"Hei kalian tadi bertengkar ya!"
Hiro memutar bola matanya kesal mendengar suara laki-laki yang sudah sah jadi ketua kelasnya itu
"Hoshi, mereka punya tanda itu juga" ucap Hisao tiba-tiba dan membuat Hoshi terdiam ditempat sembari menatap Haru dan Hiro secara bergantian "Bukankah ini aneh? Mau berdiskusi sebentar?" Tanyanya, tapi mendapat tatapan tajam dengan ekspresi marah dari Hiro "Apa, huh? Tidak mau?"
"KAMU GILA!! APA MAKSUDMU AKU PUNYA TANDA ITU JUGA?!" Bentak Hiro, dia menunjuk-nunjuk Hisao dengan telunjuknya, sedangkan Hisao hanya tersenyum santai yang membuat Hiro tambah kesal dengan hal itu "Jangan berpikir jika aku sama sepertimu!" Setelah mengatakan itu Hiro berjalan pergi dengan kesal
Meninggalkan Haru yang masih di sana.
"So..? Can you tell what do you mean?" Tanya Haru setelah keheningan melanda beberapa saat lalu
"Aku dan Hisao juga punya tanda aneh" jawab Hoshi, dia menunjukan tanda itu yang berada di bagian belakang atas pahanya, membuat Haru cukup terkejut dengan hal itu karena tanda itu sama persis seperti dirinya "Bukankah ini aneh? Aku, Hisao, kamu dan mungkin Hiro memiliki tanda yang sama seperti ini?"
"Ya itu cukup aneh" Haru mencoba untuk santai seperti biasanya "Dan menurutmu apa maksud dari ini?"
Hoshi dan Hisao saling bertatapan sejenak sebelum akhirnya mereka berjalan mendekati Haru, mencoba untuk membisikan sesuatu pada Haru
"Kami memiliki ketertarikan yang sangat kuat pada kasus hilangnya siswi itu. Aku yakin kamu dan Hiro juga merasakannya" Hoshi terdiam cukup lama dengan ekspresi ketakutan, membuat Haru merasa heran pada ketua kelasnya yang biasanya akan tampak seperti pangeran yang sempurna "Mungkin kita memang harus menyelidiki ini bersama"
"Oke oke tapi aku nggak yakin Hiro mau"
"Jadi tolong Hari bujuk Hiro"
Haru menghela napas berat. Dia tau itu akan sangat sulit, bahkan Hiro belum percaya padanya
"Apa kamu mau aku yang bujuk dia?" Tanya Hisao, tapi Haru langsung menggeleng, dia tau tentang rumor Hisao yang sering 'bermain perempuan' dia tau bahwa Hisao akan mencoba mendekati Hiro, walaupun terdengar mustahil jika Hiro sampai mau. Tapi tetap saja dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi "Jadi? Salaman? Untuk memulai misi kita"
Haru menyambut uluran tangan Hisao, dan juga Hoshi.
"Kalo begitu aku duluan ya"
"Duluan, bro"
Haru hanya mengangguk saat Hoshi dan Hisao pergi meninggalkannya. Kini dia hanya memikirkan cara meyakinkan Hiro tentang mereka berdua, dan tentang dirinya. Karena Haru yakin bahwa itu akan sulit, kesalahan sedikit saja dari ucapan atau perkataan mungkin akan membuat Hiro membencinya, dan tidak akan pernah percaya padanya
"Gadis itu...kenapa sangat sulit" Gumam Haru, dia tidak pernah mendekati perempuan dalam hal romantis---karena dia yang didekati duluan---tapi mungkin meyakinkan Hiro jauh lebih sulit dari mendekati perempuan lain. Terlebih mungkin Hiro memang memiliki trust issue "Sebaiknya cari dulu dia dimana"
Haru mulai melangkah pergi untuk mencari Hiro. Dia tidak peduli lagi tentang pelajaran renang itu
***
Hiro berdiri didepan mesin minuman sembari membuka minuman kaleng yang baru saja dia beli. Lalu matanya seketika melirik saat merasakan seseorang berdiri disampingnya, dan Haru yang kini sudah berganti pakaian menjadi seragam tertangkap penglihatannya. Dia sudah menebak apa yang akan Haru lakukan dengannya
Jadi sebelum Haru mengatakan sesuatu, dengan cepat Hiro memberikan serangan. Dan dengan cepat juga Haru menghindar dan menangkis serangan itu, walaupun dia kewalahan dengan kecepatan Hiro yang tidak seperti orang biasanya.
"Hiro bisa tidak jangan menyerang tiba-tiba seperti itu?" Tanya Haru setelah Hiro berhenti menyerangnya dan kembali minum "Itu berbahaya"
"Berbahaya bagimu? Kamu tau? Gerakan menghindar mu bahkan lebih cepat dari Hisao, kurasa kau bisa bertarung" Hiro sebenarnya cukup terkejut saat awal dia menyerang Haru kemarin malam. Tendangan Hiro saat itu sudah cukup cepat tapi gerakan menghindar Haru lebih cepat, dan orang biasa tidak mungkin bisa melakukan itu
"Mungkin itu kebetulan"
"Cih! Jadi...ada yang mau diomongin?"
"Ah iya, Hoshi dan Hisao mengajak untuk menyelidiki kasus itu bersama"
BARK!!
Hiro membanting tubuh Haru ke mesin minuman, tangannya mencengkram kerah kemeja Haru erat.
"Sudah aku bilang bahwa aku tidak bisa percaya! Aku tidak mempercayai mu dan aku tidak mempercayai mereka! Kenapa kamu tidak mengerti?!" Sentak Hiro dan Haru memilih diam, gadis itu memiliki masalah yang cukup parah dalam kepercayaan "Kamu pikir kamu siapa? Kita bukan teman! Jangan berpikir aku mau bicara dengan mu itu artinya kita berteman"
Bugh!
Kali ini pukulan Hiro mengenai wajah Haru, tentunya karena Haru tidak menghindar dan tidak menangkis
"Sudah marahnya?" Tanya Haru, dia menggenggam tangan Hiro yang masih mencengkram kerahnya, membuat Hiro segera melepaskan cengkraman itu "Aku belum pernah memiliki teman sebelumnya. Aku tidak tau harus bagaimana menghadapi mu. Tapi bukankah tanda luka itu cukup aneh? Kita harus mencari taunya. Sorry if I crossed the line"
"Aku nggak menyangka kamu bisa berbicara panjang" Hiro memasang wajah pura-pura terkejut, dan Haru terkekeh pelan melihatnya
"Hanya padamu saja sih"
"Cih!" Hiro memasang ekspresi jijik hingga akhirnya mereka berdua tertawa pelan. Hanya sebentar lalu tatapan mereka bertemu kembali, dan Hiro yang pertama memutusnya "Oke, tentang menyelidiki bersama itu, tapi kita diskusikan pulang sekolah dikamar ku. Bagaimana?" Tanya Hiro, tapi Haru hanya diam, karena meskipun Hiro sangat terlihat seperti laki-laki tapi tetap saja dia perempuan
"Ekhem! Boleh saja" baru saja Haru akan merapihkan kerah bajunya yang habis dicengkeram Hiro, tapi Hiro dengan cepat kembali mencengkram kerah itu dan menariknya, mendekatkan wajah mereka hingga kulit wajah mereka bersentuhan karena Hiro mengincar telinganya untuk membisikan sesuatu. Dapat Haru lihat dari ujung matanya bahwa Hiro menyeringai
"Penciuman mu tajam, kan? Kamu bisa menemukanku dengan cepat karena mengandalkan penciuman. Aku mengetahuinya karena kamu tidak berkeringat, itu berarti kamu tidak kesulitan menemukanku" Hiro sedikit menjauhkan wajahnya---tapi masih tetap terbilang dekat---agar dia dapat melihat mata Haru "Karena salah satu panca indera ku pun lebih tajam dari orang biasa"
KAMU SEDANG MEMBACA
H6 Team
General FictionTentang 6 murid yang menyelidiki kasus penculikan di sekolahnya yang seolah begitu di tutup-tutupi dan di wajarkan oleh sekolah