Di pagi hari yang tenang, di kediaman Viscount Osmond, para pekerja sudah terlihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Hari ini memang hari yang sibuk. Karena Diana meminta semua pekerja dirumah nya untuk berkerja sama membersihkan dan menghias kediaman Viscount Osmond dengan hiasan-hiasan yang baru. Sepertinya wanita itu ingin mengubah nuansa kediaman tersebut.
Ainsley dikamarnya terlihat sedang bersiap, mengenakan gaun pagi dibantu oleh Daisy. Kemudian setelah siap, perempuan itu keluar dan berjalan menuju ruang makan.
Di ruang makan, hanya Ainsley sendiri. Karena mengingat ini sudah jam sepuluh pagi, keluarga nya yang lain sudah selesai menyantap sarapan mereka dan kini sedang melakukan kegiatannya masing-masing.
Ainsley mengunyah sebuah roti blueberry. Dia mengunyah dengan lambat, karena memang pagi ini Ainsley rasanya sangat malas untuk sekedar sarapan.
"Ah aku ingin pergi ke kebun Paman Anthony. Daisy, setelah ini ambilkan topi ku, kita akan pergi ke kebun Paman Anthony untuk memanen buah-buahannya."
Daisy menganggukkan kepalanya. "Baik, Miss."
Selesai sarapan, Ainsley memilih untuk menunggu di ruang duduk minum teh saat Daisy pergi mengambilkan topi untuknya. Cuaca hari ini begitu cerah, karena itu Ainsley memerlukan topinya.
Klek
Pintu ruangan tiba-tiba terbuka, membuat Ainsley segera menoleh ke arah pintu. Tak lama seorang pelayan masuk seraya menundukkan kepalanya. Lalu beberapa detik kemudian, disusul oleh seorang pria yang sukses membuat Ainsley terkejut bukan main.
Kenapa pria itu bisa ada disini?
"Selena, kenapa dia bisa ada disini?" Tanya Ainsley dan berdiri dari tempat duduknya.
"Maafkan saya, Miss. Ibu anda menyuruh saya untuk mengantarkan His Grace ke ruang minum teh selagi beliau menunggu kedatangan Miss Ivory." Pelayan bernama Selena itu menjawab dengan sopan.
Ainsley menghela napasnya. Diana tahu bahwa ia sedang berada di ruangan ini, tapi kenapa malah mengirim pria itu kesini? Ainsley rasanya sangat malas untuk sekedar melihat tampang pria dengan status bangsawan Duke itu.
"Baiklah, kau boleh pergi Selena."
"Baik, Miss."
Setelah kepergian Selena, Ainsley menatap Nicholas yang kini tersenyum miring kepadanya. "Kenapa kau menatap ku seperti itu?"
"Tidak kusangka kita akan bertemu lagi," jawab Nicholas masih mempertahankan senyumannya.
Ainsley mendengus kesal. "Silahkan duduk, My Lord, jika tidak ingin kaki mu bengkak karena terus berdiri."
"Aku tidak tahu bahwa ternyata kau sangat mengkhawatirkan ku, Miss Osmond. Terima kasih." Ucap pria itu lalu mendudukkan dirinya disalah satu sofa.
"Jangan terlalu percaya diri, My Lord. Aku hanya tidak ingin kakimu bengkak dan akhirnya Ibuku akan memarahiku, karena kupastikan kau akan menunggu sangat lama sampai kehadiran Ivory tiba."
Ainsley kemudian ikut mendudukkan dirinya disebrang tempat duduk Nicholas.
"Benarkah? Memangnya dia dimana saat ini?"
Ainsley mengangkat kedua alisnya. "Apa Ibuku tidak memberitahu mu kemana Ivory?"
"Tidak," Nicholas menggeleng. "Aku berniat menemui adikmu untuk mengajaknya berkeliling di taman hijau pusat kota. Tetapi Ibumu hanya menyuruh ku untuk menunggu disini."
"Ck ck ck. Sayang sekali, My Lord, tetapi adik manis ku itu sedang pergi keluar bersama pelayannya untuk belanja. Dan perlu kau tahu jika dia sudah keluar seperti itu maka butuh waktu yang lama untuk dia kembali. Maka dari itu sebaiknya kau kembali ke kediaman mu, karena sepertinya kau tidak akan bisa bertemu dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY AINSLEY
Historical FictionAinsley Osmond, seorang wanita yang merupakan kakak dari tokoh utama wanita -Ivory- dalam sebuah novel romansa berlatar belakang kehidupan bangsawan kerajaan. Sedangkan Ainsley Mariana, wanita modern yang malah terjebak di tubuh Ainsley Osmond ketik...