Chapter 3

98 19 0
                                    

Ainsley melirik-lirik ke arah belakangnya berharap bahwa ibunya tidak mengikutinya. Setelah kabur dari masalah dimana gadis berambut merah menabraknya itu, ia memutuskan untuk kabur keluar dari pesta. Karena Ainsley tidak kuasa untuk mendengar ocehan orang-orang kepadanya. Belum lagi ibunya. Ainsley yakin, Diana akan mengomel panjang lebar padanya.

"Dasar wanita ular!" Ujar Ainsley ketika ia sampai di taman. "Bisa-bisanya nabrak dengan alasan tidak melihat ku! Yang benar saja!"

Ainsley pun menghela napasnya. Lalu ia mendudukkan dirinya di bangku taman. Lebih baik lari dari pesta daripada berurusan dengan gadis tadi.

Tap tap tap

Suara langkah kaki terdengar di taman tempat Ainsley bersantai. Seketika itu pun Ainsley memasang kuda-kuda, bersiap jika yang mendekat itu adalah ibunya maka ia akan langsung kabur.

Namun ternyata yang datang bukan ibunya, melainkan seorang pria. Ainsley pun menghela napas lega. Dan alisnya mengernyit begitu melihat jelas sosok pria yang datang ke taman.

Ainsley terdiam memperhatikan pria itu. Ya Tuhan, siapa dia? Kenapa dia tampan sekali. Ya pria itu memang terlihat tampan. Wajah cerahnya yang diterpa sinar bulan semakin tampak lebih tampan. Alisnya, matanya, hidungnya, dan juga bibirnya. Semua begitu terlihat sempurna. Terlebih satu hal yang pasti, pria itu terlihat gagah dan perkasa. Lihatlah tubuh pria itu. Tinggi dan juga hot!

Oh mimpi apa Ainsley semalam hingga bisa bertemu dengan pria semenawan ini? Pria ini jelas cocok untuk dijadikan sebagai ilustrasi menantu idaman. Ainsley yakin Diana pasti akan bahagia jika mendapatkan menantu sepertinya.

"Kenapa kau terus menatapku?"

Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini? Kenapa suaranya sangat berat dan terdengar sexy. Ainsley harus menahan napasnya ketika pria itu bersuara.

"My Lady..."

"Ah? Maaf... Aku..." Ainsley berdehem sejenak untuk menetralkan rasa kagumnya itu. "Maaf, apa yang tadi kau katakan?"

"Kenapa kau terus menatapku, My Lady?" tanyanya kembali.

Ainsley terdiam. Apa ia harus bilang bahwa ia terpesona melihat pria itu sehingga ia terus menatapnya? Tidak. Tidak. Ia tidak mungkin mengatakan itu. Hancur harga dirinya.

"Aku hanya bingung melihat keberadaan mu disini, My Lord. Apa pesta dansa nya sudah selesai karena itu kau kesini?" tanya Ainsley.

Pria itu menggelengkan kepalanya. "Belum. Aku hanya ingin mencari udara segar. Bagaimana denganmu, My Lady? Bukankah biasanya para gadis senang menghabiskan waktu di pesta? Lalu mengapa kau berada disini?"

"Aku hanya bosan berada di pesta nya," jawab Ainsley.

Pria itu mengangguk pelan. Kemudian mereka pun sama-sama terdiam. Pria itu lebih memilih memperhatikan seluruh taman tersebut, sedangkan Ainsley sedang berpikir.

Bahaya. Ini bahaya. Jika seseorang melihatnya hanya berduaan dengan seorang pria di tempat gelap dan sepi seperti ini, ini hanya akan menimbulkan skandal. Reputasinya dan juga reputasi keluarga akan hancur begitu saja. Karena itu, Ainsley pikir lebih baik menjauh dari sini.

"Emm... Aku akan pergi dari sini. Silahkan nikmati waktu mu, My Lord." Setelah mengatakan hal itu, Ainsley langsung berlari sekuat tenaga menuju kediaman Lady Margaret.

Ainsley menghela napas lega ketika ia sudah sampai di tempat pesta. Lantas ia pun berjalan menuju tempat minuman untuk mengambil segelas limun.

"Gila! Ini benar-benar gila! Dia sangat tampan!" Ainsley menjerit pelan di tempatnya. "Tapi dia siapa ya? Aku tidak pernah melihatnya di pesta."

"Ainsley!"

Ainsley sontak menoleh saat mendengar panggilan tersebut. Dan terlihat Ivory yang sedang berjalan ke arahnya.

"Kau darimana saja? Aku terus mencari mu." Ivory bertanya.

"Aku dari taman. Kenapa? Apa kau sudah menemukan orang yang kau suka?"

Ivory menggeleng lemah. "Belum. Yang tampan banyak, namun tidak ada yang menarik perhatian ku."

Tiba-tiba pikiran Ainsley langsung tertuju pada pria yang ditemuinya tadi. Ainsley menatap Ivory dengan lekat. Ivory sangat cantik dan juga menarik. Jika disandingkan dengan pria tadi, itu akan sangat cocok. Mereka pasti akan menjadi pasangan terpopuler sejagat raya.

Kini besar keinginan Ainsley untuk menjodohkan kedua orang itu. Namun, Ainsley masih belum tahu identitas pria itu. Karena itu ia harus mendiskusikan hal tersebut dengan Simon, ayahnya. Siapa tahu ayahnya ternyata kenal dengan pria itu kan? Jika itu memang terjadi, maka mudah saja untuk menjodohkan mereka.

"Bagaimana dengan mu, Kak? Apa kau menemukan seseorang yang menarik perhatianmu untuk kau nikahi?" Ivory bertanya seraya tersenyum menggoda.

"Sayangnya tidak, adikku tersayang. Lagipula jikalau pun aku menemukan seseorang yang menarik bagiku, tidak mungkin juga seseorang itu mau dan tertarik untuk melamarku. Aku tidak secantik mu, Ivory."

"Itu tidak benar! Kau juga sangat cantik, Kak. Rasanya aku ingin berteriak di depan semua orang agar semuanya sadar akan kecantikanmu," ungkap Ivory dan Ainsley hanya tersenyum.

Benar. Ainsley Osmond sebenarnya sangat cantik menurut Ainsley. Namun, kecantikannya dengan Ivory sangat berbeda. Dan orang-orang disini lebih menganggap kecantikan Ivory yang lebih menonjol.

"Sudahlah. Jangan bicarakan hal itu. Lebih baik kita pergi menemui Ibu. Dimana dia?" tanya Ainsley sembari memperhatikan seluruh penjuru pesta.

"Disana!" Ivory menunjuk ke arah Diana yang sedang mengobrol dengan seorang Lady. "Ayo kita kesana!"

***

TBC

LADY AINSLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang