Bertemu Ulat spek Ukhti

1.6K 140 36
                                    

Adel melangkah masuk ke kediaman mertuanya dengan semangat meninggalkan suaminya dibelakang yang membawa tasnya yang tertinggal di mobil.

"Assalamu'alaikum umi." Ucap Adel dengan sedikit berteriak.

"Walaikumusalam, sini nak !" Umi Hasnah menjawab salam dari menantunya itu kemudian menyuruhnya bergabung di ruang tamu. Adel berjalan menghampiri umi Hasnah, alisnya bertaut melihat punggung seseorang dan ia sangat mengenal wanita itu.

"Eh, ada Ning Zara rupanya, kebetulan aku ngidam nih." Ucap Adel kemudian duduk di samping umi Hasnah lalu menyalimi tangan mertuanya itu.

"Ngidam ?"

"Iya, aku ngidam pengen___

"Pengen apa nak ?"Tanya uni Hasnah karena Adel menggantung ucapannya namun tatapannya tidak lepas dari Ning Zara, bukannya apa umi Hasnah merasa was-was ia tahu sifat menantunya itu bagaimana dengan orang yang tidak ia sukai, jangan sampai menantunya ini melakukan hal-hal yang kurang baik dengan Zara apalagi melihat tatapan Adel yang sulit diartikan.

"Enggak jadi deh umi." Sahut Adel.

"Kamu hamil Ning ?" Kini Ning Zara yang bertanya.

"Iya, kan aku punya suami." Sahut Adel.

Tak lama ustadz Azlam masuk langsung menyalimi tangan uminya.

"Tas kamu sayang, ketinggalan." Ustadz Azlam memberikan tas milik istrinya.

"Astaghfirullah mas aku lupa, maaf ya mas jadi mas bawain tas aku." Sesal Adel sengaja membuat mimiknya semelas mungkin.

"Gak apa-apa sayang mas ikhlas, hanya saja kamu harus hati-hati, mas takut kamu sama kandungan kamu kenapa-napa pas masuk buru-buru tadi." Sahut ustadz Azlam mengacak pucuk kepala istrinya.

"Soalnya aku bersemangat banget mas, aku udah kangen sama umi sama masakan umi juga."

"Ya sudah kalau gitu mas ke kantor dulu, nanti kalau pengen sesuatu atau butuh apa-apa telpon mas"

"Iya mas, kamu hati-hati !"

"Iya sayang, aku berangkat ya ?" Kemudian Adel mencium punggung dan telapak suaminya di balas kecupan dikeningnya, setelah itu ustadz Azlam beralih berpamitan kepada uminya.

Semua perlakuan ustadz Azlam dan Adel tak luput dari pandangan Ning Zara, bahkan tangannya serta giginya bergemelutuk melihat kemesraan keduanya.

"Ning Zara, maaf saya harus pergi, assalamualaikum."

"Iya gak apa-apa Gus.

"Walaikumusalam " Bukan hanya Ning Zara yang menjawab salam dari pria itu namun umi dan Adel ikut menjawab.

"Umi !" Adel memanggil mertuamu sengaja dibuat manja bahkan Adel bergelayut di lengan mertuanya.

"Apa nak, mau sesuatu ?".

Adel mengangguk antusias "Aku mau ayam opor buatan umi."

"Ya sudah nanti umi buat untuk kamu, ngidam ?"

"Sepertinya umi, dari sejak pagi aku kepikiran terus sama ayam opor buatan umi."

"Maaf Ning, umi, kalau kiranya saya menyela, tapi bukannya umi lagi gak enak badan, sebaiknya umi istirahat saja." Sahut Ning Zara.

"Gak apa-apa nak Zara, umi jadi sehat dengar menantu umi sedang mengidam masakan saya, lagian umi hanya sedikit flu ringan saja, jadi tidak apa kalau hanya sekedar memasak." Adel tersenyum penuh kemenangan ke arah wanita spek Ukhti jadi-jadian itu, lagaknya aja Ukhti tapi aslinya sih siluman menurut Adel, mana siluman ulet bulu lagi, gatal !.

ISTRI BAR-BAR PAK USTADZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang