Rencana Bulan Madu

370 62 8
                                    

Kehidupan mereka berjalan selayaknya pasangan pada umumnya. Setelah cuti mereka usai, keduanya kembali bekerja di kantor ayah masing-masing dan melalui hari seperti biasanya dengan beberapa perubahan. Contohnya, biasanya mereka sarapan dengan orang tua, namun sekarang mereka sarapan hanya berdua. Wooyoung yang mendapatkan jadwal harian tambahan yaitu mengantar San ke kantor ayah Choi sebelum ia pergi bekerja.

Sesuai pemikiran San, pernikahan mereka akan baik-baik aja karena keduanya telah dewasa.

Beberapa bulan kemudian, tuan Jung memenuhi janjinya memberikan restoran pada Wooyoung. Namun dia mengajukan syarat lain sebelum restoran itu benar-benar jadi. Dia meminta Wooyoung mengajak San dalam bulan madu sungguhan karena selama mereka menghabiskan cuti bulan madu, keduanya hanya berada di rumah tanpa pergi kemanapun. Perintah kepala keluarga Jung itu tak bisa ditolak, tiket dan visa sudah disiapkan, pasangan muda itu hanya tinggal menyiapkan barang-barang ke Jepang. Iya, mereka akan bulan madu ke negeri sakura itu.

San juga awalnya terkejut ketika diberitahu Wooyoung tentang rencana orangtuanya, tapi mereka tak bisa membantah. Lagipula ini hanya bulan madu, ini tak akan seburuk itu.

Hari ini sepulang dari kantor, keduanya langsung mengemasi barang-barang yang dibutuhkan untuk bulan madu. Kebanyakan isinya pakaian mereka dan beberapa barang elektronik dan barang pribadi. Selesai mengemasi barang-barang dan memasukan semuanya ke koper, mereka meletakan koper tersebut di sudut ruang tamu, dekat dengan rak sepatu agar mereka mudah mengambilnya ketika akan pergi nanti.

Selesai dengan acara berkemas, mereka memilih beristirahat dengan langsung tidur.

Esok paginya mereka memilih bersantai di rumah sebelum menempuh perjalanan jauh nanti lusa. Keduanya tengah bersantai di ruang tengah dengan menggelar karpet berbulu dan menonton acara televisi. San duduk di karpet dengan mangkok mie di tangannya, sedangkan pahanya dijadikan bantal dadakan oleh Wooyoung yang tertidur pulas. Wooyoung pasti kelelahan beberapa hari ini karena harus mengantar-jemput San setiap hari dari kantornya. Lalu mendadak keduanya diminta bulan madu dan langsung berkemas di hari yang sama.

Jadi San biarkan Wooyoung istirahat untuk hari ini karena besok mereka pasti sangat kelelahan karena harus mengunjungi banyak tempat ketika bulan madu. Iya, rencana bulan madu bagi San adalah menjelajahi destinasi wisata yang ada di sana. Memangnya mereka harus melakukan apa?

Wooyoung baru bangun ketika hari sudah beranjak sore dan sukses membuat paha San pegal karena harus bertahan dalam posisi yang sama selama beberapa jam. Mereka mengecek barang yang akan di bawa, lalu memasak makan malam bersama. San yang memotong-motong bahan makanan, lalu Wooyoung yang akan menumis dan menggoreng. Setelahnya, mereka kembali mengobrol santai di meja makan dengan sisa makanan di piring masing-masing.

Sampailah mereka pada topik obrolan bulan madu.

"Nanti kita ganti-ganti tempat ya," usul San.

Wooyoung terdiam sejenak, kemudian menyahut, "Tadinya aku mau nyewa hotel aja sih. Tapi kalo kamu emang maunya gitu, kayaknya aku nyewa apartemen aja kali ya? Atau mungkin vila aja kalo mau pemandangannya bagus."

"Nyewa hotel aja, lagian cuma beberapa hari."

"Loh katanya mau ganti-ganti tempat? Kalo nyewa hotel kita cuma bisa ngelakuinnya di kamar sama kamar mandi doang dong?"

"Ngelakuin apa ih? Maksud aku kita ganti-ganti tempat buat foto-foto di sana nanti."

Keduanya saling bertatapan, kemudian tertawa bersamaan ketika menyadari topik obrolan mereka berbeda. Tawa yang begitu lepas. Namun setelah tawa itu berhenti, keduanya dihadapkan oleh kesunyian dan suasana canggung.

"Jadi." San menjeda ucapannya. Tangannya menggerakkan sendok di atas piring yang kosong, mencoba mengalihkan rasa malunya. "Wooyoung bener mau ngelakuin itu?" Bisiknya.

"Kalo kamu juga mau, kenapa nggak?"

Meskipun terlihat santai dari luar, Wooyoung juga sama gugupnya dengan San. Jantungnya berdetak cepat dan telapak tangannya mendingin karena gugup. Wooyoung pernah bilang 'kan? Jangankan sebuah pengalaman bersenggama, menjalin hubungan saja dirinya belum pernah. Satu-satunya pengalamannya berhubungan badan hanya dari video yang dia tonton di internet.

"Tapi pelan-pelan aja ya," sahut San, setengah berbisik.

Wooyoung tersenyum tipis. "Udah abisin makanannya, abis itu langsung tidur. Biar besok nggak kecapean," ujarnya, mengalihkan topik.

San menganggukkan kepalanya, buru-buru menghabiskan makanannya dan meletakkan piring kotor di wastafel, diikuti Wooyoung di belakangnya. Lalu berjalan ke kamar mereka setelah menggosok gigi. Sebelum keduanya menaiki ranjang, Wooyoung menarik lengan San, membalik tubuh sang suami agar menghadapnya.

"Aku mau cium, boleh?" Pinta Wooyoung.

San tersenyum lembut. "Boleh," jawabnya.

Wooyoung langsung mengecup bibir San setelah mendapat persetujuan. Lalu dilanjut mengecup kening San sambil mengusap lembut rambutnya.

"Selamat tidur, Suamiku."

-TBC

Imperfect MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang