07

190 37 12
                                    

"Bas, Davin mana?"

Bastian yang di tanya hanya mengedikan bahunya tanda tidak tahu. Setengah jam yang lalu Davin memang datang ke markas, namun itu hanya untuk mengambil mobil saja setelahnya wush pergi lagi.

Melihat jawaban Bastian membuatnya semakin pusing. Setelah meinggu kemarin menuruti saran Ardion, mereka melakukan tes kedokter kandungan. Sesuai prediksi Ardion, Lisa positif hamil dan telah memasuki minggu kelima.

Dan beberapa hari ini dia dibuat kelimpungan sama laki-laki berstatus calon ayah itu. Tidak tau memang benar itu karena bawaan anaknya sesuai yang di katakan Ardion, atau memang Davinnya sendiri yang senang menantang maut.

Gak ada! Apa-apaan anaknya di bawa-bawa segala.

Sudah tiga hari ini Davin selalu terjun kelapangan untuk mengurusi pekerjaannya. Oke. Lisa gak bakal kelimpungan setengah mati seperti sekarang kalau yang di urusin Davin itu kerjaan kantor, masalahnya calon bapak dari anaknya itu ngurusin kerjaan Xavior yang menantang malaikat maut.

Anaknya bahkan belum dikasih nyawa sama tuhan, ini bapaknya kenapa malah dengan suka rela nyerahin nyawa. Mau barter gitu? Kan gak lucu.

"Kalau Davin jadi mafia, yang jadi CEO siapa?" tanya Lisa.

Bastian mendongak menatap Lisa seolah sedang berpikir. "Biasanya yang ngurus Dikta sama Jeje, tapi karena Dikta ikut Davin jadi mungkin Jeje." kata Bastian.

"Kalian bersepuluh, 'kan?" Bastian mengangguk singkat sambil nyemilin kripiknya. "Masing-masing dari kalian pegang satu Dictric?"

Bastian kembali mengangguk sembari memasukan satu slas keripik ke mulutnya. "Gak bisa di bilang semua juga, 'sih!" ralatnya kemudian.

"Jadi gimana?" Lisa tidak mengerti.

"Davin jelas ketua. Bentar, seret gue." Bastian mengambil botol mineralnya lantas meneguknya hingga setengah. Setelah merasa seretnya hilang barulah dia kembali melanjutkan dalilnya. "Di Xavior itu ada enam Distric. Dan masing-masing di ketuai oleh satu orang, kecuali Distric 2 yang di pegang si kembar. Si Rey ketua Distric 3, Satria pegang District 5"

"Informasi, Intel, sama Hacker kenapa beda ketua?" sela Lisa.

"Karena konsep tiga Distric itu juga beda." jelas Bastian. "Rey itu ahli informasi, si kembar ahli penyamaran, dan kalau Satria lo tau sendiri keahlian dia apa."

"Oke. Lanjut."

Bastian berdecih kesal sebelum kembali melanjutkan dalilnya. "Si Jack itu ketua District 1, kalau Niek District 4, Gue sendiri? Gue sebenarnya gak pegang Distric sih, toh cuma bagian strategi. Intinya selain Dikta sama Jeje, kita lebih banyak ngurus lapangan."

"Kalau sistem Xavior?"

"Kenapa lo tiba-tiba kepo soal ginian sih?!" decak Bastian malas.

"Pengen tau aja, salah?"

Dari awal pertanyaan hingga saat ini, nada bicara Lisa tidak berubah. Masih acuh dan datar, dan itu membuat Bastian merasa kesal sendiri.

Menghela napas pasrah, Bastian menggeleng pelan. Harus ingat apa kata Ardion. "Apapun keinginan ibu hamil, itu bersifat wajib. No debat." Baiklah. Ingat, wajib, no debat.

"Sistem kita itu lebih ke jasa algojo, mungkin? Kita kerja sesuai orderan, tapi gak sampai ke membunuh-"

"Psikopat?" sela Lisa. Dia menatap Bastian dengan kerutan kasar di dahinya.

Bastian mengangguk singkat. "Psikopat sekalipun. Sebenarnya bisa saja kita bunuh, tapi kata Davin itu dosa." Bastian terkekeh geli saat mengatakannya, begitupun Lisa. Mafia inget dosa, eh!? "Jadi tugas kita cuma dapetin mangsa, abis itu terserah polisi mau di apain."

Dunia DavinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang