No Control

994 71 3
                                    

A/N : Kalian bayangin aja Louis sama Harry pas tahun 2011-2012.

[WARNING!]
THIS PART CONTAINS ADULT CONTENT. PLEASE, BE A WISE READER. You can leave it if you don't like this okay. I've done warn you. And for your information, multimed is SO FUCKIN' REAL. Believe it or die. Lmao :v Okay, happy reading, Larries. Hope ya guys like it.


°Harry's POV°

Sejak aku dan Louis menjalin hubungan khusus, Zayn, Niall dan Liam selalu menggodaku dan Louis. Ada saat dimana aku dan Louis dalam satu kamar. Then, we had no control. If you know what I mean :v :D Ingin tahu? Okay, tanpa banyak basa-basi. Here it is.

*Flashback*


°Harry's POV°

"Tokk.. Tokk.. Tokk.." Suara ketukan pintu terdengar begitu keras -sehingga mengganggu konsentrasiku yang tengah menonton iReal Football Match, pertandingan antara Real Madrid VS Manchester United-. Manchester United was my favorite football club, anyway. Well, saat ini jam menunjukkan pukul 01.35 a.m. Aku berjalan perlahan menuju pintu lalu membukanya.

"My Darling Lou? Ada apa?" Ucapku terkejut saat kuketahui Louis lah yang mengetuk ngetuk pintu kamarku.

"Boleh aku tidur di kamarmu?" Ucapnya dengan mata sayu -mengantuk- dan membawa selimutnya yang ia gulung di lengan kanannya. Aku menahan tawaku agar tawaku tidak meledak. Coba lihatlah kekasih serta calon suamiku ini. How cute he is! Awwh.

"Come in, Baby." Seruku pelan lalu menuntunnya masuk. Aku melirik kanan, kiri -memastikan tidak ada Simon, Paul, pihak Modest! , atau mungkin teman teman bandku-. Aku takut jika Simon serta Paul atau pihak Modest! akan mengetahui soal ini. Hubungan kami bisa hancur berantakan.

Louis berjalan sempoyongan menuju sofa merah tua yang terletak di ujung kamarku lalu segera berbaring diatas sofa tersebut. Aku menghampirinya lalu berkacak pinggang di hadapannya.

"Siapa yang menyuruhmu tidur di sofaku, huh? Kau kan kekasihku. Aku tidak ingin badanmu remuk karna tidur di sofa seperti ini." Ucapku dengan nada 'sok' kesal lalu menggendong Louis dengan gaya bridal ke atas ranjangku. Aku mematikan Televisi dan lampu utama kamarku lalu menyalakan lampu tidur di atas meja bufet disamping ranjangku. Aku mulai melepaskan semua pakaianku lalu berbaring di samping Louis. Aku langsung memeluk tubuh ramping, atletis, dan seksinya.

"Good night, My DarlLou. Have a nice dream, Baby. Love you a lot." Ucapku pelan lalu mengecup keningnya lembut dan memeluknya lebih erat lagi. Louis hanya bergumam tidak jelas. Kurasa, dia sudah tertidur lelap. Dan akhirnya, aku tidur sambil memeluknya erat.

*******

°Louis's POV°

"Uhh-" Ucapku terbangun ketika sinar matahari menerangi penglihatanku. Aku merasa sebuah tangan memelukku dengan erat. Aku mengikuti arah tangan itu. Harry. Aku menatapnya. Oh iya, aku lupa bahwa semalam aku menumpang untuk tidur di kamarnya. Dasar Louis bodoh. Batinku merutuki diriku sendiri.

Ia terlihat jauh lebih tampan dan cute saat sedang tertidur. Oh. My SweetHaz. Betapa beruntungnya aku bisa memilikimu. Aku berbalik menghadapnya lalu mengelus pipinya lembut. Ia menggeliat kecil lalu mulai membuka matanya. Ia menatapku dan tersenyum kecil.

"Morning, My SweetHaz." Ucapku sambil tersenyum manis lalu bangkit dari posisiku. Harry mengubah posisinya menjadi duduk. "Morning too, My DarlLou." -Darling Louis- Ucapnya tersenyum dengan mata yang masih agak menutup.

"Morning kiss?" Ucap Harry dengan senyuman dan mata yang terpejam. Lalu Harry menutup horden kamarnya yang setengah terbuka.

Kemudian membuka lebar kedua lengannya -agar aku datang menghampirinya lalu menciumnya-. Dengan cepat, aku melompat kecil menuju ranjang dan menghampiri Harry lalu mencium bibirnya. Harry memegangi belakang leherku. Sedangkan aku meremas rambut ikalnya akibat sensasi yang berdesir hebat di tubuhku. Ciuman kami semakin panas. Aku mendorong pelan tubuhnya agar kembali terbaring. Aku berada di atasnya namun kemudian Harry mengubah posisinya menjadi diatasku. Aku mulai membuka baju piyamaku, sedangkan celananya kubiarkan. Aku merasakan sesuatu dibawah sana. Oh shiz. His curls. Aku mendesah panjang.

"Ohh- Do you like it, Honey?" Ucap Harry menggodaku. "Yeahh- C'mon. Gimme more, Baby." Ucapku lalu memegang pinggang Harry.

Harry mulai turun menciumi leherku. Dan meninggalkan beberapa love bites disana. Aku mendesah lagi dan lagi.

"Sshhh- Pelankan suaramu, Honey. Aku tidak mau membangunkan yang lain." Ucapnya dengan suara lembut. Aku hanya tersenyum dengan mata yang terpejam -menikmati apa yang sedang dia lakukan padaku-.

Tiba tiba seseorang mengetuk pintu kamar Harry cukup keras. Aku dan Harry sontak terkejut dan terpaksa harus memberhentikan aktifitas menyenangkan ini.

"Kita lanjutkan lagi nanti." Ucapku lalu bangkit dan memakai kembali baju piyamaku yang tergeletak di lantai. Harry pun memakai pakaiannya -dengan ditutupi selimutnya agar tubuh bagian bawahnya tidak terekspose olehku-. Aku mengambil CD game FIFA ku yang tertinggal di kamar Harry beberapa hari yang lalu. Aku berjalan cepat menuju pintu kamarnya dan membukanya.

"Louis?! What the hell are you doing here?!" Ucap Simon terkejut melihatku yang tiba tiba keluar dari kamar Harry dengan tatapan yang sinis. Uh. Aku benci sekali dengan tatapannya yang seperti itu.

"Just fell asleep here after played FIFA with him last night." Ucapku seraya menunjukkan CD game FIFA ku yang tidak sengaja tertinggal dikamar Harry. Simon hanya mengangguk. Aku harus berbohong menggunakan kaset ini. Habis mau bagaimana lagi? Tidak mungkin kan aku mengatakan hal yang sebenarnya? Batinku berkata.

"Now, go take a bath. We have to go to an interview and a photoshoot." Ucap Simon dengan tegas. Aku mengangguk mengerti dan segera berjalan menuju kamarku, membuka pintunya lalu menutupnya.

Aku menghela nafas panjang. "Untung saja tidak ketahuan." Ucapku lega lalu bergegas mengambil handuk dan segera mandi.






How is it? It's long enough right? Haha. Maaf kalo ada kata yang typo dan kata kata yang tidak berkenan. So, let's leave some vomments. Thanks you. Kalo kalian tanya siapa yg bottom dan siapa yg jadi top disini, well aku bakal pilih Louis jadi bottom dan Harry jadi top. Okay, bye. All the love. A

Black Triangle [Larry Stylinson]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang