Makan siang

1.8K 132 10
                                    

"Abiii...." Diba berteriak sambil berlari masuk ke dalam toko menghampiri ayahnya yang terlihat menata beberapa peci ke dalam etalase.

"Astaghfirullah sayang, jangan lari-lari !" Ustadz Azlam menoleh kaget saat mendengar teriakkan putrinya yang berlari kearahnya di ikuti Adel di belakangnya.

"Hehehe, maaf Abi, soalnya Diba seneng banget." Cengir Diba.

"Iya seneng banget kayaknya, sampai lupa salam." Sindir ustadz Azlam sambil menjawil hidung mancung putrinya, karena lupa mengucapkan salam saat masuk, dan malah teriak-teriak.

"Maaf lagi Abi, assalamualaikum."

"Walaikumusalam."

"Pak !" Panggil Adel memperhatikan semua pakaian yang ada disana.

"Iya, ada apa ?"

"Pakaian di toko bapak ini, gak ada model lain apa ?"

"Model yang bagaimana maksud kamu, disini banyak model, ada yang gamis berbagai model, kaftan juga ada, pakaian pria juga banyak model." Jelas ustadz Azlam, ia juga tidak mengerti model yang bagaimana maksud istrinya itu, pasalnya hampir semua model muslim dari brand-brand ternama ada disana, bahkan tokonya bisa dibilang toko yang paling lengkap.

"Macam atasan, dres, jeans, rok, atau apalah, pokoknya pakaian yang biasa dipakai anak muda gitu lo." Jelas Adel.

"Ini mah pakaian emak-emak semua." Lanjutnya memegang satu set gamis syar'i yang terpajang di manekin.

Ustadz Azlam tersenyum mendengar ucapan istrinya, memang yang ada di tokonya hanya khusus pakaian muslim syar'i.

"Itu menurut kamu, pelanggan disini juga banyak yang seumuran kamu, bahkan ada yang lebih muda dari kamu.

"Kalau kamu mau, ambil aja sesukamu!" Lanjutnya.

"Tidak terimakasih, disini nggak ada yang cocok buat saya." Sahut Adel. Memang pakaian disana bukan gaya berbusana Adel, walaupun tidak memakai hijab, tapi sekarang Adel sudah tidak pernah mengenakan pakaian berlengan pendek atau jeans yang ketat, sekarang Adel lebih sering menggunakan kulot juga kemeja.

"Ya sudah, kalau gitu kita keruangan saya sambil menunggu jam makan siang." Ajak ustadz Azlam berjalan sambil menggandeng tangan Diba di ikuti Adel di belakang. Keluarga idaman banget bukan ?

^^^^^^

Karena hati ini permintaan Diba yang ingin makan siang, maka gadis kecil itu yang memilih tempat makan, maka disinilah mereka sekarang di sebuah restoran bergaya klasik kental dengan ornamen Jepang ada pula taman khusus buat berbagai jenis kelinci disana, sehingga Diba saat menyukai tempat tersebut.

"Dib, makan ! Makanannya udah Dateng nih." Panggil Adel sedikit berteriak karena sejak tadi anak itu betah berada di dekat taman kelinci, kebetulan meja mereka berdekatan taman tersebut, tentu saja Diba lah yang memilih meja.

Diba segera memenuhi panggilan sang nyonya, lalu duduk di samping ayahnya.

"Cuci tangan dulu !" Peringat ustadz Azlam pada Diba yang langsung mengambil sepotong ayam.

Diba kembali meletakkan potong ayam tersebut lalu pergi mencuci tangan tak jauh dari sana.

"Bismillahirrahmanirrahim." Sindir ustadz Azlam ketika melihat Adel akan memakan makanannya. Sengaja ustadz Azlam sedikit mengeraskan suaranya.

Adel menatap pria di hadapannya itu sejenak, lalu melanjutkan acara makanan yang sempat tertunda, tidak lupa mengucapkan basmalah sebelumnya, maklum ia bersama seorang ustadz.

Selepas Diba kembali habis mencuci tangan, merekapun makan dengan tenang, beberapa kali Adel di tegur oleh ustadz Azlam karena beberapa kali ia merecoki Diba yang tengah makan dengan serius, membuat gadis kecil itu mengadu pada ayahnya.

ISTRI BAR-BAR PAK USTADZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang