Chapter 4

94 16 0
                                    

"Miss Ainsley..."

"Senang melihat mu Sir Raymond." Ucap Ainsley kepada pria tua yang baru saja keluar dari ruang kerja ayahnya.

"Senang melihat mu juga, Miss Ainsley. Ada apa? Apa kau ingin bertemu dengan Viscount?" Tanya Raymond, asisten ayahnya.

"Ya aku ingin bertemu dengan Ayahku. Apa Ayahku ada di dalam? Apa dia sibuk?"

"Beliau ada di dalam. Dan kau pasti tahu, tidak ada hari yang tidak sibuk untuknya, Miss." Raymond menjawab seraya tersenyum lebar.

Ainsley pun ikut tersenyum karenanya. "Kau benar, Sir. Tapi aku tidak akan menganggu waktunya kan jika aku menemuinya?"

"Tentu saja tidak, Miss. Seorang Ayah tidak akan menganggap putri kesayangannya itu sebagai penganggu. Silahkan saja masuk, beliau pasti senang melihat mu."

Mendengar itu, Ainsley pun kembali tersenyum. "Baiklah, kalau begitu aku akan masuk. Terima kasih Sir Raymond. Semoga hari mu menyenangkan."

"Begitu juga dengan mu, Miss Ainsley. Saya permisi."

Setelah kepergian Raymond, Ainsley membuka pintu kayu di depannya itu dengan pelan. Sebelum membuka lebih lebar, Ainsley menyembulkan kepalanya ke dalam untuk melihat Viscount Osmond.

"Ainsley, kenapa kau hanya mengintip seperti itu? Masuklah putriku."

Ainsley tersenyum lebar ketika mendengar ucapan pria paruh baya itu. Lantas itu pun segera masuk ke dalam ruangan tersebut dan duduk di depan meja kerja ayahnya.

"John! Tolong sajikan teh dan juga kue untuk Ainsley!" Perintah Simon kepada seorang pria yang berjaga di dekat pintunya.

Pria itu pun mengangguk dan membungkuk sebelum akhirnya keluar.

"Ada apa, Putriku?"

Ainsley baru sadar jika ternyata Ainsley sangat mirip dengan ayahnya. Berbeda dengan Ivory yang lebih mirip dengan ibunya. Ainsley memiliki rambut hitam sama seperti ayahnya, sedangkan Ivory memiliki rambut sepirang madu sama seperti ibunya.

"Ayah, aku ingin membicarakan mengenai seorang pria..."

"Pria? Pria yang kau cintai?" Tanya Simon dan Ainsley pun sontak menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Bukan, Ayah. Bukan pria yang aku cintai. Melainkan pria yang ingin aku jadikan sebagai adik ipar ku." Ujar Ainsley dan tersenyum manis.

"Maksudmu untuk Ivory?" Ainsley mengangguk semangat.

Simon menghela napasnya. "Apa kau sungguh tidak ingin memikirkan seorang pria untukmu dulu, Ainsley?"

"Oh ayolah Ayah. Masih belum waktunya. Sekarang aku hanya ingin fokus mencarikan pasangan untuk Ivory. Aku tidak ingin dia merasakan menjadi seorang perawan tua yang selalu di bicarakan oleh orang-orang, Ayah."

Mendengar itu, Simon pun menatap putri sulungnya itu dengan lekat. "Baiklah, kalau begitu siapa pria itu?"

"Aku tidak tahu." Jawaban Ainsley sontak membuat Simon menaikkan alisnya bingung. "Aku tidak tahu siapa dia. Tapi aku sudah bertemu dengannya kemarin malam di pesta dansa Lady Margaret. Karena itu aku membicarakan hal ini dengan Ayah. Siapa tahu Ayah kenal dekat dengan nya."

Ditengah pembicaraan tersebut, tiba-tiba pintu terbuka. Dan John masuk bersama seorang pelayan yang membawa nampan berisi teh serta cemilan. Pelayan itu meletakkan cangkir teh serta piring cemilan itu di depan meja Ainsley. Dan setelahnya, pelayan itu pun pergi.

Segera Ainsley mencomot salah satu cemilannya dan memakannya dengan lahap.

Simon hanya tersenyum memperhatikan putrinya tersebut. "Lalu, bagaimana ciri-ciri pria itu, Putriku?"

Ainsley mendongak dan ia pun dengan cepat menelan makanannya untuk menjawab. "Dia tinggi dan tampan, Ayah. Lalu dia juga terlihat sangat berkelas dan berwibawa. Aku tidak terlalu bisa melihatnya karena gelap, namun ada aura yang mempesona darinya, Ayah! Aku yakin dia adalah seorang bangsawan. Karena dari sikap dan gerak geriknya itu dia terlihat sangat berkelas!"

Simon memperhatikan putrinya yang sedang berbinar membicarakan seorang pria yang tidak dikenalnya itu. "Kau yakin ingin pria itu untuk Ivory, bukan untukmu?"

Pertanyaan tiba-tiba itu seketika membuat Ainsley terdiam. "Tentu saja! Walaupun pria itu tampan, namun dia lebih cocok untuk Ivory. Mereka sama-sama terlihat menawan. Pasti akan sangat cocok."

"Baiklah. Aku akan berusaha mencari pria itu," ucap Simon. "Kalau begitu nikmati makananmu. Aku akan kembali bekerja."

Ainsley menganggukkan kepalanya dan membiarkan ayahnya itu bekerja kembali. Disana ia hanya diam sambil menikmati teh dan juga cemilannya tanpa menganggu ayahnya.

***

TBC

LADY AINSLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang