Jealous, Eh?

217 16 3
                                    

°Louis's POV°

Aku bingung ingin bercerita tentang apa kali ini. Kau tahu kan, aku dan Harry sudah menjalin hubungan selama 5 tahun lebih. Banyak kejadian yang tak terduga terjadi selama 5 tahun terakhir itu. Tunggu. Aku jadi ingat saat seorang interviewer sempat menyentuh paha kiriku dihadapan Harry. Itu sekitar umm.. akhir 3 tahun lalu, kalau tidak salah. Apa kalian penasaran? Atau tidak sama sekali? Baiklah, akan kuceritakan. Jadi tolong baca dengan teliti ya.


*Flashback akhir tahun 2012*

°Harry's POV°

"Hey, kau sudah bangun? Sudah jam berapa ini? Cepat mandi! Kita ada acara interview jam 8, kan?" Samar samar aku mendengar ocehan Liam dari flat bus tour  kami. Masih pagi, sudah mengoceh saja. Hahaha. Batinku berkata.

"Iyaiya, aku tahu. Well, saat ini jam 7.17 a.m. 5 menit lagi ya? Aku masih mengantuk tahu." Lagi, samar samar aku mendengar suara Zayn mengeluh. Aku membuka kedua mataku lalu aku terduduk.

"Morning, Harry. Sarapan?" Ucap Niall yang tengah menikmati sarapannya di meja makan dekat dapur.

"Ah, ya. Nanti saja. Terima kasih." Ujarku cepat lalu bangkit dari dudukku. Aku mengambil handukku dan kulingkarkan dileherku lalu berjalan menuju kamar mandi. Aku membuka pintu kamar mandi dan melihat kedepan. Oh, astaga! Aku spontan menutup pintu, oh ralat, lebih tepatnya 'membanting'. Sungguh, aku tidak percaya atas apa yang kulihat barusan.

"HARRY STYLES!!!"

Teriak seseorang dari dalam kamar mandi. Louis.

"I'M SO SORRY, LOU!" Teriakku dari luar kamar mandi. Tiba tiba Zayn, Niall dan Liam tertawa dengan terbahak bahak.

"Hey, kenapa kalian tidak bilang kalau ada Louis di dalam?!" Seruku kesal. Seketika, mereka berhenti tertawa dan kembali melanjutkan aktifitas mereka.

"Kenapa kau tidak bertanya?" Ucap Liam dengan kedua alis tebalnya yang ia naik turunkan -seperti menggodaku- lalu tertawa lagi. Diikuti tawaan dari Zayn dan Niall. Aku hanya menatap mereka dengan tatapan datar.

"Dasar tukang mengintip." Ujar seseorang yang tiba tiba keluar dari kamar mandi dibelakangku sambil membenarkan handuk biru dongker di pinggulnya. Sudah pasti Louis.

"Eh? It- itu bukan salahku. Me- mereka tidak bilang padaku kalau kau ada didalam." Ucapku gugup dan menunduk malu. Pasti, pipiku merah padam sekarang. Zayn, Niall, Liam, awas kalian! Batinku geram.

"Hey, lihat! Pipinya memerah!" Ucap Zayn lalu tertawa terbahak bahak. Niall dan Liam tertawa, lagi dan lagi.

Aku berlari kecil menuju kamar mandi yang terletak tepat di belakangku lalu masuk dan mengunci pintunya. Masih saja terdengar dengan jelas suara tawaan mereka. Dasar menyebalkan. Batinku geram.


*******


°Louis's POV°

"Jadi, Louis Tomlinson-" Sang interviewer menggantungkan ucapannya. Dan tiba tiba saja menyentuh paha kiriku sekilas. Aku hanya terdiam sambil menatap interviewer itu. Harry terlihat tidak suka. Jealous, eh? Ia menatap interviewer tersebut dengan tatapan seolah 'Don't touch him. He's mine!' Haha. Lol.

"Bisa kau berikan sedikit bocoran untuk album selanjutnya?" Tambahnya cepat.

Harry terus menatap interviewer itu dengan tajam. Bahkan, lebih tajam dari sebelumnya.

"Well, kami akan memberikan nuansa musik yang agak berbeda dari album album sebelumnya. Di album ketiga kami nanti, akan banyak lagu dengan gaya musik rock dan dengan ritme yang agak cepat. Lagu lagu di album ini, kami tujukan untuk para penggemar kami dan para pencinta musik di luar sana." Jelasku panjang dan diakhiri dengan sebuah senyuman.

Lalu tiba tiba, Harry mendaratkan tangan kanannya ke paha kiriku -tepat dibagian yang interviewer tadi sentuh- lalu mengelusnya dengan lembut. Masih dengan tatapan tajam pada interviewer itu. Ahaha. Harry, Harry. Batinku tertawa.


*******


Setelah interview selesai, kami berlima dijemput oleh mobil Limo berwarna hitam sewaan dari pihak Modest!. Didalam mobil, Zayn duduk di samping kursi kemudi, Liam duduk bersebelahan dengan Harry dan bersebrangan dengan Niall. Sedangkan Niall duduk bersebelahan denganku dan aku duduk bersebrangan dengan Harry. Liam dan Niall tengah asyik berbincang. Kau tahu, ekspresi wajah Harry nampak tidak senang. Apa mungkin karna kejadian saat interview tadi?

"Argh! Apa apaan sih interviewer tadi! Menyentuh paha Louis seenaknya! Menyebalkan! Ingin rasanya kupukul wajahnya!" Seru Harry kesal. Semua mata tertuju pada Harry. Begitupun denganku.

"Sudahlah, Harry. Mungkin pria itu hanya ingin mengetes tingkat kecemburuanmu saja. Kau tau kan berita mengenai Larry Stylinson sudah beredar. Hahaha." Ujar Niall dengan kekehan kecil. Diikuti olehku, Zayn, dan Liam. Harry melipat kedua lengannya didada lalu memajukan bibirnya dan beralih menatap keramaian lewat jendela di sampingnya.

Lagi, lagi, selalu saja aku yang dipojokkan. Ugh. Menyebalkan. Batin Harry geram.



Heyoaa~ Balik lagi nih dengan part baru. Sorry bgt yak, gak pernah update. Btw gimana? Gak seru yak? Pendek BGT yak. Hehe maap yak. Lagi gak ada ide .-. Eh tapi jangan lupa tinggalin jejak yak. Vomments maksudnya :v Honestly, kutulis part ini udah lama, cuma butuh waktu yg tepat buat publish :v Berhubung sepi pembaca, 50+ reads ane langsung post next chapter :) Thank you a lot. All da' love .A

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Black Triangle [Larry Stylinson]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang