ʜᴜɪᴛɪÈᴍᴇ : ᴘʟᴇᴀꜱᴇ ꜱᴛᴀʏ ᴀᴠᴇᴄ ᴍᴏɪ

1.5K 241 54
                                    

°○°
.•.•.•.

- ■ 3:00 ᴀᴍ ■ -

.•.•.•.
°○°

I'm in despair

Are you still there?

...
Please support this story with your star
...

DG datang kembali ke rumah sakit seperti hari-hari biasanya. Saat masuk keruangan (Y/n), ia tersenyum kecil lalu mengubah kembali bunga yang ada dinakas (Y/n) menjadi bunga Lavender. Setelahnya, ia duduk dikursi yang memang sengaja disimpan disamping (Y/n).

"Hai, (Y/n). Aku datang lagi." DG mengambil tangan (Y/n) lalu seperti biasanya ia kecup lalu menyimpannya dipipi.

"Sudah satu bulan lebih (Y/n), semuanya sudah beres, jadi kumohon bangunlah." Ujar DG dengan suara yang sedikit bergetar. Ia jadi teringat akan kejadian beberapa pekan silam.

Ketika dalam masa introgasi Lee Hanbyeol, DG mendapati fakta mengenai hidup (Y/n) yang membuat ia hanya bisa diam tak berkutik.

"Bisa dijelaskan lebih lanjut mengenai Lee Hanbyeol dan Go Taeseok?" Tanya DG pada petugas itu. Petugas tersebut menghela napas kecil lalu mengeluarkan dokumen yang tersimpan belasan tahun lalu itu dan memberikannya pada DG.

DG mengerutkan keningnya bingung lalu mulai membaca tulisan yang ada didokumen tersebut.

"Na (F/n) dan Lee (M/n), siapa mereka?" Tanya DG bingung pada petugas.

"Mereka adalah korban penembakan dari Go Taeseok."

"Lalu?"

"Dan mereka adalah kedua orang tua nona (Y/n)." DG terdiam membeku mendengarnya.

"Na (F/n) dan Lee (M/n) merupakan petugas kepolisian yang menangani kasus penyeludupan narkoba yang dilakukan Taeseok saat itu. Petugas Lee adalah seorang detektif handal sedangkan petugas Na adalah petugas kelas menengah yang sudah sangat pandai akan persenjataan." Jelas petugas itu seraya mengeluarkan satu dokumen yang menampakkan wajah kedua orang tua (Y/n).

"Mereka kebetulan saat itu mendapat tugas yang bersamaan. Mengingat penyeludupan narkoba ini cukup besar, pihak kepolisian mengirimkan beberapa petugas handal seperti beliau-beliau." DG menatap sendu foto wajah kedua orang tua (Y/n), ia tahu (Y/n) sudah tak memiliki kedua orang tua sejak kecil, namun ia tak tahu bahwa ada cerita gelap nan sedih dibalik kematian kedua orang tua (Y/n).

"Formasi sebenarnya dilakukan oleh petugas bersenjata handal seperti petugas Na, namun formasi menjadi terpecah karena orang-orang Taeseok memiliki alat tembak canggih."

"Saya tidak tahu pasti kejadian bagaimana kedua suami istri ini tertembak, namun menurut saksi mata di TKP dan juga pengakuan dari Go Taeseok sendiri yang mengatakan bahwa awalnya ia hendak membunuh petugas Na karena ia yang paling berani menghadang mereka. Namun, tiba-tiba saja petugas Lee datang dan menghadang peluru yang hendak mengenai petugas Na. Awalnya petugas Na dan petugas Lee masih bisa diselamatkan, namun naasnya hujan peluru mengenai mereka berdua hingga mereka harus tewas ditempat."

Penjelasan petugas itu masih terngiang-ngiang dikepala DG, ia masih tak percaya akan masa lalu kelam yang dihadapi (Y/n). Jika dihitung, ketika kejadian itu terjadi umur (Y/n) mungkin baru berusia lima atau enam tahun, DG tak bisa membayangkan bertapa sedihnya (Y/n) kecil saat itu.

DG tersenyum sekilas menatap wajah (Y/n) yang sebagiannya tertutup oleh perban dan alat bantu menyalurkan oksigen.

"(Y/n) jangan tidur terlalu lama hem! Jangan membuat lubang rindu dihatiku kian mendalam." Ujar DG seraya mengecup kembali tangan (Y/n) yang kian mengurus itu.

3:00 AM | DG × Readers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang