Part 1

203 118 260
                                    

Part 1: Prolog

Just req dari author: Youth-Troye Sivan🎶


-HAPPY READING-


Langkah seorang gadis membesar di koridor sekolah, kepangan kudanya menari-nari dibelakang kepalanya. Para siswa siswi yang dilewatinya ia sempatkan memberikan senyuman ramah.

Lalu langkahnya kian membesar kala matanya menangkap tulisan kelas ips 2 dipintu kelas. Kebetulan seorang siswa yang dikenalinya ingin memasuki kelas. Dengan cepat gadis yang bernama lengkap Adara Syakira Larahman itu berteriak memanggilnya, "Kasman!"

Si pemilik nama berbalik melihat Adara berlari menghampirinya. "Apa?" tanya si laki-laki.

"Pacar gue ada nggak?" giliran Adara yang bertanya.

Kasman mengintip ke dalam kelasnya. Dilihat laki-laki yang dicari gadis berkepang ini sedang asik bermain dengan ponselnya. "Tuh ada di dalam, masuk aja."

Adara memasuki kelas yang dulunya begitu asing baginya. Kakinya langsung membawa dirinya ke laki-laki yang disebut pacarnya tadi. Oh iya, jangan lupa ditangan gadis itu membawa sebuah tote bag kecil.

Elang Saputra-- pacar Adara melihat sekilas kedatangan gadisnya. Namun, kepalanga lebih terpancing menunduk untuk ponselnya.

"Nih bekal, gue nggak tahu ini enak atau nggak tapi yasudalah lo coba ajh." Tote bag itu ia letakkan diatas meja, tangannya mendorong-dorong tote bag tersebut untuk mendapatkan perhatian sang kekasih.

"Kalau nggak yakin sama masakan lo, ngapain kasi ke gue," ujarnya sarkas yang membuat Adara mendelik kesal.

"Lo coba ajah belum Lang."

Elang berdiri dari duduknya, meletakkan ponselnya yang masih menyala ketas meja, "jangan alay deh Ra, lihat sekelas gue pada ngeliat kesini"

Adara menatap sekeliling dan benar saja, pandangan memang tertuju pada dirinya. Kesalanya bertambah, apa sekelas Elang tak pernah melihat orang pacaran.

"Kalau mereka natap kita berarti mereka kepo. Lagian kenapasi, ceritanya gue lagi pamer biar si jomblo iri," tuturnya yang masih sempatnya bercanda.

Sedangkan Elang tak menanggapi perkatannya melainkan menghusir sang kekasih, "keluar lo!"

Dengan wajah kesal Adara menarik tote bagnya kembali dengan kasar, "nggak asik bangat si!!"

---

Di depan kelas Adara berdiri dengan bersedekap dada. Sang sahabat datang menghampiri, namanya Tiara Nandini. Mereka bersahabat sejak kelas 1 SMA yang dulunya mereka sekelas tapi, pada saat kelas 2 mereka tak sekelas lagi. Adara di XI MIPA 3 dan Tiara di XI MIPA 2.

"Kenapa lo?" Tiara mencolek dagu Adara yang mendapatkan cibiran. "Sensi bangat, kenapasi?"

Adara menaikkan tangan kanannya yang memegang tote bag, "Elang nolak bekal gue."

Lantas Tiara tertawa mengejek. Baru kali ini ada yang menolak makanan dari seorang Adara. Satu angkatan Mipa tahu sekali bagaimana lezatnya makanan Adara dan pacarnya sendiri menolak makanan tersebut.

Ah, Tiara lupa ada sesuatu diantara mereka yang hanya dirinya mengerti.

"Pacaran toxic si," katanya dengan suara pelan hingga Adara tak mendengarkannya.

"Ha? Apa?"

"Nggak ada. Ayo pulang, pangeran kodok lo pasti udah nunggu di parkiran," ajak Tiara yang mendapatkan persetujuan Adara.

Sejujurnya Adara tidak ingin pulang bersama Elang tapi, sahabatnya ini tidak membawa kendaraan sendiri karena pulang bersama sepupunya yang tak lain adalah guru olahraganya.

"Gue duduk di depan ajah Tiara, malas sama Elang," rengeknya. Tentunya Tiara menolak, lagian siapa juga yang ingin berbocengan tiga. Dengan bibirnya dimonyong-monyongkan Adara berujar, "padahal pengen modus."

Nah yang ini membuat Tiara kesal dengan Adara. Kadang kala sahabatnya lupa dengan Elang. Sikapnya biasanya menunjukkan jika ia tak memiliki kekasih.

"Tuh, Elang nungguin lo," ujarnya sambil menunjuk laki-laki yang bersandar pada motor besarnya.

Adara akhirnya menghampirinya dengan malas. Elang berdiri tegap lalu memasangkan helm berwarna biru langit itu diatas kepala gadisnya, "gue minta maaf."

Adara memperbaiki tatanan rambutnya bagian bawah yang sempat ia buka kepangannya tadi. Sementara Elang memasang pengait helm tersebut.

"Salah lo apa?"

Elang tertawa dan segera mengabsen kesalahannya tadi, "nolak bekal, kasar sama lo terus nggak ngejar lo tadi."

Adara mendelik mendengar ucapan terakhir Elang, "yang terakhir itu nggak yah."

Lagi-lagi Elang tertawa, "kan biasanya cewe mau dikejar."

"Nggak semuanya cewe itu sama."

-SEKIAN UNTUK PART INI-

Ketypoan dan segala kesalahan dari cerita ini mohon dimaafkan. Ceritanya mungkin terlihat kaku hehe.

BYEE JANGAN BOSAN MAMPIR DI PART SELANJUTNYA.

RUMIT (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang