Langit masih cukup gelap tapi Haru Kozume berjalan pelan memasuki gerbang sekolahnya. Hari ini hari pertamanya memasuki bangku SMA, sehingga dia datang terlalu pagi karena dia berpikir akan lebih baik jika begitu
Lingkungan sekolahnya masih begitu sepi bahkan kelas-kelas yang dia lewati saat berjalan di koridor masih kosong, hingga akhirnya dia menghentikan kakinya di sebuah pintu kelas yang sudah dia ketahui sejak kemarin bahwa kelas itu akan menjadi kelasnya
Kelas 1-A
Haru menghela napas berat sembari memejamkan mata saat menggeser pintu kelasnya, tapi seketika matanya terbuka kembali dengan cepat karena terkejut melihat seseorang yang sudah duduk di bangku belakang. Seseorang itu tampak datar menatapnya, sedangkan Haru mulai melangkah masuk
Haru memilih duduk di kursi paling belakang disamping jendela tepat di sebelah orang itu.
Seseorang dengan potongan rambut sangat pendek seperti laki-laki, tapi ternyata dia perempuan. Haru tidak pernah merasa canggung seperti ini, rasa canggung saat dia seakan ingin menyapa tapi tidak merasa bahwa hal itu seperti dirinya yang biasanya. Ya! Haru tergolong pendiam, dan tentu menyapa bukan kebiasaannya
Tapi kali ini...
"P-pagi.." ucap Haru tanpa menatap gadis itu. Tapi karena dia tidak juga menjawab sapaannya, Haru menolehkan wajahnya untuk melihat gadis itu dan tatapan mereka bertemu. Gadis itu menatapnya tajam dengan raut wajah datar "Ka---"
"SELAMAT PAGI!!!"
Ucapan Haru terpotong oleh seorang gadis dengan senyum lebar memasuki kelasnya, dan tak lama segerombolan murid lain pun memasuki kelas sehingga kelas begitu ramai kali ini. Ya, padahal ini hari pertama masuk tapi sepertinya mereka sudah mulai mengakrabkan diri, tidak seperti Haru yang memilih diam
"Hei mumpung belum ada guru yang masuk gimana kalo kita perkenalan dulu. Biar bisa cepat akrab sesama teman sekelas"
Itu ucapan seorang laki-laki yang terlihat sangat berpotensi sebagai seorang ketua kelas. Dan setelah laki-laki itu berbicara mereka mulai memperkenalkan diri sesuai urutan duduk dari paling ujung dekat pintu, hingga akhirnya tiba bagian perkenalan Haru, sehingga kini semua perhatian berpusat padanya
Haru menghela napas berat, lalu berdiri
"Haru Kozume, salam kenal semua" ucap Haru yang terkesan sangat ogah-ogahan dan biasa saja, sangat berbeda dengan perkenalan yang lain, bahkan tidak ada yang bertepuk tangan dan mengatakan 'salam kenal juga' membuat Haru yakin dia tidak akan memiliki teman sama sekali sama seperti masa di sekolahnya dulu
"Salam kenal juga ya, Haru" ucap Hoshi Miyazaki, laki-laki yang berpotensi menjadi ketua kelas itu "Ayo yang terakhir" ucap Hoshi yang melihat pada gadis yang pertama berada didalam kelas
Haru menatap gadis itu juga karena gadis itu tampak diam saja meskipun sudah dipersilahkan untuk memperkenalkan diri. Lalu Haru duduk kembali sembari berpikir bahwa ternyata ada yang lebih payah darinya dalam bersosialisasi dikelas
"Hei kamu nggak mau perkenalan?"
"Apa dia tuli ya?"
Haru mengalihkan pandangannya pada luar jendela, tidak peduli dengan omongan teman-teman sekelasnya tentang gadis yang duduk di seberangnya itu. Tapi suara derit kursi yang bergeser membuat Haru kembali menatap gadis itu yang kini berdiri. Dia menatap datar satu persatu orang-orang dikelas
"Hiro Fujiwara"
Ucapnya sesingkat itu dan dia kembali duduk sambil membuka sebuah buku yang ada di mejanya, membuat orang-orang termasuk Haru terdiam karena terkejut dengan ucapan gadis itu
"Selamat pagi, anak-anak"
Mereka dengan cepat menghilangkan keterkejutan tentang gadis bernama Hiro itu saat mendengar ucapan seorang guru yang memasuki kelas mereka. Guru itu hanya memberitahukan aturan-aturan sekolah yang bisa terbilang elite itu sebelum akhirnya mereka berkumpul di aula karena ada penyambutan yang akan disampaikan oleh kepala sekolah
***
Hari pertama sama sekali tidak ada kegiatan belajar mengajar yang membuat Haru kini berada sendiri dikelas karena teman-temannya yang lain mungkin sedang menjelajahi bagian-bagian sekolah ini karena pasti masih banyak yang belum diketahui dan dimasuki saking luas dan besarnya sekolah ini
Sekolah terbesar dan terbaik yang ada. Hanya anak-anak orang kaya dan pintar yang dapat memasuki sekolah ini. Lulusan sekolah ini akan mudah diterima perguruan tinggi, bahkan mudah diterima kerja. Sangat terpercaya oleh masyarakat bahwa lulusan dan murid yang bersekolah disekolah ini adalah yang terbaik
Bahkan memiliki dua gedung besar asrama untuk siswa dan siswi mereka
Tapi...
Haru selalu merasa ada yang aneh dengan sekolah ini. Murid, guru, dan lingkungan sekolah ini begitu terasa aneh bagi Haru
"Aneh, ya kan?"
Haru menoleh saat mendengar pertanyaan itu. Hiro Fujiwara. Gadis itu sudah duduk di kursinya, menatap Haru dengan datar seperti biasanya.
"Ah..? Maksudnya?" Tanya Haru bingung, dia tidak mengerti maksud Hiro walaupun beberapa saat yang lalu dia memang memikirkan keanehan tentang sekolah itu. Tapi lebih aneh lagi jika apa yang dimaksud Hiro memang sekolah itu, seolah Hiro bisa menebak pikirannya
"Sekolah ini"
Damn!
Haru terdiam sesaat lalu menelan ludah sebelum membalas ucapan Hiro
"Ya kurasa begitu. Kamu juga merasakan ya?"
"Iya, dan karena itu lebih baik jangan berteman dan berinteraksi dengan siapapun"
Haru menggigit bibirnya karena dia berpikir bahwa yang dikatakan Hiro berkebalikan dengan yang gadis itu lakukan saat ini. Bukankah kini dia mencoba berinteraksi dengannya?
"Ya itu benar" Haru mengangguk kepalanya, dan kini dia dapat melihat bahwa Hiro kembali membaca buku, mengakhiri pembicaraan mereka. Dan mungkin ucapan Hiro tadi adalah sindiran baginya saat menyapanya pagi tadi "Tapi aku ingin berteman...denganmu" Haru memelankan suaranya dikata terakhir
Dan Hiro hanya diam tidak bereaksi apa-apa, mungkin tidak mendengarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
H6 Team
General FictionTentang 6 murid yang menyelidiki kasus penculikan di sekolahnya yang seolah begitu di tutup-tutupi dan di wajarkan oleh sekolah