Zara

1.6K 141 17
                                    

"Zara ?" Ucap aba Yusuf dan umi Vivi terkejut melihat kedatangan putrinya, pasalnya Zara mengatakan kalau ia tidak bisa hadir karena sibuk melengkapi berkasnya karena ia akan mengajar sebagai dosen di kampus tempat Adel menuntut ilmu sebelum Adel cuti.

"Maaf, aku baru bisa datang." Suara Zara terdengar lembut sekali di pendengaran semua orang, Zara menghampiri Abi Ali dan umi Hasnah untuk bersalaman, lalu beralih kepada kedua orangtua Adel, Zara hanya menyalimi tangan mama Sera sedangkan kepada papa Tama Zara hanya menyatukan kedua tangannya di depan dada, begitipun dengan kepada ustadz Azlam karena mereka bukanlah mahramnya, setelah menyapa ustadz Azlam Zara beralih menyapa Adel sambil bersalaman.

"Kenalkan aku Zara." Ucapnya lembut.

"Adel." Adel menerima uluran tangan Zara, Adel akui perempuan dihadapannya ini benar-benar terdengar sangat lembut, walaupun bercandar tapi Adel yakin dibalik kain itu terdapat wajah yang cantik terlihat dari matanya.

"Silahkan duduk !" Lanjutnya mempersilahkan.

Adel berdiri berniat akan kedapur.

"Mau kemana ?" Tanya ustadz Azlam menahan pergelangan tangan istrinya sambil mengangkat kepalanya menatap Adel yang sudah berdiri.

"Dapur mas, Adel mau ambil minum buat Zara." Jelas Adel.

"Gak usah repot-repot Del, aku puasa." Sahut Zara.

"Astaghfirullah maaf, saya tidak tahu kalau kamu sedang puasa." Adel merasa tidak enak.

"Gak apa-apa.

Adel kembali duduk disamping suaminya, sejenak ruangan disana hening, Adel beserta kedua orangtuanya merasa heran kenapa tiba-tiba seperti ini, bahkan suasana sedikit canggung setelah kedatangan Zara.

"Est...ssstt...mas." Adel berbisik ustadz Azlam menoleh menaikkan kedua alisnya, ada apa ?

"Kok tiba-tiba canggung gini ya ?" Tanya Adel berbisik.

"Perasaan kamu aja." Sahut ustadz Azlam berbisik juga.

"Ck." Adel berdecak dengan jawaban suaminya.

"Bagaimana kabar mas Azlam ?" Tanya Zara memecahkan keheningan.

"Alhamdulillah baik, Ning sendiri bagaimana ?" Sahut ustadz Azlam kemudian balik bertanya.

"Alhamdulillah seperti yang mas lihat, aku baik-baik saja, hanya saja satu yang selalu tidak baik."

Jawaban Zara membuat Adel bingung apa maksud perkataan saudari sepupu suaminya itu, entah kenapa perasaannya tiba-tiba tidak menentu seperti ini, Adel juga bingung dengan perasaannya sendiri.

"Zara !" Aba Yusuf menegur dengan tegas putrinya.

Sedangkan ustadz Azlam hanya diam tidak lagi berniat menanggapi ucapan Zara.

"Maaf." Ucap Zara.

Tidak lama atau mungkin juga karena merasa tidak enak dengan suasana seperti ini, kedua orangtua Adel pamit.

"Pa Ali, Bu Hasnah, kalau begitu saya dan mamanya Adel pamit pulang." Ucap pak Tama.

Adel menatap papa mamanya bergantian.

"Tapi pa ma bukannya papa sama Mama mau nginep ?" Tanya Adel memelas.

"Maaf sayang, papa mendadak dapat kabar kalau salah satu pabrik kita di luar kota sedikit ada masalah, papa harus kesana, maaf ya sayang, papa mama janji, setelah dari sana kami pasti nginep." Jelas pak Tama.

"Tapi pa, Adel masih kangen sama kalian.

Mama Sera berpindah kesamping putrinya, ustadz Azlam pindah ke samping membiarkan mertuanya bersama istrinya sejenak.

ISTRI BAR-BAR PAK USTADZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang