È r s h í q ī

1K 210 8
                                    

Jerome?

Apa tadi katanya?

Asahi segera menyingkirkan pohon yang menimpanya dan mengubah dirinya menjadi werewolf. Tenaganya tiba-tiba terisi kembali setelah mendengar nama Jerome. Ia kemudian berlari melesat ke tempat di mana Jerome ada.

Seketika matanya terbelalak.

Ukuran werewolf Jerome tidak main-main.

Dan sepertinya... mustahil werewolf sepertinya mengalahkannya.

"Dia di bawah sihir," ucap Yoshi yang entah sejak kapan ada di sebelah Asahi. Yoshi bisa melihat tatapan kosong Jerome, warna hijau dari matanya pun mulai memudar.

"Dia werewolf alpha," ucap Jeongwoo kemudian. Ikut bergabung dengan Asahi dan Yoshi. Lalu perlahan mereka semua mulai berkumpul, membentuk sebuah pasukan untuk melawan Jerome.

"Apa bisa... sihirnya yang dihilangin?" tanya Asahi kemudian walau agaknya sedikit mustahil.

"Setahu gue gak bisa," balas Jaehyuk sedikit merasa bersalah. Asahi kemudian menggelengkan kepalanya, pantas saja ia tak pernah merasakan hawa baku hantam dengan Jerome walaupun pemuda itu mengaku vampire. Ternyata karena pemuda itu berbohong.

"Gue bakalan buat perlindungan sihir, sedangkan yang bisa serang harus serang sekuat tenaga."

Pliit!

Gorila putih menoleh ke arah Jaehyuk yang baru saja memanggilnya. Hewan tersebut segera maju dengan tangan dan kaki yang dihentak-hentakkan ke arah mereka.
























































































































































































Junkyu mulai melayangkan aksinya dengan berusaha melukai David dengan tinjunya. Namun sepertinya David cukup gesit, terbukti dari ia yang hanya terkena dua pukulan, selain daripada itu ia berhasil menghindar.

"Lo bakalan kalah, Kim Junkyu... Percuma."

"Lo yang percuma!"

Junkyu mengeluarkan tongkat sihir yang sedari tadi ia simpan. Huh, sepertinya tidak akan selesai jika menggunakan tinju.

David juga ikut mengeluarkan tongkat sihir miliknya, namun sebelum itu, Junkyu membuat dinding perlindungan untuk keduanya agar tak melukai siapapun.

Junkyu dan David mulai menyerang menggunakan mantra masing-masing. Pertarungannya tampak sangat sengit dan imbang. David berdecih, bingung dalam hati bagaimana Junkyu dapat belajar sihir.

"Avada Kedav—"

"Expelliarmus!"

Sial.

Tongkat Junkyu terlempar cukup jauh akibat mantra yang diucapkan oleh David.

DUAKH!

David menendang tubuh Junkyu berkali-kali dengan tidak kenal ampun hingga pemuda itu ambruk ke tanah. Setelahnya David menginjak tangan Junkyu yang berusaha menggapai tongkat sihirnya, Junkyu meringis.

Kekuatan David tak main-main.

Perlu diingat bahwa Junkyu ini tidak sepenuhnya vampire.

"Sialan!" desis David dengan mata mengkilat marah, menatap mata kebiruan Junkyu yang mengingatkannya pada sang Ayah.

Little World | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang