03 : Sebab

15 15 2
                                    

Jangan lupa vote and komen ygy.

Sider pantatnya nyala😑

- TULUS -


Cowok bernama Altair, atau yang sering dipanggil dengan sebutan 'Al' itu kini sudah sampai di rumah. Setelah lelah dengan kegiatan di sekolah, akhirnya akan bersantai.

Perlu kalian tahu, sejujurnya Al itu adalah anak rumahan. Dia tidak biasa nongkrong bersama teman-temannya seperti yang anak muda lain lakukan.

Tapi ya, karena berteman dengan orang-orang yang lebih suka diluar rumah, Aldo dan Ramdan misalnya, atau Rifki, Al mulai suka kehidupan di luar juga, dan itu terjadi sejak dia masuk SMA. Namun tetap saja, bersantai di rumah adalah hal yang tidak bisa Al hilangkan.

"Hei, anak pungut. Sudah pulang?" Pertanyaan itu terdengar saat Al melewati ruang tengah, di sana om nya tengah mengerjakan sesuatu sambil selonjoran di karpet lembut kesayangannya.

Al mendengus kesal, "stop panggil gue gitu ya om."

"Ya lo 'kan emang bukan anak gue, jadi gue panggil anak pungut aja," sahut pria yang saat ini berumur tiga puluh tahun itu.

"Ck, terserah lah." Al berniat menaiki tangga, ingin pergi ke kamarnya yang berada di lantai atas. Namun laki-laki yang dia panggil om itu kembali berbicara.

"Lo harus kasih tahu gue," ucap Irfan.

Menghela napas, Al lalu berhenti. Dia menatap Irfan dan mengernyit, "kasih tahu apa?"

"Apa alasan lo melakukan hal yang kayak gitu ke seorang perempuan?" Laki-laki itu beranjak dari duduknya dan berdiri di hadapan Al.

Al memutar bola matanya, "males banget om bahas hal itu, nanti aja."

Pria itu menaikkan sebelah alisnya, "kenapa males?"

"Ya karena capek, 'kan om tau gue dihukum sama Bu Mirna. Ini semua juga gara-gara om," Al mengusap wajahnya dengan kasar, menandakan bahwa dia benar-benar frustasi dengan semua yang terjadi.

"Hahah!" Dan bukannya merasa kasihan dengan keponakannya, Irfan malah menertawakannya. "Rasain tuh!"

Al hanya bisa menghela napas pasrah sembari menggelengkan kepalanya. Ya seperti inilah sifat asli laki-laki itu, diluar terutama di sekolah, dia menjadi seorang Kepala Sekolah yang berwibawa, perhatian pada siswa-siswi nya namun di rumah dia suka sekali mengganggu Al.

Tapi walaupun begitu, keduanya saling menyayangi dan memang sangat akrab. Maka jangan heran kenapa mereka berdua berbicara dengan panggilan lo-gue, itu memang sudah menjadi kebiasaan dua orang itu.

Dari Al kecil, Irfan memang sudah sangat dekat dengannya. Apalagi ketika orangtuanya sudah tidak ada lagi, Irfan yang menemaninya tinggal di rumah peninggalan kakeknya ini, dengan beberapa orang pembantu tentunya.

Dan kalau ada yang bertanya apakah Irfan tidak punya anak, maka jawabannya memang tidak. Tapi kalau menikah, pria itu jelas pernah. Dia bukan laki-laki yang jelek dan tidak laku. Meskipun hanya menjadi seorang Kepala Sekolah, wajahnya yang awet muda tentu membuat banyak perempuan mendekati laki-laki itu dan ingin menjadi istrinya. Yang paling penting, Om Irfan ini orangnya sangat tulus. Ya, tidak seperti saudara-saudara ayahnya yang lain. Sayang banget, om nya itu diuji dengan rasa gagal move on terhadap istrinya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Mungkin ada rasa bersalah karena gagal menjaga wanita itu. Baru saja lima bulan Irfan menikah, istrinya tiba-tiba mengalami kecelakaan dan nyawanya tidak dapat diselamatkan. Meskipun kejadiannya sudah lama, Irfan tentu sangat sulit melupakannya sampai-sampai pria itu pun tidak mau menikah lagi, memilih untuk melajang dan entah sampai kapan.

TULUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang