Bayangin aja di chap ini, Harry sama Louis pake baju kek gini pas main FIFA PlayStation nanti. Okay, Happy reading, guys!
°Louis's POV°
Aku ingat betul dimana Harry menyatakan perasaannya padaku. Betapa manis kata katanya. Betapa tampannya ia saat itu. Betapa bahagianya ia ketika aku menerima cintanya. Itu akan kuceritakan di chapter selanjutnya. Haha. Lalu apa yang akan kuceritakan kali ini? Okay, here it is.
*Flashback*
°Louis's POV°
Day off. Dari pagi hari sampai malam hari seperti ini aku hanya bisa berdiam diri di kamar hotel. Sepi sekali. Dan juga amat membosankan. Zayn pergi berkencan dengan Perrie Edwards -salah satu personil dari Little Mix yang juga merupakan tunangannya-, Liam pergi mengunjungi keluarganya di Wolverhampton, Niall pergi mengunjungi keluarga dan sahabat karib lamanya di Mullingar. Sedangkan aku hanya bisa bermain game FIFA untuk PS 3 di kamarku. Ah, andai saja Harry tidak pergi ke pesta temannya di Holmes Chapel. Pasti suasana disini tidak akan sepi seperti ini.
"Tokk.. Tokk.. Tokk.."
Tiba tiba saja seseorang mengetuk pintu kamarku. Siapa ya? Aku berjalan malas menuju pintu dan membukanya."Harry?!" Ucapku terkejut.
"Hello, Louis." Ucap Harry sambil tersenyum manis.
"Kau sudah kembali? Bukankah kau akan menginap beberapa hari di Holmes Chapel?" Tanyaku.
"Aku tidak jadi menginap di rumah orangtuaku karna tweet ini. Jadi, aku kembali ke London khusus untuk orang ini. Tidak kusangka ia merindukanku. Sejujurnya, aku juga merindukannya." Balas Harry dengan senyuman manis sembari menunjukan layar ponselnya -ditunjukkannya mentionku di Twitter yang kutujukan pada akun Harry tentang aku yang kesepian hari ini-.
Awalnya sih aku hanya sekedar iseng namun sejujurnya aku memang benar benar kesepian, tapi ternyata Harry beranggapan serius dan kembali ke London. Bahkan, aku tidak menyangka kalau dia akan menggubris tweetku itu. Dasar Louis bodoh. Seharusnya kau tidak menulis tweet bodoh itu pada Harry. Batinku merutuki diriku sendiri.
Berikut isi dari tweetku pada Harry :
Louis Tomlinson @Louis_Tomlinson
"@Harry_Styles Hey, Harry. Kapan kau kembali? Aku kesepian. :-( Aku merindukanmu. xo." -xo itu simbol 'kiss and hug' ya-"Maafkan aku ya membuatmu kembali kemari dan tidak jadi menginap di rumah orangtuamu. Aku ini bodoh sekali ya." Ucapku sembari menunduk. Sungguh, aku merasa amat sangat bersalah. Harry mengangkat daguku.
"No problem. Aku senang bisa menemanimu disini. Sudahlah, tidak usah dipikirkan dan merasa bersalah seperti itu. Lagipula sebenarnya, aku kembali karna keinginanku sendiri." Ucap Harry dengan senyuman manis, lagi.
"Baiklah. Ayo, masuk. Biar kubawakan tasmu. Keliatannya berat sekali." Tambahku cepat serta membalas senyumannya dan menggendong ransel yg ada dipunggungnya.
Ia masuk lalu duduk dengan posisi kedua kakinya yang direntangkan kedepan di karpet lembut berwarna biru dongker -tempat dimana aku bermain PS tadi-.
"Oh iya. Ini. Kubawakan roti untukmu." Ucapnya tersenyum manis sembari memberikan kantong berisi beberapa roti.
"Ah ya. Thanks, Harry." Ucapku lalu tersenyum manis dan menerima roti pemberiannya. Ia membalas senyumanku dengan manis.
"Kau bermain game FIFA sendirian?" Tanya Harry lalu melihat layar TV yang menampilkan game FIFA dengan tulisan 'Game Over' dan mengambil salah satu joystick PS.
"Iya. Zayn, Niall, Liam dan kau pergi. Jadi, aku bermain mode single." Ucapku menjelaskan lalu menggigit serta mengunyah bagian roti terakhir pemberian dari Harry dan menelannya lalu meneguk habis air dalam gelas dan menaruh gelasnya di atas meja.
"Ayo, main! Sudah lama aku tidak bermain game FIFA." Ajak Harry sembari menarik erat lengan kiriku sampai aku jatuh terduduk di atas pahanya. Aku dan Harry saling berpandangan begitu lama.
Setelah lama berpandangan, kami tersadar. Aku segera bangkit dan duduk di sampingnya. Shiz. Aku jadi salah tingkah seperti ini. Hey tunggu. Pipi Harry memerah padam. Haha ada apa dengannya? Sepertinya ia malu.Kami mulai bermain game. Rasa canggung menyelimuti kami berdua sejak kejadian tadi. Tapi rasa canggung itu segera pergi dari diri kami berdua. Di saat permainan sudah cukup lama kami mainkan, kami saling berteriak histeris. Haha. Kalian pasti akan tertawa jika melihat tingkah konyol kami berdua saat itu. Dan kami bermain game FIFA semalaman. Sampai akhirnya, kami tertidur dengan posisi aku dan Harry saling bersenderan pada tepi ranjang dan kepalaku bersender di pundak Harry.
*******
Sinar matahari menerangi penglihatanku. Aku terbangun lalu melihat ke sampingku. Pria tampan dengan rambut ikalnya masih tertidur lelap rupanya. Kepalanya bersender di pundakku. Aku menatapnya dalam sambil tersenyum. Aku mengelus lembut pipinya. Kemudian ia terbangun. Aku segera menyingkirkan tanganku. Ia mengedipkan matanya beberapa kali lalu melihatku dan tersenyum.
"Hey, Morning. Sudah pagi ya?" Ucapnya lalu mengangkat kepalanya dari pundakku dan bangkit dari posisinya. Aku mengangguk. Kemudian aku turut bangkit lalu mematikan Televisi yang semalaman menyala.
"Uhm- Terima kasih untuk semalam ya, Lou. Permainan FIFA yang sangat seru dan menyenangkan. Aku sampai tertidur di kamarmu. Haha. Aku ke kamarku ya. Bye." Ucap Harry lalu mengambil ranselnya dan pergi keluar dari kamarku. Aku hanya menatapnya dari kejauhan.
°Harry's POV°
Aku keluar dari kamar Louis dan masuk ke kamarku. Aku melepaskan kedua sepatu Vansku lalu berbaring telentang di atas ranjang dan melipat kedua lenganku di bawah kepalaku sebagai bantal sembari menatap langit langit kamarku.
Malam yang menyenangkan. Aku ingat, semalam aku bermain game FIFA dengannya. Kami berteriak histeris ketika saling merebut bola dan mencetak gol. Aku tersenyum mengingat kejadian semalam. Dan aku ingat posisiku saat tertidur semalam -menyenderkan tubuhku ke tepi ranjang dan menyenderkan kepalaku ke pundak Louis-. Sungguh, posisi terbaik yang pernah kurasakan. Eh. Aku bilang apa barusan? Haha. Aneh sekali aku ini. Tapi apa mungkin aku menyukai Louis? Ya, kurasa aku memang menyukai Louis. Perasaan ini tumbuh sejak pertama kali aku bertemu dengannya. Apa sebaiknya kukatakan yang sebenarnya pada Louis? Apa mungkin dia juga merasakan hal yang sama denganku? Apa dia mau menerimaku? Apa aku sudah benar benar gila akan dirinya? Oh God. Please, help me.
Short. Sorry, I have no idea. But don't forget to leave some vomments yeooopppp. DON'T BE SILENT READERS, PLEASE. 300+ readers, anyway! Ahh, I'm so excited, really. Thank you a lot for reads and vomments. Love ya a lot, dear. ❤ #LarryIsOneHundredPercentREAL .A

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Triangle [Larry Stylinson]
FanfictionOur story. Two bandmates who loves each other. Forbidden in public. Even the world. But IT IS WHAT IT IS. Love comes anytime, anywhere, and to anyone. LOVE IS LOVE. Love never get wrong. Makes everyone blind. DO NOT COPY THIS STORY! Larry Stylinson...