ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ❝ suksesitusepertikumpulan tempe, tidak ada yang tahu ❞
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
一🐵一
"Itu doang? cuma gara - gara itu? gue bisa cium lo sekarang kalo alasannya cuma itu" nana melototkan matanya kaget, refleks mendekap mulut riki dengan kedua tangannya sembari melirik ke depan pintu kelas.
"Sssttt, apa - apaan sih! kalo ada yang denger gimana?!" nana masih belum sadar apa yang dia lakukan, riki tersenyum di sela - sela nana menatap ke arah lain.
Srett....
Riki memegang pergelangan tangan gadis itu tiba - tiba, membuat nana mengalihkan atensinya penuh kepada pemuda tampan di hadapannya, bahkan hembusan nafas riki bisa nana rasakan di sekitaran wajahnya saking dekatnya.
"Lo lucu" riki menunduk, mesejajarkan tingginya, mendekatkan wajahnya ke hadapan gadis yang berada didepannya lalu mengacak - acak rambut nana gemas.
tak lain yang gadis itu bisa lakukan sekarang hanyalah menahan nafasnya selama beberapa detik karena serangan yang pemuda itu berikan, berusaha menyembunyikan senyuman yang sedari tadi dia tahan, namun di goyahkan oleh pernyataan yang pemuda itu lontarkan tiba - tiba.
"Kalo mau senyum jangan ditahan" nana mengalihkan pandangannya penuh ke arah lain, yang membuat riki semakin ingin menggodanya.
Alhasil senyum gadis itu perlahan mulai terlihat, nana yang menyadari itu pun menutup mulutnya sendiri dengan telapak tangan kiri nya.
"Apaansi, gajelas!" tuturnya dengan telapak tangan yang masih setia hinggap di mulutnya.
"Mana coba liat, kok ditutupin?" riki meraih kedua tangan gadis itu yang membuat tubuh mereka semakin sangat dekat sekarang.
