"Kalian gak akan bisa macam-macam, kalau kalian kabur pun kalian akan ditembak mati. Jangan berpikir kalau itu tembakan biasa, kalian semua sudah pasti mati karena tembakan tersebut. Jadi jalankan saja tugas kalian oke? Kalau kalian percaya diri bisa selamat, maka kalian juga harus benar-benar selamat."
Begitu katanya para tentara setelah membuang mereka di hutan. Hyunsuk yang memang orangnya darah tinggi langsung mencak-mencak marah-marah dengan seribu umpatannya.
Sedangkan yang lainnya hanya dapat menggelengkan kepala. Junghwan sebagai yang termuda saja hanya diam, walaupun ia baru mengenal Hyunsuk beberapa hari, ia bisa langsung tahu orang seperti apa Hyunsuk itu.
Sekali senggol, langsung bacok!
Ya begitulah.
"Musuh nya mana sih, lama amat," keluh Mashiho, ini kan sudah hampir setengah jam setelah mereka diturunkan di hutan antah-berantah, kenapa tidak ada tanda-tanda hendak terjadi sesuatu?
"Mungkin masih dalam perjalanan," balas Asahi tenang walaupun radak asal.
"Ini beneran vampire? Ya kali vampire telat, orang larinya aja cepetnya minta ampun," heran Yedam mulai meragukan.
"Nyindir gue nih?" Haruto menyahut.
"Iya."
"Jangan-jangan ini malah kita disuruh apa sih itu namanya kayak yang di TV, bagaimana cara kita bertahan hidup di hutan tanpa makanan," terka Junkyu tiba-tiba semangat. Jihoon mencibir, dalam hati lagi.
Tobat Hoon, malaikat capek nyatet cibiranmu terus.
"Ya gak mungkin lah!" bantah Jaehyuk, anti acara TV club.
"Kenapa gak mungkin?" tanya balik Junkyu dengan menaikkan satu alisnya yang membuat Jaehyuk mengatupkan bibirnya terdiam.
Iya juga ya, kenapa gak mungkin?
"Gak mungkin, kalau gitu kita malah bisa saling bunuh," sahut Asahi tiba-tiba.
"Tapi gimana kalau memang itu tujuan mereka?" imbuh Yoshi kemudian. Doyoung berdecak kemudian menunjuk rumput-rumput yang mulai bergerak tak karuan.
Sepertinya bukan karena angin...
"Udah lihat aja tuh, jangan malah banyak nebak!" sentaknya.
Semuanya segera berjaga-jaga. Para vampire dan werewolf yang menempati bagian depan, sedangkan para demigod dan manusia di belakang, Mashiho juga sedang mempersiapkan alatnya.
Kali ini ia akan benar-benar menampilkan kemampuannya.
"Bukan vampire deh kayaknya, gue gak cium bau vampire," ucap Haruto, Jeongwoo pun mendecih. "Emang sejak kapan lo bisa cium bau vampire?!" sambarnya. "Orang bau werewolf gue aja gak bisa lo cium."
"Itu gue pura-pura doang kali."
"Alesan!"
"Terserah deh kalau gak percaya!"
"Ya emang gak percaya!"
"Udah diem!" sentak Yoshi yang malas mendengarkan perdebatan antara Jeongwoo dan Haruto.
"Kalian berani sekali hehe, kenapa datang ke tempat kami?"
Hyunsuk dan Jaehyuk membatu di tempatnya melihat para kaumnya datang dengan cekikikan seakan-akan sudah tahu apa yang akan mereka lakukan.
"Bro... kita gak bakalan menang lawan penyihir," ucap Mashiho hampir putus asa. Baru saja ia mau menampilkan kemampuannya.
"Kalau tarung pakai tangan sih bisa aja, kalau pakai sihir kayaknya memang gak bisa," ucap Jaehyuk menyahuti. Ia juga sama lemasnya.