terlihat gadis itu yang awalnya hanya menatap keatas kini menatap kearah DG, air mata DG luruh kembali melihatnya. Ia bahagia karena kini ketika memasuki ruangan (Y/n), gadis itu menyambutnya dengan mata indahnya.

"H-hai." Gadis itu terdiam tak bisa berbicara banyak hal karena masker oksigennya masih terpasang diwajah cantiknya itu.

DG berjalan mendekat lalu segera duduk di samping (Y/n). Diambilnya tangan (Y/n) lalu diusapnya perlahan, sedikit ada perlawanan dari gadis itu namun karena tenaganya sangat lemah, DG dengan sangat mudah menahan tangan gadis itu lalu dikecupnya perlahan.

3:00 AM | DG × Readers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang