part 2

143 100 232
                                    

Part 2
It's okay-Treasure🎶

-SELAMAT MEMBACA KAWAN-

Pintu kayu berwarnah pelangi itu nampak jelas di depan mata Adara. Tapi, tangannya begitu malas untuk membukanya. Ia memilih diam terlebih dahalu lalu, satu menit kemudian akhirnya Adara memutar knop pintu rumahnya.

Di dalam sana seorang laki-laki yang lebih tua 5 tahun darinya menyambutnya dengan wajah datar. Adara harus siap batin untuk mendengar ceramah panjang lebar kakaknya.

"Bapak belum pulang?" Sebelum Rahmatullah berbicara, Adara sudah mendahuluinya.

By the way, soal nama kakaknya itu memang agak aneh. Jadi awal ceritanya pada saat Rahmatullah lahir tiba-tiba kakek dari mamanya meninggal dunia. Karena Akira, mamanya terlalu malas berpikir dan pada saat itu ia lebih banyak mendengar kata 'ayah sudah kembali ke rahmataullah' jadilah Akira memberikan nama keramat itu.

"Bapak pulang waktu weekend doang kalau lo nggak ingat." Adara menyengir mendengar jawaban Rahmat. Dia tidak lupa, hanya mencoba mengalihkan obrolan saja.

"Pulang bareng siapa? bareng burung-burung itu lagi?" tanya sang kakak.

"Elang kak, Elang namanya. Nggak usah ngejek pake burung-burung, lo juga kayaknya punya deh."

Mata Rahmutullah membulat sempurna, apa-apan adiknya ini. Sedangkan gadis itu terkekeh dengan perkatannya. Terlihat kakaknya itu diam yang sepertinya masih terkejut dan Adara rasa itu adalah cela untuk menghindari Rahmatullah. Namun, teriakan kakaknya membuat langkahnya berhenti.

"Adara Syakila Larahman gue belum ...," kalimatnya terpotong melihat adiknya berbalik dengan mata memerah.

Gadis itu menelan ludahnya dengan kesal, "berapa kali gue harus bilang nama gue Adara nggak pake Syakira atau Larahman."

Rahmatullah mencoba menguasai dirinya untuk tidak termakan oleh tangisan adiknya. Ia rasa sikapnya memang harus keras. Banyak yang laki-laki ini takutkan mengenai masa depan adik semata wayangnya ini.

"Ra lo tahu kan gue nggak mau lihat lo terpuruk. Masa depan lo harus cerah! Cita-cita lo harus tergapai apa 'pun caranya!" Adara memutar bola matanya jengah. Lagi dan lagi Rahmat menekannya.

"Tanpa lo ngasih tahu gue juga bakal ngelakuinnya kak!"

"Lo bakal susah kalau dipikiran lo cuman pacaran. Elang ngeganggu lo!"

Adara menyeka air matanya, kenapa harus menyalahkan orang lain. Mengapa Rahmat sangat membenci Elang. Padahal kakaknya tidak pernah sekali 'pun bercengkrama dengannya dan dia seakan-akan tahu bila pacarnya itu akan mengganggunya.

"Yang ganggu gue bukan Elang atau yang lain kak tapi, orang tua lo!" balas Adara yang tak ingin kalah. Rahmatullah terdiam, ia menatap Adara dengan lekat. Matanya memanas, emosinya sudah berada dipuncak kepalanya.

Jangan salahkan jika dirinya terlalu posesif terhadap adiknya. Itu karena Rahmatullah yang merawat Adara dari kelas 6 SD. Orang tua mereka bercerai karena beda pendapat. Ia ingin melihat adiknya sukses walaupun hanya dididik olehnya. Agar Akira dan Rahman menyesal atas perbuatannya.

---

Malam hari, Adara dengan baju jalannya keluar dari kamar. Matanya menelusuri isi rumahnya mencari keberadaan sang kakak.

Sebenarnya ia merasa canggung untuk berbicara karena pertengkarannya tadi dan juga merasa takut karena ingin meminta izin. Ia ingin keluar bersama Tiara.

"Mau kemana lo?" Adara mengelus dadanya terkejut, kakaknya tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Mau keluar sama Tiara, boleh?"

Rahmatullah tak langsung menjawab, ia memlih diam terlebih dahulu. Adara menggaruk kepalanya tak gatal. Apakah kakaknya akan mengizinkannya.

"Pulang lewat jam sepuluh nggak usah pulang." Kejam sekali Rahmatullah ini. Dengan pasrahnya Adara mengangguk mengiyakan. Lagian ia dan Tiara juga hanya ingin ke kafe.

Setelah itu Adara akhirnya keluar dari rumah menuju ke kafe menggunakan jasa ojek online. Disana sang sahabat sudah duduk manis menunggu kedatangannya. Segeralah ia menghampirinya, tas kecilnya disimpan pada kursi kosong disampingnya, lalu duduk.

Tangannya memanggil sang pelayan, memesan cake dan juga chocolate.

"Habis berantam sama kak Rahmat?"

Adara mengangguk, "iya, kesel si baru pulang sekolah malah disemprot."

Tiara tertawa menanggapinya, "sabar, yang selalu ada itu kak Rahmat loh. Jangan kesel gitu."

"Iyalah, gue juga ngerti. Gini-gini gue juga sayang bangat sama kak Rahmat."

Setelah itu tak ada percakapan lagi. Tiara memilih memakan kentang gorengnya dengan tenang. Selang berapa menit kemudian pesanan Adara datang. Akhirnya dia ikut menikmati makanan kafe dengan sesekali mengomentari para pelanggan lain.

Tiara menyimak julitan Adara yang sangat sudah terbiasa ditelinganya. Sahabatnya ini sangat jago dalam mengomentari segala hal. Bahkan ada satu waktu, pada saat mereka di taman, Adara tak habis-habisnya menjuliti seorang gadis yang menggunakan sepatu kw. Ia menjulitinya selamaa berhari-hari.

Tapi jika kalian bertanya Tiara akan melarangnya, tentunya tidak. Telinga gadis berponi ini sudah sangat candu mendengar ujaran dosa dari mulut Adara.

"Liat deh Ti yang pake baju merah itu alisnya kayak sincan."

Tiara berbalik meliahat dimana arah pandangan mata Adara, "alisnya normal kok Ra."

Adara mencibir tak setuju, "perhatiin baik-baik!"

Tiara tak menanggapinya, ia memilih mengaduk-aduk vanila lattenya lalu meminumnya.

"Ra gue mau jujur sama lo," kata Tiara setelah menelan minuman dinginnya.

Tatapan gadis itu sangat serius yang membuat Adara menegakkan badannya penasaran, "jangan bikin gue ngumpat dengan lo bohongin gue."

Tiara terkekeh, "beneran Ra. Sebenarnya gue lagi suka sama seseorang."

"Lah seriusan Ti? Siapa?" tanya Adara dengan semangat 45nya. Baru kali ini Tiara suka sama seseorang.

"Adalah lo ga usah tahu."

Adara lantas cemberut, "nggak asik bangat si." Dan, selanjutnya Tiara hanya diam tak menjawab.

"Terus gimana? Lo ada rencana mau dekatin crush? Mau gue bantuin?" tanya Adara sekali lagi dengan menggebu-gebu. Oke, Adara sangat bersemangat. Tapi, lagi-lagi Adara cemberut karena mendapatkan gelengan dari Tiara.

"Dia udah punya pacar, yakali gue jadi orang ketiga. Nggak bangat."

-BATAS SUCI-

Rahmat lagi marah bi like

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rahmat lagi marah bi like.

cuman mau ingatin ada bintang dipojok kiri
dan, kalau ada typo mohon dimaafkan itu kerna saya terlalu memikirkan jeff satur.

byee, see u gaess<3

RUMIT (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang