Arum berangkat sekolah seperti biasa, dia di antar oleh supir nya. Setelah sampai di depan sekolah, dia pun bergegas menuju kelas, baru saja mau melangkah dia di kaget kan oleh motor sport merah. Ternyata itu Ajun bersama Ira, karna Arum masih bingung mau bersikap seperti apa, Arum hanya bisa cuek aja, dan Ajun melirik Arum dia juga bingung kenapa harus ada kebetulan di pagi hari.
Karena mereka kelompok belajar, mereka pun duduk satu bangku. Selama pelajaran tidak ada obrolan tentang mereka pribadi, mereka hanya membahas masalah pelajaran. Tapi Ajun sadar, mereka harus berbicara agar semua nya jelas.
Mereka pun memilih mengobrol di luar sekolah, Ajun mengajak Arum ke rumah nya agar tidak ada yang melihat. Arum pun kerumah Ajun dengan sopirnya, sementara Ajun mengendarai motor nya sambil memberi petunjuk jalan. Untung saja jalanan tidak begitu padat, sehingga supir Arum tidak kesulitan untuk mengikuti Ajun.
Ternyata rumah Ajun asri banget, banyak sekali di tanam bunga, suasana nya juga sejuk banget. Ajun pun sudah menunggu Arum d samping motornya. Dia segera mengajak Arum masuk ke rumah nya, dan betapa ramah sambutan ibunya, dia sepertinya terkejut Ajun mengajak Arum ke rumahnya. Arumpun sedikit mengobrol dengan ibunya, tetapi sepertinya ibu Ajun sedang mau pergi, dia pun meninggalkan Arum bersama Ajun.
Ajunpun menyuruh Arum mengikutinya, tapi ko malah di ajak ke kamar nya ya...!, Oh my gooooooooooood.... Mau di apain Arum, otakku traveloka pemirsa......😭😭😭, Tapi sepertinya bukan cuman aku yang kaget, Arum juga heran kenapa di ajak ke kamarnya. Sepertinya, otak Arum udah traveloka kemana aja sih sama seperti aku. Tapi Ajun segera menjelaskan, meredakan parno dalam otak kotor ini. Ternyata Ajun hanya tidak mau orang yang ada di rumah mendengar obrolan mereka. Haduh sukur deh aku kira bakal ada unboxing🤭🤭.
Ajun langsung menjelaskan, kenapa dia harus mengajak Arum berbicara di kamar. Ternyata, Ajun tak ingin orang yang ada di rumah mendengar obrolan mereka. Hadeuhh bikin Tremor aja si Ajun, Arum udah soak aja tuh.
Dalam percakapan itu, Ajun meminta kesepakatan dengan Arum, dia meminta Arum memaklumi, dan mengijinkan dia untuk tetap berpacaran dengan Ira. Ajun juga berjanji akan belajar untuk mencintai Arum, tetapi Ajun masih butuh waktu. Dan Ajun ingin Arum merahasiakan hubungannya dengan Ira kepada seluruh keluarga. Arum hanya bisa mengiyakan semua permintaan Ajun. Arum juga bingung jika dia ingin menolak kesepakatan dengan Ajun, Arum sadar diri, dia seperti perusak untuk hubungan Ira dan Ajun.
Tapi setidaknya, dengan sikap Ajun yang berterus terang itu Arum tidak lagi bingung harus bersikap seperti apa. Arum hanya berharap, dia tidak akan terluka oleh Ajun. Tidak teras 7 hari telah berlalu, tepat di hari Minggu saat murid yang lain bermain bersama teman-temannya, Ajun dan Arum melaksanakan ijabkhobul. Mereka pun resmi menjadi sepasang suami istri, meski masih secara agama. Malam harinya, Ajun dan Arum merasa canggung satu sama lain. Bagaimana tidak, mereka harus menjadi suami istri, dan tidur bersama tanpa melalui proses pacaran. Malam hari pun sangat terasa panjang untuk mereka, karena mata seolah tak ingin beristirahat.
Pagi harinya, Ajun dan Arum sarapan bersama dengan orang tua Arum. Ajun pun meminta ijin kepada orang tua Arum, untuk membawa Arum tinggal di rumah Ajun. Bukan tanpa alasan karena rumah Ajun lebih dekat untuk ke sekolah. Dan orang tua Arum pun mengijinkan nya. Hari hari berikutnya mungkin akan terasa Berat untuk Arum, meski orang tua Ajun sangat menyayanginya, tapi tetap saja dia tidak akan senyaman bersama orang tua kandungnya. Tapi Arum tak punya pilihan.
Pagi ini Arum berangkat bersama dengan Ajun. Arum sangat khawatir, bila murid yang melihat mereka akan menceritakan kepada Ira, tapi Ajun menyuruh Arum untuk tidak khawatir. Ajun juga bilang pada Arum bahwa dia tidak akan membuat Arum kecewa, karena bagaimana pun Arum adalah istrinya. Ucapan itu membuat Arum merasa sedikit senang dan tenang. Setidaknya Ajun masih punya sedikit perhatian kepadanya.
" Huuuuaaaaahhh....!!! " Suara Arum menguap membuat Ajun yang di sebelah nya menoleh. Ajun pun hanya bisa melihat Arum yang menelungkup kan kepala nya ke atas meja. Sepertinya Arum sangat tak kuasa menahan kantuknya. Sesekali Arum pun menoleh guru di depan, tapi dia lanjut menekuk lagi kepalanya ke atas meja. Rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya.
Tingg.....tonggg......
Bel tanda istirahat berbunyi, Ajun pun membangunkan Arum dari lelapnya. Arum pun menggeliat, dan segera keluar menuju kantin. Di kantin Arum melihat Ajun sedang bersama Ira, Arum pun berusaha cuek dengan situasi itu. Saat teman temannya mengajak dia makan, Arum menolak dengan alasan ingin melanjutkan tidur. Dia pun hanya membeli minuman dingin saja, dan berlalu menuju kelas lagi. Dia tidak menampik, ada sedikit rasa sakit hati di dadanya. Saat Ajun masuk ke kelas, Ajun melihat Arum sedang bermain dengan ponselnya. Ajun bersikap cuek dengan kejadian di kantin, dia tidak meminta maaf atau menjelaskan apaun. Itu membuat mood Arum semakin down.Saat pelajaran berakhir, Ajun menyuruh Arum pulang menggunakan taksi, dia harus mngantar Ira dan juga mengganti motornya dengan mobil. Dan setelah itu dia berniat menjemput Arum di rumahnya. Arum menurut saja apa yang Ajun suruh. Sesampainya di rumah Arum mengemasi pakaian dan barang yang mungkin dia perlukan selama di rumah Ajun. Cukup lama Arum menunggu Ajun, dia juga memanfaatkan waktu itu untuk mengobrol dengan ibunya. Dia pasti akan sangat merindukan ibunya. Ibunyapun menyuruh Arum dan Ajun untuk sering mengunjunginya, dan Arum mengiyakan permintaan ibunya itu.
Terdengar suara mobil berhenti. Tidak lama dari itu terdengar suara membuka pintu. Dan itu adalah Ajun, dengan senyum nya Ajun menyalami ibu nya Arum. Ajun juga mengobrol sebentar, mendengarkan nasihat dan pesan ibunya Arum. Setelah selesai bercengkrama, Ajun pun pamit dan membawa Arum ke rumahnya. Ajun memang sosok pria yang sopan, dia juga ramah itu membuat ibu Arum percaya pada Ajun.
Karena keadaan jalan yang macet, Ajun pun mengajak Arum untuk makan sebentar. Arum pun menurutinya. Selesai makan, mereka melanjutkan perjalanan lagi, sebenarnya rumah nya tidak begitu lama hanya saja, keadaan jalan yang padat oleh kendaraan membuat mereka harus lebih lama di perjalanan. Akhirnya mereka sampai juga di rumah Ajun. Sudah terlihat ayah dan ibu Ajun, sepertinya mereka sengaja menunggu mereka datang. Senyum ramah dari mereka membuat Arum sedikit tenang.
Ajunpun membawa barang bawaan ke kamarnya, dia tidak ikut bergabung saat aku bercengkrama dengan orang tuanya. Selang beberapa lama Ajun datang lagi dan menyuruh ku untuk istrahat. Ayah dan ibu Ajun pun mengiyakan dan sedikit mengoda Arum, Arum pun hanya bisa tersenyum, seperti nya Arum merasa malu di goda seperti itu oleh ibu Ajun.
Masih sama seperti sebelumnya. Kamar Ajun di penuhi dengan koleksinya, banyak sekali mobil-mobilan, beberapa bola, dan juga koleksi kaos olahraanya yg dia pajang. Sebenarnya, baik dari barang atau dari dia pribadi, sama sekali tidak memperlihatkan kalo dia adalah seseorang yang pintar. Hanya saja ada yang sangat menganggu Arum, kasur di kamar Ajun kecil dia bingung mau tidur bagai mana nanti.
" Rum, kalo kamu lelah kamu bisa tiduran, atau mu tidur juga gak papa..! " ( Seru Ajun )
" Kita tidur satu kasur Jun..? " ( Pertanyaan Arum membuat Ajun tersenyum )
" Iyah lah... Trus mau tidur di mana lagi " ( terang Ajun sambil cekikikan )
" Hoooooo... Tapi ini kecil loh Jun..! " ( Arum menjelaskan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali )
" Bukannya bagus ya, kita bisa tidur sambil pelukan sepanjang malam.... " ( Ajun membisikan itu sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Arum yang cantik )
Sontak perkataan Ajun itu membuat wajah Arum memerah, Arum juga salting di buatnya.terdengar cekikikan Ajun. Ccckkckckckckckcck....!
" Aku hanya bercanda ko Rum, tenang saja kita hanya tidur, aku gak akan melakukan apapun..! " ( Jelas nya sambil cekikikan terus )
Arumpun langsung berbalik dan membuang dirinya ke kasur, Arum memperlihatkan wajah cemberut, membuat Ajun semakin tak henti cekikikan. Saat itu Arum dan Ajun terbiasa tidur bersama, Ajun juga selalu pergi sekolah dengan Arum, meski terkadang dia pulang dengan Ira. Keakraban antara Arum dan Ajun pun sudah berbeda, perasaan Arum kepada Ajun pun perlahan berubah, Arum sudah terbiasa dengan Ajun di sampingnya, dia juga terbiasa dengan perhatian Ajun. Tapi tidak begitu dengan Ajun, dia masih menganggap Arum hanya jodohnya saja, tanpa ada perasaan lebih rasa suka Ajun kepada Arum juga tidak bertambah masih sama seperti sebelumnya, dia hanya membuat Arum tidak ingin Arum merasa tidak nyaman.Sepertinya, situasi tidak berjalan lancar untuk Ajun, hingga dia juga di buat bingung dengan dua wanita itu. Ajun juga lebih banyak mendapat tekanan dari orang tuanya. Masalah mulai bermunculan di antara Ajun, dan Arum, hingga sifat asli Ira pun mulai terlihat.
![](https://img.wattpad.com/cover/312600796-288-k845681.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan dini
RomanceArum seorang gadis cantik dan lugu, anak tunggal dari keluarga kaya raya, harus menerima perjodohan dari kedua orang tua nya. Dan Ajun anak populer di sekolah harus terpaksa menjadi jodoh Arum . Di usia mereka yg baru menginjak 17 tahun dan masih me...