ᴛʀᴏɪꜱɪÈᴍᴇ : ᴊᴇᴀʟᴏᴜꜱʏ ᴊᴀʟᴏᴜꜱɪᴇ

1.8K 321 38
                                    

°○°
.•.•.•.

- ■ 3:00 ᴀᴍ ■ -

.•.•.•.
°○°

"Baby, if I could tell you, if I could tell you
How much I care"

...
Please support this story with your star
...


Esoknya, tugas yang kemarin DG dan (Y/n) lakukan akhirnya dipresentasikan. Rasa gugup menyelimuti (Y/n) saat kelompok dua sudah akan mencapai akhir. (Y/n) melirik sekilas kearah DG, lelaki itu terlihat sangat santai seakan sudah menguasai semua materi yang akan mereka tampilkan sebentar lagi. (Y/n) berdecak kecil, ia sekarang ragu apa presentasinya akan lancar atau malah hancur karena kesantaian DG.

"Baiklah beri tepuk tangan semuanya." Suara tepuk tangan terdengar saling bersahutan besanding dengan suara degup jantung (Y/n) yang kini dilanda kecemasan.

"Selanjutnya kelompok tiga." (Y/n) tercengkat mendengarnya.

DG melirik (Y/n) sejenak, ia paham betul gadis itu tengah dilanda kegugupan, terlihat dari gestur tubuhnya yang tak menentu. DG memutuskan untuk bangun dari duduknya dan berjalan duluan kearah depan. Semua pasang mata melirik kearahnya termasuk tatapan memuja dari kalangan para wanita.

Melihat DG sudah ada dihadapan, (Y/n) segera berdiri dan membawa semua barang dan makalah kehadapan kelas.

"Saya Lee Jihoon dan rekan saya Na (Y/n) akan menjelaskan materi mengenai..."

Penjelasan DG begitu lancar, (Y/n) akui ia sedikit kaget melihat DG seperti sudah sangat tahu materi yang akan mereka bahas. Mereka pun saling bertukar untuk menjelaskan dihadapan semua murid.

"Sekian penjelasan dari kami, mohon maaf bila masih banyak kekurangan. Terima kasih." Ujar (Y/n) untuk menutup presentasi itu. Semua murid bertepuk tangan bahkan sebelum guru memperbolehkan.

"Kerja bagus." Bisik DG saat sebelum ia kembali ke mejanya. (Y/n) hanya mendengus dan ikut kembali ke mejanya.

Pagi itu, kelas dihabiskan dengan presentasi hingga siang menjelang. Seusai istirahat, pelajaran selanjutnya adalah olahraga. Semua murid segera berganti baju termasuk (Y/n).

"Kau sepertinya bahagia sekali berduaan dengan Jihoon." (Y/n) terdiam mendengar sindiran itu, ia menengok sekilas dan memberlihatkan Kim Aeri dan dua temannya yang bernama Ahn Saejung dan Lee Haesun.

"Kau tak menggodanya kan?" Ujar Saejung dengan wajah sinisnya membuat (Y/n) ingin muntah saat itu juga.

"Mana mungkin Jihoon tergona dengan nenek lampir seperti dirinya." Sahut Haesun tak ingin kalah untuk meledek (Y/n).

"Untuk apa juga aku menggoda Jihoon. Sorry saja, aku bukan wanita murahan seperti kalian." Setelah mengatakan hal itu (Y/n) langsung melengos pergi untuk mengganti bajunya.

Tangan Aeri terkepal dengan wajahnya yang memerah padam menahan segala amarah. "Gadis sialan itu!! Tunggu saja, aku tak akan tinggal diam."

...

Semua murid mulai berbaris hendak pemanasan yang dipimpin oleh guru olahraga langsung. Tapi sebelum itu, guru mengabsen semua nama murid memastikan semuanya ikut pembelajaran.

"Lee Jihoon?" Panggil guru olahraga, semua murid melihat kesana kemari mencari keberadaan DG termasuk (Y/n).

"Saya pak." Ujar seseorang membuat semua atensi menuju arah suara, terlihat DG masih duduk di bangku lapang sambil memakan permen kesukaannya, lelaki itu hanya diam memperhatikan semua temannya melihat kearah dirinya tak terkecuali (Y/n). Namun, saat matanya bertemu (Y/n) ia tersenyum tipis karena lirikan gadis itu yang sangat tajam seperti biasanya.

3:00 AM | DG × Readers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang