END

1.8K 125 14
                                    

Sudah dua bulan baby Abeen lahir melengkapi kebahagiaan keluarga kecil ustadz Azlam pria kalem dan Adelia si wanita bar-bar kadang lupa akan umur dan statusnya sekarang. Tidak lupa si anak sulung mereka Adiba putri kebanggaan keluarga mereka yang memiliki sifat kalem namun mungkin sekarang sudah terkontaminasi dengan sang ibu sambung jadi kadang-kadang Diba sering bertingkah bar-bar apalagi sudah bertemu dengan Adel sang ibu sambung memperebutkan warisan dari pak Tama dan ibu Sera selaku orangtua Adel sekaligus opa Oma Diba dan Dede Abeen.

"Masss !!! Teriak Adel dari arah kamar mandi yang berada dikamar mereka.

"Ada apa, sayang ?" Ustadz Azlam muncul dari bilik ruang ganti.

"Tolong dong, Dede Abeen nya di mandiin, aku masih belum berani ni." Pinta Adel di depan bak kecil khusus bayi sambil menggendong Dede Abeen yang sudah tidak menggunakan sehelai benang pun.

"Belajar sayang, sampai kapan minta mas terus yang mandiin, bagaimana kalau misalnya mas lagi gak dirumah." Walaupun berkata seperti itu tak urung ustadz Azlam tetap mengambil alih Dede Abeen dari gendongan sang istri untuk ia mandikan.

"Pokoknya aku masih takut mas, kalau misalkan aku salah megang, terus tulang dedeknya kesengklak gimana ? Mau kamu punya anak cacat ?"

"Ustt mulutnya dijaga sayang, ucapan bisa saja menjadi doa'loh  !" Tegur ustadz Azlam dengan ucapan ceplas-ceplos istrinya, seraya ia memandikan putranya.

"Sayang tolong sabunnya !" Ustadz Azlam menengadahkan tangannya agar istrinya itu membantunya menyangkan sabun cair ketelapak tangannya, Adel langsung melakukan apa yang diminta suaminya.

"Mas, pelan-pelan !" Ucap Adel meringis melihat cara suaminya itu memandikan bayinya, apalagi saat suaminya itu mengurut pelan tubuh Dede Abeen.

Oekkk....Oekkk...Oekkk ...

Seketika suara Dede Abeen memenuhi kamar mandi dengan suara yang nyaring.

"Nah .. nah kan nangis, kamu sih mas, pakai angkat-angkat dia segala, segala kepalanya dibawah lagi, kalau kepala sama badannya lepas bagaimana ?" Omel Adel karena perilaku suaminya bayinya jadi nagis kejer.

"Abeen nya gak bakal kenapa-napa sayang, percaya sama mas." Sahut ustadz Azlam santai masih saja melanjutkan kegiatannya, membuat Dede Abeen semakin nangis namun pria itu tak menghiraukannya.

"Berhenti mas, kamu gak kasian apa !" Adel ingin merebut bayinya namun ustadz Azlam menjauhkannya." Gak apa-apa Del, ini sedikit lagi, lagian ingin bagus buat otot-otot bayinya, nanti tidurnya juga nyenyak, gak gampang step juga, yang penting caranya benar." Jelasnya.

"Tapi kasian mas, liat tuh, anaknya pasti kesakitan sampai nangis kayak gitu."Khawatir Adel. Sebar-barnya seorang wanita, jika itu sudah menyangkut buah hatinya yang namanya seorang ibu pasti ada rasa yang tidak rela jika anaknya menangis seperti itu, apalagi kesakitan.

"Gak bakal kenapa-napa, percaya sama mas, mendiangan sekarang kamu siapkan pakainya, setelah ini mas selesai."

"Iya mas " Adel dengan perasaan khawatir keluar dari kamar mandi, walaupun sudah setiap hari ia melihat cara suaminya memandikan anaknya itu tapi tetap saja rasa khawatir dan tidak teganya tetap ada, bahkan awal-awal ia menangis melihatnya.

🍁🍁🍁🍁

"Assalamualaikum...." Suara riuh dari arah pintu mengalihkan atensi sepasang suami istri yang sedang bersantai di ruang tengah rumah mereka.

"Walaikumusalam." Jawab ustadz Azlam dan Adel kompak kala melihat orangtua dan mertuanya masuk dengan Diba berjalan di depan dua pasang orangtua paru baya itu. Siapa lagi kalau bukan, Abi Ali, umi Hasnah, papa Tama dan mama Sera tentunya.

ISTRI BAR-BAR PAK USTADZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang