PART 38

123 10 0
                                    

Di sebuah ruangan gelap, dua sepasang pria dengan wajah serius menatap keluar jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah ruangan gelap, dua sepasang pria dengan wajah serius menatap keluar jendela. Vincent dan Samuel, mereka berdua tengah berada di ruangan rahasia mereka, melihat banyak pohon dari dalam sana. Hanya mereka berdua yang tahu dengan ruangan tersebut.

Vincent dan Samuel memilih cuti bekerja untuk menikmati waktu berdua sampai besok mereka akan kembali ke Thailand beberapa hari.

"Ini Vanya beneran di tinggal? " tanya Vincent.

Samuel mengangguk.

"Ajak aja Vanya ke Thailand sama kita El" pinta Vincent.

Samuel menatap Vincent, tangan nya terangkat mengusap rambut Vincent.

"Biarin dia sama pacar dan teman-temannya" ucap Samuel.

Vincent menatap Samuel.

"Kamu beneran mau pisahin mereka berdua? " tanya Vincent.

Samuel mengangguk.

"Tapi-"

"Tidak ada tapi tapian. Vanya harus kembali ke tempat asal nya " ucap Samuel tegas.

"Kamu tega misahin mereka? "

"Apapun itu. Termasuk misahin Vanya dari pria yang ia cintai" jawab Samuel.

Vincent menatap Samuel tidak habis fikir.

"Pikirkan baik-baik! Kau tahu bagaimana Vanya sebenarnya! " ucap Vincent sebelum pergi.

"Aku hanya tidak mau Vanya tahu kalau pembunuh orang tua nya ada di sekitar nya " ucap Samuel lirih.

Vincent menatap Samuel dalam diam, pikiran nya sangat banyak. Kenapa mereka selalu di kejar dengan orang yang sangat menginginkan nyawa mereka. 

Di sisi lain, ada Aaron, dan yang lain nya tengah bersiap untuk berjalan santai sembari menikmati udara pagi, setelah tadi malam mereka semua beristirahat. Mereka pun telah siap dengan pakaian santai masing-masing.

Siap semua, mereka pun mulai jalan santai bersama sembari bercanda ria dan juga bernyanyi. Ada Agler dan Diov yang selalu mencairkan suasana, ada Aaron dan Vanya yang selalu mengumbar keromantisan.

"Asri banget ya" ucap Dania.

Semua mengangguk.

Vanya berlari meninggalkan semua, membuat mereka semua berteriak kesal dan ikut berlari.

Vanya berlari tak tentu arah, ia berlari kemanapun kaki melangkah, tidak memikirkan apakah ia akan tersasar atau tidak.

Kaki nya berhenti ketika hanya melihat pepohonan besar besar. Ia pun mengeluarkan busur panah nya yang dibawa Zaidan dan sengaja ia bawa tadi. Sudah lama ia tidak melatih permainan  memanah nya.

Vanya mengambil satu anak panah, matanya melihat seekor rusa. Ia membidik, tidak ingin tembakan nya meleset.

AKHH.

VAARON (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang