Hari yang cukup melelahkan bagi Haru meski dia tidak melakukan apa-apa dan hanya duduk diam didalam kelas, bahkan dia sampai tidur. Saat ini dia sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamar asramanya bersiap untuk tidur, tapi notifikasi dari ponselnya membuatnya membatalkan rencana tidurnya
"Hilang..?" Monolog Haru saat membaca berita khusus tentang sekolahnya yang menampilkan tentang hilangnya seorang siswi kelas 2-J tadi sore. Oke ini baru hari pertama dia bersekolah dan ada kasus murid hilang, yang tentu sangat mengejutkan "Keanehan sekolah itu bukan perasaanku saja, itu memang nyata"
Haru menghela napas berat. Tapi matanya membelalakkan saat mengingat charger ponselnya tertinggal di kelasnya
"Sial banget" Haru berdiri dari kasurnya dan menarik asal jaket di gantungan baju lalu membuka pintu kamarnya dan memakai jaket itu sembari berjalan cepat di koridor asrama yang malam itu begitu sepi dan gelap "Sepertinya akan ada berita hilangnya siswa kelas 1-A" gumam Haru saat dia sudah berada di lift untuk turun ke lantai bawah
Bisa dibilang gedung asrama ini seperti hotel mewah yang menyeramkan
Kaki panjang Haru melangkah begitu cepat untuk mempersingkat waktu. Dan dia berhasil keluar dari gerbang gedung asramanya. Kini dia berjalan untuk menuju ke gedung sekolahnya, sebenarnya tidak terlalu jauh tapi tetap saja bagi seseorang yang jarang bergerak cepat seperti Haru itu terasa melelahkan
Setelah memasuki gerbang sekolah yang entah kenapa tidak ada penjaga dan tidak dikunci, Haru lari dengan cepat untuk segera sampai dikelasnya yang perlu menaiki banyak anak tangga. Dia tidak ingin menaiki lift karena takut jika liftnya tidak jalan
Dan akhirnya dia sampai di depan pintu kelasnya, dengan cepat dia menggeser pintu itu tanpa berpikir pintu itu mungkin sudah dikunci. Tapi...
"Kamu..?"
Pintu itu tidak dikunci dan Haru begitu terkejut melihat Hiro berada dikelas, duduk tepat dikursinya. Haru memilih mengatur napasnya dulu dan perlahan memasuki kelas, menghampiri Hiro yang kali ini sangat terkejut, bahkan dia yang mengeluarkan suara lebih dulu saat Haru membuka pintu kelas
"Sedang apa?" Tanya Hiro, wajah gadis itu tampak seperti marah dan curiga
"Charger ku ketinggalan" Haru mendekat dan Hiro segera berdiri dari kursinya. Tangan Haru terulur masuk ke tempat bawah meja dan mengambil charger yang tertinggal itu "Kamu sendiri ngapain?" Tanya Haru setelah memasukan charger ke saku jaketnya. Tapi bukan jawaban yang dia dapat, tendangan sabit dari Hiro yang dia dapat
Dan hal yang lebih mengejutkan adalah bahwa Haru dapat menghindari tendangan itu
"Sudah aku duga kamu---"
"Hei hei tenang, oke? Aku nggak ngerti maksud kamu apa tadi, tapi sepertinya ini hanya kesalahan pahaman" Haru mencoba mendekati Hiro tapi kembali memberinya serangan, kali ini pukulan yang hampir mengenai tepi lehernya, di lanjut dengan pukulan lagi, lalu tendangan, dan semua itu dapat dihindarinya "Tunggu! Tolong tunggu sebentar!"
"Sekolah ini aneh! Dan benar ada kasus hilang seorang siswi, aku sudah curiga sejak awal bahwa kamu bagian dari mereka!"
"Mereka? Mereka siapa? Aku nggak ngerti." Haru mengernyitkan alisnya, mengira bahwa mungkin Hiro menganggap sekolah ini aneh bukan tanpa alasan, Hiro mungkin sudah tau sesuatu "Bukannya kamu tau kalo aku juga menganggap sekolah ini aneh? Aku kesini memang cuma mengambil charger kok. Aku nggak ada maksud menculik siapa pun"
"Menculik? Diberita aja hanya disebutkan 'hilang'"
"Haduh.." Haru menggaruk lehernya yang tidak gatal, seharusnya dia memang tidak usah datang ke sekolah saat ini "Hiro kumohon percaya. Aku juga memang penasaran sama kasus itu, dan berniat ikut menyelidiki. Tapi aku gak ngerti sama maksud kamu tentang 'mereka' semua itu aku nggak ikut-ikutan" mungkin ini ucapan terpanjang Haru selama hidupnya pada seseorang
Hiro tampak mulai percaya, dia duduk disalah satu kursi yang tidak jauh darinya, membuat Haru ikut duduk dikursinya
"Kasus itu di tutup-tutupi, orang luar tidak ada yang tau, tidak ada yang memberitakan. Bahkan nggak semua murid tau, berita yang ada mungkin udah kamu baca itu juga udah dihapus"
"Bagaimana penyelidikannya?"
"Siswi itu tetap dicari oleh kepolisian dan detektif, tapi tidak banyak, hanya beberapa, dan itu pun sangat dekat dengan pihak-pihak sekolah"
Haru mengangguk "Jadi kamu menyelidiki kasus itu?" Tanya Haru yang sejak awal melihat Hiro berada dikelas dia sudah mengira tentang ini
"Mungkin bisa dibilang begitu"
"Jadi...mau menyelidiki bersama?" Tanya Haru, tapi Hiro terdiam cukup lama
"Aku tidak percaya padamu, Haru"
***
Hari ini ada pelajaran olahraga dan beruntungnya kali ini bagian olahraga renang, hal yang paling ditunggu-tunggu Haru. Bukan karena dia ingin melihat anak kelas perempuannya memakai baju renang--well mungkin itu salah satunya, tapi alasan utamanya karena dia memang menyukai olahraga ini
"Seksi banget Kiyoko"
"Tapi Mina lebih Imut, bro"
"Intinya Rei lebih mantap"
Haru hanya memasang wajah datar dan berjalan santai ke kolam renang yang sudah terdapat banyak perempuan di sana saat mendengar teman-teman laki-laki sekelasnya sedang membicarakan tubuh mereka yang kini sedang memakai baju renang sekolah yang tampak cukup terbuka.
Tapi tatapan Haru terfokus pada Hiro yang masih memakai seragam. Hiro duduk cukup jauh dari tepi kolam
"Lagi sakit?" Tanya Haru setelah duduk di samping Hiro, dan gadis itu melirik tajam, dia lebih jutek dan lebih dingin sejak pertemuan mereka kemarin malam "Kalo sakit mending ke UKS aja" lagi-lagi Hiro meliriknya tajam, seolah dia merasa bahwa Haru sedang mengusirnya "Aku nggak ngusir kok"
"Aku nggak sakit, tapi nggak suka baju renangnya, terlalu terbuka"
Haru mengangguk pelan "Apa karena tanda aneh di bagian paha atas?" Setelah menanyakan itu Haru mengutuk dirinya sendiri, dia tidak tahu mengapa dia menanyakan hal aneh seperti itu pada Hiro, dan itu pasti membuat Hiro semakin membencinya "Maksud aku---"
"Kamu tau tentang tanda itu?"
Eh? Haru terdiam. Dia semakin terkejut. Dia hanya aja saja menanyakan tentang tanda aneh itu karena dia juga memiliki tanda itu. Tanda luka seperti cap dari besi panas, dan dia tidak menyangka bahwa secara tidak langsung Hiro mengatakan bahwa dia juga memiliki tanda aneh itu
"Aku juga punya"
"Coba ku lihat"
Haru menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri "Jangan disini" bisik Haru pada Hiro, membuat gadis itu mengangguk. Hiro langsung berdiri dan menarik tangannya "Hiro, mau kemana?" Tanyanya, padahal dia sudah tau bahwa Hiro akan mengajaknya ke tempat sepi untuk dia memperlihatkan tanda itu. Tapi hal itu bukankah membuat mereka terlihat mencurigakan?
Akhirnya Hiro menghentikan langkahnya
"Perlihatkan cepat"
"Iya, tapi---"
"Tanda itu ya? Aku juga punya"
Ucapan Haru terpotong lagi. Salah satu teman laki-laki sekelasnya yang bertubuh cukup tinggi itu menghampiri mereka. Dan Hiro dengan cepat mendekati laki-laki itu. Haru menebak bahwa Hiro akan melemparkan serangan---dan ya! Gadis itu mengarahkan pukulannya pada ulu hati, tapi kali ini laki-laki itu bukan hanya menghindar---seperti Haru--- tapi juga menyerang balik
"Siapa?" Tanya Hiro singkat setelah mereka selesai saling menyerang dan menghindar itu
"Hisao Nagahara. Salam kenal"
KAMU SEDANG MEMBACA
H6 Team
General FictionTentang 6 murid yang menyelidiki kasus penculikan di sekolahnya yang seolah begitu di tutup-tutupi dan di wajarkan oleh sekolah