Ainsley mengunyah makanannya dengan lambat. Matanya melirik ke arah meja yang berada di ujung, agak jauh dengan meja miliknya. Dua orang pria yang hanya mengenakan sebuah kemeja putih polos, tampak sederhana namun aura dari kedua pria itu tidak bisa dihilangkan begitu saja.
Salah satu pria itu adalah pria yang Ainsley temui di taman saat pesta Lady Margaret berlangsung. Ainsley yakin pria itu adalah seorang bangsawan tinggi karena dilihat dari sikap dan pembawaannya. Namun, Ainsley bertanya-tanya kenapa seorang bangsawan sepertinya makan di sebuah kedai terpencil dan sepi seperti ini terlebih dengan memakai pakaian sederhana seperti itu, bukan pakaian yang biasanya dipakai oleh pria-pria bangsawan lainnya.
Apa pria itu sedang menyamar? Ainsley jadi sangat penasaran. Karena itu Ainsley terus saja menatap ke arah pria itu walau mulutnya terus mengunyah makanan.
Dan tiba-tiba, pria itu mengalihkan tatapannya kepada Ainsley. Ainsley yang ditatap secara tiba-tiba itu pun langsung tersedak.
"Astaga! Ada apa, Miss?" Daisy dengan panik menyerahkan segelas minuman kepada Ainsley yang langsung diminum oleh Ainsley dengan cepat.
Ainsley menghela napasnya setelah melewati kejadian yang hampir saja bisa merenggut nyawanya.
"Mohon makan lah dengan perlahan, Miss. Saya sangat khawatir melihat anda seperti tadi."
"Ah maaf kan aku, Daisy. Aku tadi hanya terlalu bersemangat makan," Dustanya. Padahal yang membuat Ainsley tersedak adalah pria yang kini tampak mengobrol dengan santai bersama temannya.
"Makanan telah siap! Silahkan dimakan tuan-tuan!"
Setelah menyajikan makanan di meja kedua pria itu, Madam Carl kemudian mendekati meja Ainsley dan juga Daisy. "Apa ada yang kurang?" Tanyanya.
"Tidak ada, Madam. Dan jujur ini sungguh enak." Ucap Ainsley.
"Benarkah? Aku senang mendengar nya." Madam Carl tertawa karena merasa senang.
"Miss, sebaiknya kita segera pulang. Garry pasti sedang menunggu kita. Dan mungkin Nyonya sedang mengkhawatirkan anda saat ini," celetuk Daisy.
Benar juga, pikir Ainsley. Ia sudah terlalu lama berada di luar, pasti kusir kuda mereka, Garry, sedang menunggu. Dan Ia juga yakin ibunya pasti sedang mencarinya saat ini.
Ainsley lantas menghela napasnya. "Kau benar. Ayo kita pergi."
Kemudian Ainsley dan Daisy berdiri dari tempatnya. Daisy mengeluarkan uang dan menyerahkan nya kepada Madam Carl. Madam Carl sempat menolak karena uang yang diberikan terlalu banyak, namun Ainsley memaksa dan Madam Carl pun sangat berterima kasih atas hal itu.
"Terima kasih, Madam Carl atas makanan nya. Kalau begitu kami pergi. Sampai jumpa."
Ainsley dan Daisy berjalan keluar dari tempat itu. Madam mengikutinya hingga keluar dari tempatnya.
"Hati-hati."
Setelah Ainsley dan Daisy menghilang dari pandangannya, Madam Carl kembali masuk ke kedai nya.
"Madam!"
Madam Carl yang dipanggil oleh salah satu pelanggan itu berjalan mendekat ke arah mejanya. "Ya tuan-tuan, apa ada yang kurang?"
"Sepertinya kau mengenal dekat perempuan tadi. Kalau boleh tahu, siapa perempuan itu, Madam?"
Madam Carl tersenyum kepada dua orang pelanggan tetap nya itu. "Oh bukan kah perempuan tadi sangat cantik? Dia adalah putri Viscount Osmond. Ada apa? Apa kalian tertarik dengannya?"
"Putri Viscount Osmond? Kudengar putri Viscount Osmond baru debut di musim ini..."
"Oh bukan. Dia adalah putri sulung nya Viscount Osmond, Ainsley namanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY AINSLEY
Historical FictionAinsley Osmond, seorang wanita yang merupakan kakak dari tokoh utama wanita -Ivory- dalam sebuah novel romansa berlatar belakang kehidupan bangsawan kerajaan. Sedangkan Ainsley Mariana, wanita modern yang malah terjebak di tubuh Ainsley Osmond ketik...