Happy Reading 💕Malam semakin larut bersama perasaan khawatir Haura pada Elhaqqi. Setelah berdebat tadi, ia tidak menemukan Elhaqqi sama sekali.
Bahkan sepertinya ia tak kembali ke kamar. Terbukti saat Haura menyiapkan baju Elhaqqi yang masih ada di kasur seperti tidak tersentuk.
"Mas Haqqi mana, sih? Masa aku nanya Umi?" khawatirnya.
Haura menuju ke ruang tamu dimana Hindun masih menemani Kiyai Hasan yang belajar kitab. Membaca kitab besar tanpa makna.
Melihat menantunya datang menghampiri, lantas Hindun menggeser tubuhnya memberi ruang pada Haura.
"Menantunya Umi kenapa?"
"Embb.. Umi lihat Mas Haqqi, gak?" tanya Haura membuat Hindun mengerutkan dahinya.
"Tadi Umi kira Haqqi sudah pulang karena kamu sudah di sini."
"Emang Mas Haqqi pergi kemana?"
"Bukannya tadi pergi sama kamu ke Alun-alun, ya?"
"Kita gak pergi sama sekali, Umi."
"Tadi kayak mbonceng cewek deh, Ra. Iya kan, Abi?" tanya Hindun pada suaminya.
"Iya. Tapi seperti bukan kamu, deh. Soalnya dia pakai hijab syar'i. kan biasanya kamu gak pernah pakai hijab oversize itu," celetuk Hasan.
"Masa sama Mbak Aisy, Umi?" Haura curiga.
"Aisy? Astagfirullah.. padahal umi sudah ingatkan untuk tidak dekat dengan Elhaqqi. masih saja!" terlihat Hindun yang marah. Lantas Hindun mengambil ponsel yang ada di atas meja. Namun, Hasan lebih dulu mengambilnya.
"Biar abi yang telepon El."
Sesuai dengan yang di dengarkan Haura, Elhaqqi mengantarkan Aisy sowan ke ndalem Kiyai Akbar dan Nyai Yasmin.
Tampak juga Hasan memarahi Elhaqqi yang membonceng Aisy yang bukan mahramnya.
"Kamu itu udah punya istri, El! Dia itu khawatir nunggu kamu tapi malah pergi sama cewek lain. Mau ditaruh mana muka Abi jika Pak Zaid tau anaknya tidak diberlakukan sebagaimana mestinya?" marah Zaid.
"Maaf, Abi. Nanti pulangnya biar El ajak Kang Yusron dan istrinya yang mengantar Aisy."
Sambungan terputus setelahnya.
"Mas Haqqi dimana Abi?"
"Di rumahnya Pak Akbar. Mengantar Aisy sowan ke sana. Dulu dia juga santri di sana saat SMP. Makanya dia lumayan dekat dengan El. Maaf ya, Haura kalau Elhaqqi belum bisa menjadi imam yang baik buat kamu."
"Haura mau nyusul Mas Haqqi."
"Ayo abi antar, ya?"
"Haura naik motornya Mas Haqqi yang satunya ja gak papa- Abi."
"Biar abi yang antar Haura sama umi."
***
"Kami mengantar Haura untuk menemui Elhaqqi. tadi Aisy dan Elhaqqi ke sini katanya mau sowan," ujar Hindun.
"Iya, Aisy tadi pamit ke toilet sedangkan Elhaqqi mau ke kamar mengambil kitabnya."
"Tapi udah dari tadi, Umma. Elhaqqi belum kembali juga." Akbar Khawatir.
"Biar Haura panggil Mas Haqqi di kamar ya, umma." Izin Haura menemui Elhaqqi.
"Astagfirullah!" Haura terperanjat kaget saat masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu melihat bagaimana ranjangnya yang ditiduri oleh wanita yang tadi pagi debat dengannya. Apalagi, saat melihat wanita itu memakai selimut miliknya. Dilihatnya tubuh wanita itu tanpa sehelai benang selain selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELHAURA [Sudah Terbit]
Novela Juvenil"Pulang!" "Sebelum lo menyesal, Ra." *** Haura harus mau menjalankan hukuman dari papanya karena sudah melanggar peraturan untuk tidak balapan dan clubbing. Pondok Pesantren. Yang katanya adalah penjara suci, tempat dimana Haura harus menjalani hidu...