2

6.7K 126 0
                                    

Angin dingin dari pendingin ruangan menerpa tubuh telanjang Allen, membuatnya menggigil di sela-sela desahan-desahan nikmat yang meluncur dari mulutnya. Sepasang penjepit puting baru saja terpasang di dadanya.

"Hijau?" tanya Lydia sambil mengangkat cambuknya. Allen menjawab cepat dengan sebuah anggukan, matanya tertuju pada cambuk itu, dan penisnya semakin menegang. "Mendekat sini."

Allen segera maju beberapa langkah, wajahnya merah padam. "Bagus, berdiri diam di sana dan jangan bergerak. Kamu akan dapat hukuman kalau bergerak sedikit saja, sayang~" ujar Lydia ditengah tawa kecilnya. Karena jarak mereka cukup dekat, Lydia bisa menyentuh Allen sekarang. Tangannya iseng merambat naik dari pusar Allen ke puting kirinya dan mencubit putingnya yang masih mengenakan penjepit puting.

Teriakan dan erangan meluncur keluar dari mulut Allen. Penisnya berkedut akibat kenikmatan yang baru saja diterima putingnya. Dengan napas terengah dan kepala pening, Allen tetap berusaha berdiri tegak.

Lydia sekali lagi mencubit puting kiri Allen, tersenyum cerah berkat reaksi Allen yang menurutnya sangat imut. "Ah, benar, rantai," Lydia beranjak dari duduknya, berlari kecil ke tasnya yang tergeletak tak jauh dari sana. Allen hanya menatapnya dengan mata sembab, tidak berani bersuara atau bergerak.

Barang-barang dalam tas besar Lydia mulai berserakan keluar. Allen tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak bertanya. "N-nona.." panggilnya lirih. Matanya terus saja terarah pada Lydia, menunggu jawaban dalam diam. Tapi sampai beberapa detik kemudian, tidak terdengar adanya suara lain selain barang-barang dalam tas Lydia yang terlempar ke segala arah. Allen mengatupkan mulutnya rapat, tidak berani memanggil untuk yang kedua kalinya. Meski dia ragu Lydia akan kesal hanya karena hal kecil seperti ini. 

"Ketemu!" Lydia berteriak girang dan segera berlari menghampiri Allen tanpa membereskan tasnya. Dia membalikkan tubuh Allen menghadapnya, meminta laki-laki setinggi 168 cm itu untuk menunduk, dan memasangkan sebuah rantai yang cukup panjang pada kalungnya.

Allen hanya diam menonton Lydia memasangkan rantai itu. Meski kakinya sedikit pegal karena harus setengah berjongkok. "Selesai," Lydia menepuk ramah bahu Allen, senyum cerah mengembang di wajahnya. "Lanjut ya. Ah, benar. Nanti jangan menangis, Al. Tahan sakitnya ya~" Lydia berujar santai, mengelus area sekitar puting Allen yang tadi dicubitnya. Membuat erangan dan desahan manis berdesakan keluar dari mulut Allen.

Lydia berjalan perlahan memutari Allen, dia mengangkat cambuknya tinggi, dan menamparkan cambuk itu ke punggung Allen.

"Agh! Ha..!" Tubuh Allen terlonjak, napasnya terengah. Dia tidak menyangka akan mendapat pukulan di punggungnya, jadi dia sama sekali tidak siap. "Fokus, Al, fokus." Lydia berjalan perlahan, tangannya iseng merayap di sekujur tubuh Allen. Dia berhenti persis di depan Allen, melilitkan rantai tadi ke jemari lentiknya, dan menarik rantai itu hingga wajahnya sejajar dengan Allen.

Tangan satunya merayap ke tengkuk Allen, mengelusnya sensual. "Lihat selalu kearahku sayang~" bisik Lydia tepat di telinga Allen. Napas hangatnya berhembus masuk, membuat Allen bergidik. "Aku tahu kamu menyukai ini~" Allen tidak bisa melihat Lydia sekarang, tapi dia yakin wanita itu sedang tersenyum.

Lydia mulai bermain dengan telinga sensitif Allen, dia meniup, menjilat, juga menggigit daun telinganya. Lenguhan dan desahan meluncur dari mulut Allen, menyambut setiap sentuhan hangat dari Lydia. Penisnya di bawah sana sudah sangat tegang. Mungkin satu sentuhan saja sudah bisa membuat Allen mengeluarkan spermanya.

Tangan Lydia yang satunya terangkat tinggi, dengan cambuk yang siap digunakan. Dengan satu ayunan cepat, cambuk itu berayun, menampar dada bidang Allen.

"Ahhh!! A-hhn..!"

Tubuh Allen menggelinjang hebat, desahan dan erangan keras terus saja memenuhi ruangan meski Lydia tidak lagi memukul, atau bermain dengan telinga Allen. "Satu." ucap Lydia ceria. Dia masih menggenggam rantai Allen kuat, namun sudah memberi jarak diantara mereka. Sekali lagi, dia mengangkat tangannya tinggi, mengayunkan cambuknya tepat ke puting kanan Allen, hingga penjepit puting yang terpasang di sana terlempar jatuh.

Lovers (21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang