Chapter 8

91 13 1
                                    

Ainsley menatap tajam dua orang yang kini sedang melakukan dansa di tengah lantai dansa. Orang-orang di sekitarnya yang melihat kejadian itu pun hanya bisa berdecak kagum melihat keserasian keduanya.

Ya harus Ainsley akui dua orang manusia itu memang tampak begitu serasi. Dan Ainsley rasanya ingin segera memisahkan kedua orang itu. Ah sial! Kenapa selama ini Ainsley tidak sadar kalau pria itu adalah Duke Egerton? Dan bisa-bisanya ia berencana untuk menjodohkan pria itu dengan Ivory? Yang benar saja!

Beberapa menit kemudian, musik berhenti, Duke Egerton mengembalikan Ivory kepada Diana. Ivory tampak tersenyum ketika pria itu mencium tangannya sebelum berakhir pergi.

Dan kini pria itu berdiri dihadapan Ainsley. Mengulurkan tangannya, berniat mengajaknya ke lantai dansa karena sebentar lagi musik dansa akan kembali dimulai. Dan sepertinya pria itu ingin cepat-cepat mengakhiri waktu bersama Ainsley.

Ainsley dengan enggan menerima uluran tersebut. Nicholas membawanya ke tengah lantai dansa, dan tentu saja hal itu menarik perhatian seluruh tamu pesta. Bayangkan saja, pria yang merupakan kandidat nomor satu untuk dijadikan suami idaman berdansa dengan seorang perempuan perawan tua pembawa sial. Banyak yang berbisik-bisik tentunya ketika melihat hal itu terjadi.

Musik dansa kembali dimulai. Ainsley mulai mengikuti langkah Nicholas yang sebagian besar memimpin dansa mereka.

"Sial, mereka semua menatap kemari!"

"Kenapa memangnya?"

Ainsley mendongakkan kepalanya. Karena tubuh Nicholas jauh lebih tinggi daripada dirinya, ia pun terpaksa harus mendongak untuk menatap wajah pria itu. "Memangnya kau tidak risih menjadi pusat perhatian?"

"Sama sekali tidak. Aku sudah terbiasa."

Ya jika dilihat dari posisi dan kekuatan keluarga nya, sudah pasti sedari kecil pria itu sudah menjadi pusat perhatian.

"Kau ingin menyombongkan diri?" Tanya Ainsley dengan nada sinis.

"Kenapa kau berpikiran buruk terhadap ku, Miss Osmond?"

"Ya karena tampang mu memang tidak meyakinkan. Jadi jangan salah kan aku jika aku kelak akan terus berpikiran buruk terhadap mu, My Lord." Ainsley membalas dengan kesal.

"Memangnya tampang ku seperti apa?" Nicholas mengangkat sebelah alisnya, yang sialnya malah membuatnya tampak begitu tampan.

"Kau sangat ingin tau, My Lord?"

"Tentu saja."

"Tampang mu seperti tampang pembohong, penggila wanita, laki-laki mesum, dan masih banyak lagi. Tapi aku tidak ingin menyebutkan semua nya, karena itu hanya akan membuang-buang waktuku."

Mendengar jawaban Ainsley, Nicholas tiba-tiba tertawa. Entah apa yang lucu, namun pria itu tertawa hingga mengangkat kepalanya ke atas, menjauhi pandangan dari Ainsley. Sedangkan disisi lain Ainsley merasa panik, karena pria itu tertawa dengan bebas nya sehingga perhatian orang-orang yang sebelumnya sudah beralih ke lain kini kembali pada mereka.

"Kau! Jangan tertawa! Orang-orang kembali memperhatikan kita!"

Saat tawanya mereda, Nicholas menunduk menatap wajah panik gadis yang berada dalam kurungan tangannya itu. "Memang nya kenapa? Aku tidak peduli. Lagipula itu hak mereka untuk memperhatikan kita atau tidak."

"Tapi aku yang terbebani!"

"Kalau begitu maaf kan aku, Miss Osmond."

"Tidak ada gunanya meminta maaf." Ainsley mendengus dan mengalihkan perhatiannya ke arah lain.

"Aku tidak tahu entah perasaan ku saja atau bukan, tapi kenapa aku merasa kau tidak menyukai ku ya, Miss Osmond."

Ainsley kembali menatap Nicholas. Ia bingung harus menjawab apa. Kenapa pria itu peka sekali.

LADY AINSLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang