Pertemuan Keluarga

35 1 0
                                    

Sore hari terlihat sangat sibuk di rumah Arum. Sepertinya akan kedatangan tamu istimewa. Ayah Arum yang biasa pulang larut, hari ini dia sudah berada di rumah sedari siang tadi.

Jam trus berjalan, waktu yang di tentukan pun tiba, ayah dan ibu Arum  sangat terlihat rapih, berbeda dari seharinya yang tampak santai jika berada di rumah. Terdengar ayah dan ibu Arum menyambut yang berkunjung, tak lama kemudian terdengar suara mereka memanggil Arum. Arum pun menghampiri mereka. Terlihat jelas bagaimana ekspresi Arum dan Ajun, mereka terlihat sangat terkejut, terutama Ajun, karena Ajun sudah tahu untuk apa mereka datang ke rumah Arum.

Kedua keluarga itu pun larut dalam obrolan, banyak sekali yang mereka obrolkan, apalagi jika sudah membahas bisnis seakan tidak ada ujungnya. Bahasan mereka pun sudah mulai membahas masing-masing dari anak mereka. Dan betapa sangat bahagianya ayah Arum, saat mengetahui bahwa Ajun adalah salah satu siswa berprestasi di sekolahnya. Orang tua Ajun juga sangat menyukai dengan pribadi Arum, bagaimana tidak Arum terlihat sangat cantik malam itu, setiap kata yang Arum ucapkan, sangat memperlihatkan betapa sopan dan lembutnya Arum.

Arum dan Ajun pun di minta untuk saling mengenal satu sama lain. Mereka mengobrol berdua di taman belakang. Arum terlihat bingung untuk memulai obrolan. Tapi Ajun masih terlihat jutek di mata Arum. Hingga akhirnya ajunpun memulai obrolan.
" Arum, apa kamu benar tidak ingat aku..? " ( Tanya Ajun kepada Arum )
" Emmhhh.. aku tidak begitu ingat, tapi sepertinya kita emang pernah bertemu, tapi aku lupa di mana..! " ( Tutur Arum )
" Kita ketemu di Jogja, kamu yang menabrakku.. " ( jelas Ajun sambil tersenyum sinis )
" Ahhhh ... Iyah loh, aku baru ingat, maaf.. " ( Arum tersenyum saat dia mulai ingat )
" Ga usah minta maaf, lagin itu gak penting, apalagi pertemuan sekarang aku sama sekali tidak menginginkannya..! " ( Penjelasan Ajun membuat Arum semakin tidak enak ).
Tidak banyak yang mereka obrolkan, hingga sebuah panggilan membuat mereka berangkat dan menghampirinya. Terlihat dua keluarga itu sangat bahagia. Dan mereka juga menyuruh kedua anak mereka duduk.

Mereka menetapkan tanggal pernikahan untuk Ajun dan Arum, sontak itu membuat Ajun dan Arum terkejut. Lebih lagi tanggal yang mereka tetapkan sangat tidak masuk akal. Ajun dan Arum hanya punya waktu satu Minggu sampai hari pernikahan, Arum sampai tidak habis pikir, kenapa orang tuanya harus seburu-buru itu, padahal mereka tau kalau Arum masih sekolah terlebih lagi Arum juga masih punya cita cita. Begitu juga dengan Ajun, dia tampak kesal pada orang tuanya, sepanjang perjalanan pulang, Ajun tak bersuara sedikitpun. Ajun bingung harus bagaimana, meski mereka akan menikah secara agama, tetapi setelah lulus mereka akan menikah secara hukum. Harus bagai mana Ajun terhadap Ira. Di samping itu Ajun juga masih sangat mencintai Ira, meski dia tidak menampik, dia memiliki sedikit rasa tertarik kepada Arum. Begitu juga dengan Arum, dia memang menyukai Ajun saat mereka bertemu di Jogja, tetapi dia tidak pernah berpikir untuk menikah dengan Ajun secepat ini, dan dengan cara seperti ini, terlebih lagi saat ini Ajun memiliki pacar yang sangat dia cintai, Arum berpikir pernikahan mereka tidak akan berhasil, dan hanya ada keterpaksaan di kedua pihak. Arum juga sebenarnya ingin menjalani masa remajanya dengan bebas dan tanpa beban, dia juga masih ingin mencapai cita-citanya. Tapi mereka berdua tidak bisa menolak, kedua orang tua mereka mempunyai alsan sendiri, kenapa sampai seperti ini. Mereka masih harus bersyukur, meski akan segera menikah mereka masih bisa melanjutkan sekolah, selama pihak sekolah tidak mengetahuinya.

Ajun sangat bingung dengan situasinya saat ini. Bagaimana dia harus memperlakukan Arum, dan harus berbuat apa terhadap hubungannya dengan Ira. Karena memilih Ira adalah mustahil sampai kapanpun, pernikahan Ajun dengan Arum menyangkut segalanya, bisnis, persahabatan orang tua, dan juga masa depan dia sendiri.

Pernikahan diniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang