Chapter 2

76 16 0
                                    

Malam ini, di kediaman Lady Margaret sedang diadakan sebuah pesta dansa. Semua orang tampak antusias menghadiri pesta tersebut. Di halaman depan kediaman, banyak kereta yang mengantri untuk masuk.

Siapa yang tidak antusias? Pesta dansa Lady Margaret memang terkenal karena kemewahan serta kemeriahan nya. Maka tak heran semua orang berbondong-bondong datang ke kediaman Lady Margaret untuk menikmati pesta dansa tersebut. Terlebih para ibu-ibu yang sedang mencarikan pasangan untuk anaknya. Karena disana lah, mereka mempunyai peluang besar untuk bisa mendapatkan pasangan yang hebat untuk anak mereka.

"Ivory, angkat dagu mu! Jangan menunduk!" Seru Diana, Viscountess Osmond. Yang merupakan ibunya Ainsley dan juga Ivory.

Ivory mengangkat dagunya dengan perlahan dan tersenyum kaku. Ainsley yang berada di sebelah kanan nya pun tertawa pelan.

"Mari kita temui Lady Margaret," ucap Diana dan kemudian berjalan menuju ke seorang wanita yang sudah lumayan tua. Namun walau begitu, wanita tersebut masih kelihatan cantik.

"Lady Margaret..."

"Oh! Lady Osmond... Senang melihat mu berada di pesta dansa kecil ku ini," ujar Lady Margaret seraya tersenyum lebar.

"Oh tidak, Lady Margaret, siapa pun bisa melihat bahwa pesta mu ini sangat lah meriah. Semua orang berharap bisa diundang ke pesta ini. Dan kami berterima kasih karena telah diundang ke pesta dansa mu ini." Diana membalas.

"Syukurlah jika kau senang dengan pesta ku." Kemudian Lady Margaret pun mengalihkan perhatiannya pada Ainsley dan Ivory yang berdiri di sebelah Diana.

"Mereka adalah putri ku, Lady Margaret. Ainsley dan Ivory."

Begitu diperkenalkan, Ainsley maupun Ivory menekuk kakinya sedikit untuk memberi hormat kepada Lady Margaret.

"Selamat malam, Lady Margaret." Ivory menyapa dengan sopan.

"Selamat malam, sayangku. Oh kau adalah debutan terbaru musim ini, bukan? Kau sungguh terkenal. Aku pernah mendengar bahwa Putri dari Viscount Osmond sangat cantik, dan kini aku setuju dengan hal itu."

Mendengar hal tersebut, Ivory hanya tersenyum malu-malu. Sedangkan Ainsley yang berada disebelahnya kini sedang menoleh kesana kemari memperhatikan pesta.

"Apa dia benar-benar baik, Lady Margaret?" tanya Diana. Baik yang ia maksud adalah baik dalam segi kualitas.

"Sangat baik. Dia seperti permata yang sempurna. Aku yakin banyak pria yang ingin melamarnya," jawab Lady Margaret.

"Aku senang mendengarnya."

Kini perhatian Lady Margaret beralih pada Ainsley yang masih terlihat memperhatikan seluruh penjuru pesta. "Miss Osmond? Apa kau sedang mencari seseorang?"

Ainsley pun langsung menoleh saat mendengar pertanyaan Lady Margaret. "Ah tidak, My Lady. Saya hanya sedang memperhatikan pesta anda. Ini sungguh indah."

"Benarkah? Aku senang kau menyukainya." Lady Margaret tersenyum. "Oh iya, Miss Osmond, kudengar kau sudah berumur dua puluh tiga di tahun ini? Apa kau ingin aku mengenalkan seorang pria untukmu?"

Diana tampak berbinar senang ketika mendengar tawaran Lady Margaret. Karena pasalnya, jika Lady Margaret yang turun tangan, maka bukan sembarangan orang yang akan dikenalkannya. Dan jika sudah dikenalkan melalui Lady Margaret, konon katanya pasangan itu akan berakhir menikah dan hidup bahagia. Karena itu, tentu saja Diana tidak ingin melepaskan kesempatan itu.

"Lady Mar--"

"Anda tidak perlu repot, Lady Margaret. Sebenarnya saya masih ingin menikmati masa-masa sendiri seperti ini. Dan saya ingin fokus untuk mencari pasangan Ivory. Setelah Ivory menikah, mungkin disaat itu aku akan mencari pasangan untuk diriku sendiri." Ucap Ainsley memotong ucapan ibunya.

"Baiklah jika itu kemauan mu, Miss Osmond. Sayangnya aku harus pergi untuk menemui tamu ku lainnya. Kalau begitu silahkan nikmati pesta nya."

Kemudian Lady Margaret pergi meninggalkan ketiga wanita tersebut.

"Ainsley! Kenapa kau menolak tawaran dari Lady Margaret?! Apa kau tahu kesempatan seperti itu tidak akan datang dua kali?!" Sahut Diana yang tampak sedikit kesal.

"Aku tahu, Ibu. Tetapi aku masih belum ingin mencari seseorang untuk kunikahi. Lebih baik kita fokus saja mencari seseorang untuk Ivory. Kau tidak ingin Ivory menjadi perawan tua seperti ku, kan Ibu?"

Akhirnya Diana pun hanya bisa menghela napasnya. Ia lalu menoleh ke lantai dansa. Dansa pertama akan dimulai, dan ia harap akan ada seorang pria yang ingin mengajak putri-putrinya untuk berdansa.

"Ibu, aku akan pergi mengambil minum. Apakah kalian mau?" Tanya Ainsley.

Diana menolak, begitu pula dengan Ivory yang sedikit terlihat gugup di tempatnya. Karena tidak ada yang mau, akhirnya Ainsley pergi sendiri mengambil minuman untuknya.

Ainsley mengambil segelas limun untuk diminum nya serta mencomot beberapa buah untuk dimakan. Inilah untungnya ia pergi ke pesta, banyak makanan serta minuman yang bisa ia ambil secara gratis.

Di kala Ainsley menikmati minumannya, tatapannya tidak sengaja menatap ke arah seseorang yang kini tampak sedang meminta izin untuk mengajak Ivory berdansa. Pria itu tampan dan tinggi.

Beberapa detik kemudian, Ivory terlihat menerima ajakan pria itu dan mereka pun pergi ke tengah lantai dansa. Ainsley melotot. Pria itu bukan Duke Egerton kan? Ya Ainsley berharap sih bukan.

Duke Egerton tidak boleh dekat-dekat dengan Ivory. Tidak boleh. Namun, Ainsley sendiri sebenarnya belum pernah melihat bagaimana sosok Duke tersebut. Ia belum pernah berkenalan atau pun sekedar bertemu dengan pria itu. Hingga Ainsley terkadang sulit dan cemas karena tidak bisa tahu mana pria yang seharusnya menjauh dari Ivory. Ia takut salah orang.

Di dalam novel, pria itu berperawakan tinggi dan tampan. Namun semua pria disini hampir rata memiliki wajah tampan dan juga tinggi. Ainsley jadi tidak bisa mengenali sosok Duke.

"Oh maaf!"

Ainsley melebarkan matanya saat seseorang tidak sengaja menabrak punggungnya sehingga gelas minuman yang ia pegang pun terjatuh dan membuat seluruh perhatian kini tertuju padanya. Dan kini Mata Ainsley melebar ketika ia dapat melihat tatapan tajam ibunya dari sudut ruangan sedang mengarah padanya.

"Ya Tuhan, maafkan aku. Aku tidak melihat mu." Ucap seseorang di belakangnya.

Ainsley pun menoleh ke arah belakang dan melihat seorang gadis berambut merah yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan mengejek. Ya Tuhan, jadi wanita ini sengaja menabraknya? Terlihat dari ekspresi wajahnya yang tampak tidak menyesal.

"Sudah perawan tua, ceroboh lagi. Pantas saja tidak ada yang mau melamarnya."

"Kasian sekali."

"Ini memalukan."

"Dia benar-benar pembawa sial. Jangan sampai gadis-gadis muda berdekatan dengannya. Takutnya dia malah akan menularkan kesialannya."

Rasanya Ainsley ingin berteriak marah mendengar bisik-bisikan yang terdengar begitu nyaring di telinganya. Yang ditabrak siapa, yang dinyinyir siapa. Memang ya disini seorang perawan tua walau masih muda serpetinya dianggap sebelah mata.

"Miss Osmond, kau baik-baik saja kan?" Tanya wanita berambut merah itu.

"Ya seperti yang terlihat," jawab Ainsley seraya tersenyum sinis. "Tapi sungguh ya, aku tidak menyangka seorang gadis secantik dirimu memiliki kekurangan dalam penglihatan. Padahal diriku sebesar ini, tetapi bisa-bisanya kau tidak melihat keberadaan ku. Sungguh disayangkan. Masih muda tapi... Tidak bisa melihat jelas."

Ainsley menatap gadis itu dengan tatapan prihatin. Sontak hal itu pun membuat gadis didepannya terpancing emosi. Gadis itu terlihat ingin membalas ucapannya, namun sebelum itu Ainsley lebih dulu berpamitan dan pergi dari sana.

***

TBC

LADY AINSLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang